Sparkling

19.9K 1.7K 149
                                    


Jaehyun menggenggam erat tangan yang berinfus itu.

Air matanya jatuh seketika melihat istrinya yang biasanya galak, jadi harus terbaring lemah di bangsal.

Suara tawa dan canda si mungil harus tertunda sejenak karena, kejadian yang tidak menyenangkan ini.

Jaehyun telah melakukan hal yang fatal. Menurutnya.

Masih dengan perasaan yang sama. Masih dengan ketakutan yang sama. Masih dengan raut muka yang sama.

Dan, masih dengan keyakinan yang sama ia menunggu sang mungil.
Kembali ke pelukannya lagi seperti dulu dan menawarinya kebahagiaan lainnya. Bersama anak dikandungan Taeyong. Menjadi keluarga bahagia.

Jaehyun akan menancapkan hal ini dalam otak kecilnya yang dalam. Jika ia berjanji tidak akan membuat sang mungilnya menangis lagi.

Apalagi, saat dirinya tengah hamil.

Itu akan mempersulit dirinya sendiri.


Mark hanya bergeming. Memandangi ayahnya sendiri yang seperti mayat hidup. Wajah itu tampak pucat pasi, dan tatapannya kosong. Seperti orang yang sudah siap bunuh diri.

Mark hanya berjinjit meraih gagang pintu dengan tangan mungilnya. Tiba-tiba, tangan besar itu melingkupi dirinya dan membawa tubuhnya ke atas dada sang ayah. "Mark mau kemana? Mommy sedang sakit."

"Markeu au main, Dad. Cama Echan." Jaehyun menggeleng, "Kau tidak mau menunggu Mommy siuman?"

Mark masih berpikir sejenak. Ia juga iba dengan ibunya sendiri. Jadi, ia akan memilih tinggal dengan ibunya.

"Api, Daddy belikan Markeu es kim dulu. Lasa semangka!" Jaehyun mengangguk. "Baiklah, ayo pergi sama-sama. Sembari mau belikan Mommy biskuit regal sama susu beruang." Mark berteriak senang.

.
.
.
.
.

Taeyong mengenakan pakaian yang sangat cantik ala kerajaan. Ia tengah berkaca dengan bayangannya. Memandangi sosoknya yang nampak sangat cantik rupawan seperti seorang ratu bangsawan.

Namun, pertanyaannya dimana ia sekarang? Ini bukanlah Seoul.


"Yang Mulia, Raja dan Pangeran Muda sudah siap di singgahsana."

Taeyong menoleh ke arah seorang wanita dengan pakaian putih ber celemek hitam. Ia tersenyum.

"Baiklah, aku akan segera kesana."



Taeyong mengangkat pakaiannya tinggi-tinggi. Dengan sepatu kacanya yang menimbulkan bunyi yang anggun. Semua pelayan membungkuk padanya. Dan, segera gerbang berlapis emas itu terbuka......


"Ratu Kerajaan Matriach telah sampai!" teriakan itu sontak membuat semua undangan, terutama kedua orang penting disana ikut menoleh.

"Kemarilah, sayang."

Jantung Taeyong bergetar saat mendengar suara berat yang sangat memikat itu. Jiwanya seakan tertarik untuk berlari ke pelukan pria tersebut.


"Sayang, Markeu~" langkah mungilnya terus berlari ke arah mereka.



Ia masih terus berlari di atas bentangan karpet merah itu. Banyak orang yang memandanginya kagum.


KissMark|| Jaeyong ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang