Taeyong dengan segala imagine mengenai sang Jung tampan menjadikannya tak bisa menolak sentuhan manis yang sudah seperti candu baginya.
.
.
.
.
.
jangan ngaku polos kalo udah baca ini...
kalo gak nyaman bisa liat work ku yang straight kok!
.
.
.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jan kangen ya. Aku sayang kalian. Walau tak ternilai dimatamu. *anjir ngegas 🤣
Taeyong mengelus perutnya yang datar. Pandangannya hanya terpaku ke arah Jaehyun yang sibuk memilah-milah pakaian untuk Taeyong. Lalu, ia mengeluarkan hoddie yang sepertinya, agak kebesaran itu. Jaehyun sudah lama tak memakainya. Jadi, ia pikir akan memberikannya pada Taeyong.
"Sayang, ini baju buat kamu. Dipakai, ya! Biar debay nya gak kedinginan!" seru nya. Jaehyun menghampiri Taeyong. Laki-laki itu masih sibuk melamun.
"Ada apa, sayang? Gak suka sama hoddie nya?" tanya Jaehyun. Taeyong menggeleng. Namun, masih belum mau bersuara.
"Kamu kenapa, sih? Kamu kaget, ya?" Taeyong langsung menegakkan tubuhnya, Jaehyun terkesiap.
"Hyung." Taeyong menatap tajam ke arah Jaehyun. Jaehyun malah cengar-cengir gak jelas. "Iya, sayang?"
Taeyong menghela napas, "Harusnya, ini gak terjadi. Kita, kan hanya-"
"Kamu gak suka kalo kamu hamil? Gak mau nikah sama aku? Gak cinta sama aku?" Taeyong langsung merasa bersalah. Bukan, itu yang ia maksud! Ia hanya ingin mengatakan jika, ia hamil dan Jaehyun menikahinya, bagaimana dengan pendapat orang-orang mengenai dirinya dan Jaehyun? Taeyong hanya takut jika mereka akan diremehkan oleh semua orang. Dipandang sebagai seorang yang menjijikkan. Dan satu hal lagi, harga diri Jaehyun serta martabatnya sebagai pemimpin pasti juga akan turun di mata anak buahnya. Taeyong hanya tak mau Jaehyun akan direndahkan oleh semua orang.
"T-tidak begitu, papa! Taeyong cuma-"
"Apa kau merasa jijik dengan dirimu sendiri? Kau jijik melihatku, juga?"
Taeyong menggeleng, Jaehyun beranjak dari kasur. "Kalau begitu, kita bisa menggugurkannya."
"PAPA!! KUMOHON, JANGAN!" Taeyong terisak, tangannya menarik lengan Jaehyun. Secara tak sengaja, dengan sekali hempas tangan Jaehyun tak sengaja menampar Taeyong.
PLAKKK!!
Taeyong merasakan panas di kulitnya. Jaehyun langsung berbalik, melihat bekas tamparannya. "T-Taeyong, kau tak apa? Maafkan aku." Jaehyun langsung merengkuh tubuh kurus itu. Memeluknya dan terisak di ceruk leher Taeyong. Mengelus punggung Taeyong. "Maafkan aku, Taeyong. Aku tidak sengaja melakukannya." Taeyong masih terisak, Jaehyun masih menyalahkan dirinya sendiri.
"Maafkan aku juga, papa hiks! Bukan itu yang mau aku katakan! Papa salah paham." Taeyong menggenggam tangan kekar Jaehyun, sang dominan hanya melihatnya saja. "Taeyong hanya pengen bilang ini,.....
