05. "Apa kau mempunyai kekasih?"

1.8K 238 2
                                    

"Aera! Aera-ssi."

Suara Seungcheol barusan membuat lamunan Aera buyar. Pikirannya yang menyuruhnya untuk mengajak Seungcheol berkencan langsung hilang begitu saja.

"Ya tuan?" sahutnya. "Kenapa berhenti?"

"Aku lupa sesuatu. Tadi seharusnya aku menawarkan kerja sama yang besar saja. Ah, aku tidak kepikiran." kata Seungcheol kesal.

Aera bernafas lega. Ternyata, kalimat yang ia pikirkan tidak terucap sama sekali.

"Tapi yasudahlah. Nanti ia juga pasti akan datang pada kita. Benar kan?"

Aera hanya mengangguk serta tersenyum kaku.

"Kau kenapa?"

"Apa tadi saya mengatakan sesuatu, tuan?"

Seungcheol mengerutkan keningnya karena bingung. "Sesuatu? Tidak. Kau hanya memanggilku, 'tuan?' begitu." kata Seungcheol menirukan suara Aera.

"Hanya itu? Tidak yang lain?"

"Sepertinya tidak. Memang kenapa?"

"Ah tidak tidak."

"Yasudah." Seungcheol kembali menginjak gas pergi dari tempat itu.

Ada perasaan lega di hati Aera karena ia tidak bicara apapun pada Seungcheol barusan.

......

Pagi ini Aera harus kembali lagi ke kantor. Padahal tadi malam ia sampai dirumahnya sudah larut malam. Tapi itu semua tidak membuat Aera malas ataupun terlihat lelah. Ia masih semangat datang ke kantornya. Terbukti, sesampainya ia di kantor- senyumnya tak berhenti mengembang.

"Apa kau sedang bahagia?" pertanyaan Jun tadi membuat Aera menoleh.

"Ah ternyata kau." ucap Aera yang di sambut senyuman oleh Jun.

"Apa yang membuatmu bahagia?" tanya Jun sembari menempelkan kartu pegawainya agar pintu bisa terbuka.

"Hmm.. Banyak hal. Salah satunya, bisa bekerja disini." jawab Aera.

Jun memencet tombol lift yang akan membawa mereka ke lantai paling atas.

"Apa bekerja disini salah satu impianmu?" tanya Jun lagi.

Aera mengangguk mengiyakan. "Impian terbesarku." jawabnya di akhiri dengan senyum.

Saat pintu lift terbuka, mereka berdua masuk.

"Hmm Jun. Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Aera.

"Ya. Tentu saja."

"Kau sudah punya kekasih?"

Jun sedikit terkejut dan menoleh ke arah Aera.

"Ah, mianhaeyo. Bukan maksudku untuk lancang." kata Aera lagi.

"Tidak apa. Aku hanya terkejut saat ada wanita yang menanyakan hal ini padaku." kata Jun. "Aku tidak punya kekasih. Seperti yang kau tau, delapan puluh persen hidupku harus kuhabiskan bersama tuan Choi. Tapi aku senang. Bekerja dengan tuan Choi membuatku bahagia dan merasa puas." lanjut Jun.

Dengan jawaban Jun yang seperti itu, Aera makin yakin kalau mereka berdua adalah pasangan Gay.

"Hmm.. Apa kau tidak berniat mencari kekasih?" tanya Aera.

"Aku tidak yakin ada wanita yang mau berkencan denganku kalau mereka tau aku yang sebenarnya." jawab Jun.

"Setidaknya, kau bisa mencoba mencarinya."

"Entahlah. Saat ini aku sedang nyaman dengan tuan Choi." sahut Jun.

Tepat saat itu, pintu lift terbuka.

"Lalu, bagaimana dengan tuan Choi? Apa dia mempunyai kekasih?" tanya Aera menyamakan langkahnya dengan Jun.

"Setauku belum. Tuan Choi sepertinya sudah tidak tertarik dengan wanita." kekehnya.

"Tapi Jun....."

"Ngomong-ngomong, kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti ini? Kau penasaran akan sesuatu?" tanya Jun memotong pembicaraan Aera.

"Tidak! Hanya saja aku penasaran." jawab Aera.

"Kau akan tau yang sebenarnya suatu saat nanti, nona." ucap Jun seraya tersenyum.

Aera tersenyum kaku. Sebenarnya ia tidak ingin tau yang sebenarnya.

"Bersiaplah. Sebentar lagi tuan Choi akan datang." titah Jun.

"Ya. Aku keruanganku dulu." pamit Aera.

Jun benar. Tak lama kemudian, Seungcheol datang. Ia tampak sangat tapi dengan pakaian kantornya. Kemeja, dasi serta jas yang serasi membuat kadar ketampanannya semakin bertambah.

"Nanti sepulang bekerja, kita harus main lagi. Tapi tidak sekasar waktu itu. Badanku terasa remuk kemarin." kata Seungcheol pada Jun.

Jun nampak terkekeh. "Baiklah tuan. Kemarin Saya benar-benar di luar batas."

"Pastikan kau membawa baju gantimu. Aku tidak mau kau pulang dengan baju yang penuh dengan keringat." kata Seungcheol.

"Selamat pagi, tuan." Aera menyapa dengan sopan.

"Oh ya. Selamat pagi." balasnya. "Siapkan laporan hasil rapat kemarin. Aku ingin mengevaluasinya." titah Seungcheol.

"Saya sudah persiapkan, tuan."

"Bagus. Nanti bawa keruangan saya." katanya. "Ah iya! Karena aku sedang dalam kondisi hati yang baik, nanti siang kita bertiga harus makan siang bersama." kata Seungcheol dengan menoleh ke arah Jun dan Aera bergantian.

"Sepertinya saya tidak bisa ikut, tuan." kata Aera.

"Kenapa? Aku tidak suka penolakan. Apapun yang terjadi, kita harus makan bersama." kata Seungcheol yang langsung masuk ke ruangannya.

"Ikuti saja apa maunya." bisik Jun.

......

Aera merasa dirinya terjebak diantara kedua lelaki yang sudah duduk di depannya, menyantap makanan dengan lahap. Berbeda dengan Aera yang sama sekali tak bernafsu makan barang nasi sebutir pun.

"Ah iya, kemarin aku memikirkan sesuatu. Aku akan membuat sebuah perjalanan menyenangkan khusus untuk pegawai. Aku ingin semua karyawanku berlibur tanpa memikirkan pekerjaan. Bagaimana menurut kalian?" tanya Seungcheol.

"Saya, bagaimana baiknya saja tuan." kata Aera.

"Uuuu... Bos kita yang satu ini memang patut di acungi jempol." ucap Jun.

"Ini semua berkatmu." kata Seungcheol di akhiri tawa.


Tbc.

Gay Or Nay → C.S.CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang