22. Aku ingin membuatmu menjadi milikku

1.4K 171 14
                                    

"Lama tak berjumpa, Aera-ssi." ucap pria bermata indah itu.

Aera tak menggubrisnya. "Aku harus pulang sekarang, Jun. Senang bertemu denganmu lagi." katanya yang ditujukan untuk Jun.

Seungcheol menahan Aera yang hendak pergi. "Bisa kita bicara sebentar?"

"Chesonghamnida! Aku harus pergi."

"Bahkan kau tidak mau meluangkan waktumu barang lima menit?"

"Maafkan aku." Aera memaksa melepas tangan Seungcheol, lalu pergi begitu saja.

Sesampainya dirumah, Aera langsung menjatuhkan badannya di sofa. Ia memijat kepalanya karena apa yang ia hadapi hari ini. Kenapa dari berjuta-juta warga Korea, Aera harus kembali bertemu dengan Seungcheol. Pria yang membuatnya jatuh Cinta sekaligus sakit hati di saat yang sama. Kalau boleh jujur, Aera belum bisa melupakannya. Belum sepenuhnya. Hanya beberapa kenangan yang sudah berhasil ia lupakan berkat bantuan Joshua pastinya.

"Aku pulang!" suara Joshua membuat lamunan Aera buyar. Saat melihat Aera, segera Joshua menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Joshua khawatir.

Aera menggeleng. "Tidak apa-apa."

"Jangan mencoba untuk membohongiku, Aera. Apa ada sesuatu yang menganggumu?"

"Tidak, Josh. Aku baik-baik saja." jawab Aera sembari tersenyum.

"Apa ada kendala untuk acara besok?"

Aera kembali menggeleng. "Tidak ada. Tidak perlu khawatir seperti itu, Josh." kata Aera sedikit terkekeh karena wajah Joshua sangat khawatir.

"Tentu saja aku khawatir. Aku ti--"

Omongan Joshua terhenti karena Aera memeluknya dengan erat.

"Tidak perlu khawatir, Josh. Aku benar-benar tidak apa-apa." kata Aera.

Akhirnya rasa penasaran Joshua berkurang. "Haah... Arraseo. Aku hanya tak mau melihatmu sedih." katanya balas memeluknya.

"Terimakasih karena selalu ada kapanpun aku butuhkan, oppa."

Joshua sedikit terkekeh. "Aku agak asing mendengarmu memanggilku 'oppa'! Tapi tak apa. Aku senang mendengarnya."

                            .......

Malam ini adalah malam bersejarah bagi karier Aera. Karena untuk pertama kalinya, ia akan mengadakan fashion show untuk karya-karyanya.

Ia sudah cantik dengan balutan dress panjang berwarna hitam mewah disertai tatanan rambut yang sederhana, namun membuatnya tambah cantik.

Ia berdiri menyambut para tamu yang sengaja Aera undang untuk melihat serangkaian busana yang ia design dengan tangannya sendiri.

Aera tersenyum senang saat melihat Jun dengan gagahnya datang menghampirinya. Namun senyum itu tak berlangsung lama, saat ia melihat Seungcheol berada di samping Jun.

"Wah, kau cantik sekali Aera." kata Jun. Ia melihat Aera dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Terimakasih sudah datang."

"Hey, aku harus datang. Temanku sekarang sudah menjadi designer terkenal. Benar kan hyung?"

Seungcheol hanya mengangguk sekilas.

"Ternyata kalian datang."

Suara itu membuat tiga orang itu menoleh.

Joshua segera merangkul pinggang mungil Aera. "Aku mencarimu kemana-mana. Ternyata kau disini." katanya.

"Aku harus menyapa tamuku." kata Aera.

"Wah, apa kalian berkencan?" tanya Jun.

"Bahkan kami akan segera menikah." jawab Joshua asal.

"Josh!"

"Pastikan kalian berdua datang ke pernikahan kami ya. Aku akan memberikan undangan spesial untuk kalian berdua." kata Joshua lagi.

Disamping Jun, Seungcheol sudah terlihat sangat kesal. Ia tau bahwa saat ini, Joshua sedang meledeknya. Kalau saja ini bukan acara penting, mungkin Joshua sudah dihabisi olehnya.

"Ayo kita masuk. Show-nya akan segera di mulai." ajak Joshua.

Fashion show ini berjalan sangat lancar. Para tamu-tamu penting sangat menikmati karya-karya Aera yang di peragakan oleh model profesional. Entah harus mengucap syukur seperti apalagi Aera saat ini. Salah satu cita-citanya, tercapai malam ini.

Aera sangat gugup di akhir acara dimana ia diharuskan untuk berjalan diatas catwalk.

"Ayo, kau sudah di tunggu." kata Joshua.

"Aku gugup sekali." ucap Aera.

Joshua terkekeh. "Tenanglah. Aku ada disampingmu." kata Joshua. "Ayo." ajaknya lagi. Ia mengambil ancang-ancang dengan sedikit melebarkan lengannya untuk menggandeng Aera.

Dengan ragu, ia mengaitkan tangannya diantara lengan Joshua.

Mereka berdua berjalan dengan senyuman di wajah mereka diiringi musik yang melantun dan juga gemuruh tepuk tangan dari para tamu.

Mereka tampak serasi. Wajah cantik yang dimiliki Aera seolah semakin cantik dengan adanya Joshua disampingnya.

Berbeda dengan Seungcheol yang duduk dengan wajah yang menegang saat melihat mereka berdua. Seungcheol sangat membenci Joshua. Bahkan jika membunuh tidak akan kena hukuman, mungkin dia sudah membunuh Joshua saat ini juga.

Joshua mengambil microphone dari MC. Itu membuat Aera bingung karena itu tidak di rencanakan.

"Kau mau bicara apa?" tanya Aera.

Namun Joshua, hanya tersenyum manis.

"Selamat malam! Pertama-tama, saya mewakili Aera mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh tamu dan juga teman-teman yang sudah menyempatkan datang ke acara berharga ini. Pagelaran ini adalah impian Aera saat berada di Perancis bersama saya. Saat ditawarkan untuk membuatnya di Perancis, Aera menolaknya. Ia lebih memilih untuk melakukan itu di negara kelahirannya, Korea Selatan. Ini bukan hal mudah bagi Aera. Saya tau betul bagaimtan pengorbanannya selama belajar di Perancis. Waktunya,  tenaganya, semuanya ia korbankan demi mencapai cita-citanya." kata Joshua yang membuat Aera tersenyum.

Perlahan, ia melepas gandengan Aera. Kemudian ia merogoh kantung jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah.

"Untuk itu, di hari specialnya ini, aku ingin semuanya menjadi sangat istimewa." Joshua berlutut. Suara gemuruh sorakan dari para tamu terdengar jelas di telinganya.

"Apa yang kau lakukan Josh?" tanya Aera kaget sekaligus gugup.

"Aera, dihari bahagiamu ini, aku ingin mengatakan semuanya. Aku mencintaimu. Aku ingin membuatmu menjadi milikku, menemaniku hingga aku mati, dan menjadi ibu dari anak-anakku. Maukah kau menikah denganku?" tanya Joshua seraya memperlihatkan sebuah cincin berlian dari kotak merah itu.

"Joshua."

"Aku ingin mendengar jawabanmu sekarang. Aku akan terima apapun jawabanmu meskipun itu adalah sebuah penolakan." kata Joshua lagi.

"Wah aku tak menyangka Joshua hyung sangat romantis." celetuk Jun.

"Diam atau mulutmu akan ku sumpal dengan sepatuku." ancam Seungcheol yang membuat Jun diam.

"Josh, haruskah kau melakukan ini disini?" tanya Aera lagi. Ia malu, senang, dan juga sangat gugup.

Joshua hanya terkekeh dan memberi isyarat agar Aera segera menjawabnya.

Aera terdiam sesaat. Namun kemudian ia mengangguk. "Ya, aku mau menikah denganmu."

Tbc.

Gay Or Nay → C.S.CWhere stories live. Discover now