15. Kau membuatku kaget

1.5K 199 7
                                    

"Eoh, kau kalah. Kau harus kuhukum." suara Jun sangat senang saat karakter yang di mainkan Aera turun ke bagian paling rendah.

Aera sudah kembali menjadi sekretaris Seungcheol. Tentu saja awalnya Seungcheol menolak karena gengsi. Namun karena Jun merajuk selama beberapa hari, akhirnya Seungcheol menyetujuinya. Hanya Jun yang bisa menaklukkan gengsi Seungcheol yang sangat besar itu.

"Aahh.. Kenapa aku kalah terus?" keluh Aera.

Mereka sedang bermain ular tangga di sela jam istirahatnya. Bukannya di pakai untuk makan, mereka memilih menghabiskan waktu makan siangnya dengan bermain.

"Kau harus ku hukum. Hmm? Apa ya?" Jun berfikir.

Belum sempat Jun melanjutkan, mereka berdua di kejutkan suara Joshua.

"Aera-ssi?"

Panggilan itu membuat keduanya menoleh lalu berdiri dan membungkuk untuk menyapa. Yang disapa, hanya tersenyum sembari sedikit menundukkan badannya.

Baik Aera maupun Jun terkejut saat tiba-tiba saja Joshua memeluk Aera dengan tenang.

"Aku merindukanmu." kata Joshua.

"Apa yang kalian lakukan di kantorku?"

Dengan sekuat tenaga, Aera menjauhkan badannya mendengar suara Seungcheol.

"Kau tidak pernah bercerita kalau Aera sudah kembali." kata Joshua pasa Seungcheol.

Seungcheol tak menggubrisnya. "Jika kalian ingin bermesraan, carilah tempat lain. Aku hanya mengijinkan orang yang ingin bekerja disini."

"Benar juga. Bagaimana kalau ki---"

"Hyung!" Jun memotong. "Ada keperluan apa?" sambung Jun.

"Ah aku hampir lupa." sahut Joshua. Kemudian ia menoleh ke arah Seungcheol. "Aku ingin membahas proyek kita kemarin. Apa kau ada waktu? Tentu saja ada. Ayo masuk ke ruanganmu." Joshua melenggang masuk seenaknya.

"Pria gila." ucap Seungcheol menyusul Joshua.

"Kau tidak apa-apa kan, Aera?" tanya Jun.

Aera menoleh, kemudian mengangguk mengiyakan. "Tidak apa, Jun."

........

"Ya tuan?" ucap Aera saat ia menerima panggilan khusus dari ruangan Seungcheol.

"Aku ingin bicara padamu. Keruanganku sebentar." kata Seungcheol.

"Baik tuan." saat menutup teleponnya, Aera segera masuk keruangan Seungcheol.

Tok tok tok

"Tuan memanggil saya?"

"Masuklah. Aku ingin bicara padamu." kata Seungcheol. Ia bangkit dan beralih ke sofa. "Duduk." titah Seungcheol yang langsung di ikuti oleh Aera.

"Ada apa tuan?"

"Bisakah kau tidak bermesraan dengan Joshua di kantorku?" nadanya sangat ketus. Terkesan kesal, namun ia menahannya.

Pertanyaan Seungcheol tadi membuat Aera kaget.

"Maksud anda?"

"Ya. Kau dan Joshua. Jika kalian memiliki hubungan khusus, jangan mengumbarnya di depanku. Aku benci itu."

"Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud anda, tuan."

"Seperti yang kau tau, ini adalah kantor. Dan seperti yang kau tau juga, kantor adalah tempat bekeja untuk berkencan. Dan seperti yang kau tau juga, aku sudah bilang untuk tidak memakai kata 'anda' padaku."

"Tunggu, maksudmu aku dan Joshua berkencan?"

"Apa lagi?" Seungcheol balik bertanya.

"Aku tidak berkencan. Kalau kau tidak percaya, kau bisa tanya Jun."

"Untuk apa? Aku tidak perduli itu." katanya dengan senyuman senang.

"Kenapa tersenyum?"

"Terserah aku. Suasana hatiku sedang baik sekarang." katanya yang masih tersenyum tak jelas.

"Lalu kenapa kau bilang seperti tadi?"

"Ya aku hanya bilang kalau kantor bukan tempat yang tepat untuk berkencan. Apa aku salah?" nada bicaranya kali ini lebih santai.

"Kau harus tau kalau Joshua bukan pria yang terbaik untukmu."

"Lalu siapa yang terbaik untukku?"

"Tentu saja aku!" Seungcheol terkejut dengan jawabannya barusan. "Maksudku, pria sepertiku. Yang baik, perhatian, dan juga kaya." katanya menjelaskan.

"Tapi Jun lebih baik darimu."

"Lalu kau menyukai Jun?"

"Sepertinya iya." jawab Aera santai.

"Silahkan saja. Tidak ada yang melarangmu." nadanya kembali berubah menjadi ketus. "Sudah sana keluar. Aku sedang tidak dalam suasana hati yang baik." sambungnya.

"Aneh sekali. Padahal tadi kau bilang sedang dalam mood yang baik."

"Sudahlah. Cepat keluar. Aku sedang kesal." usir Seungcheol yang membuat Aera terkekeh.

......

Sore hari mereka sudah siap untuk pulang.

"Aera, maaf aku tak bisa mengantarmu. Aku harus menyerahkan laporan ini pada Joshua hyung." kata Jun.

"Tidak apa Jun. Aku bisa pulang bersama kakakmu, iya kan tuan?" tanya Aera pada Seungcheol.

Kedua pria di depan Aera sama-sama terkejut.

"Aku?" Seungcheol memastikan.

Aera mengangguk santai. "Kita ada di jalur yang sama kan? Kenapa tidak pulang bersama saja?"

"Benar juga. Yasudah kalau begitu. Aku titip Aera. Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa." kata Jun yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Seungcheol dan Aera sudah berada di mobil untuk perjalanan pulang. Seperti biasa, Seungcheol memilih untuk menyetir mobilnya sendiri dibandingkan dengan memakai jasa supir pribadi.

"Apa kau lapar?" tanya Seungcheol.

"Tidak! Kenapa?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya memastikan."

"Menurutmu, jika aku menerima cinta Jun bagaimana?" tanya Aera tiba-tiba.

"Apa? Maksudmu Jun sudah menyatakan cinta padamu?" nada bicara Seungcheol meninggi.

"Aahh suaramu kencang sekali." kata Aera menutup telinganya.

"Jawab aku Aera. Apa dia sudah menyatakan cinta padamu?" kali ini Seungcheol serius.

"Belum."

"Mwo? Lalu kenapa kau bilang begitu?"

"Aku hanya bertanya. Apa tidak boleh?"

"Aarrgghh... Kau membuatku kaget." kata Seungcheol memukul kemudi.

"Kenapa?"

"Aku kira........" omongannya terjeda. "Sudahlah lupakan saja." sambungnya.

"Ayolah. Katakan padaku. Kau kenapa?"

"Ah molla molla. Aku kesal padamu."

Tbc.

Gay Or Nay → C.S.CWhere stories live. Discover now