Level 17

23.1K 1.2K 57
                                    

Inspirated from Level 16
But with another story

Semua anak yang berlalu lalang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Mereka sedang mempersiapkan diei untuk pertarungan peningkatan level tertinggi, yaitu level 17. Dimana mereka akan menjadi agent tetap dan akan dipercaya menjadi kaki tangan para pejabat-pejabat kelas atas.

"Jeno sunbae, menurutmu apakah kita akan berhasil?" tanya seorang perempuan kecil mungil di sebelahnya. Jeno hanya bergeming, ia menyiapkan pelurunya.

"Lebih baik kita lakukan apa yang menjadi pilihan terbaik kita." jawab Jeno mantap. Saat ini, Jeno beranjak usia 15 tahun di level nya yang ke 16.

Ia sudah bisa menyelesaikan levelnya yang ke 15 dengan mudahnya. Sementara, sang gadis ia adalah anak baru yang bertepatan 2 bulan setelah Jeno loncat level. Saat ini, sang gadis berumur 13 tahun.

"Baiklah, aku akan mengikuti saranmu. Jeno sunbae." jawabnya dengan senyuman cerahnya.

.
.
.

Semua berkumpul di Red Area. Dimana pertarungan paling ditunggu-tunggu akan segera dimulai.

Beberapa anak lainnya sedang menoleh ke arah Jeno. Dimana Jeno dikenal dengan nama, Red Hunter.

Jeno terkenal bengis jika berada di Area ini. Bahkan, tak segan-segan ia hampir membunuh temannya sendiri.

Dan, ia adalah petarung ulung yang handal.

Pritttt!! *suara peluit dari pelatih berbunyi, anak-anak segera berbaris rapi menghadap sang pelatih.

"Baiklah, petarung akan ditentukan oleh kartu merah. Pihak yang mendapat kartu merah dapat memilih siapa yang akan menjadi lawannya. Jika sang pemilik kartu merah kalah, maka ia harus turun level. Dan, jika sang terpilih menang ia akan naik level 17. Yaitu, level terakhir. Dan, akan di latih secara khusus oleh kami." ujar sang pelatih.

Semua anak nampak berbisik satu sama lain. Perempuan mungil itu menyikut lengan Jeno.

"Sunbae, kau yakin?" Jeno hanya menoleh dan mengangguk.

"Kalian bisa tenang?" suara interupsi itu menyadarkan mereka dari keramaian yang tidak perlu.

"Apa kalian sudah siap?" semua anak merapikan postur tubuh mereka. Layaknya seorang tentara teladan.


"Siap! Kami siap, Kapten Huge!"

.
.
.

Sudah tiga babak berlalu. Masih belum ada yang mau menjadikan Jeno sebagai lawannya. Ia juga belum mendapat kan giliran untuk mengundi kartu selanjutnya.

"Oh, aku dapat kartu kuning lagi Sunbae!" perempuan mungil pasrah akan keadaan. Dimana kartu kuning artinya, kau harus menunggu seseorang menunjukmu menjadi lawannya.

Jeno masih dalam keadaan mode tenang. Ia hanya melihat sekitar.

Jeno lantas akan beranjak pergi dari sana. Namun, suara itu membuatnya terhenti melangkah.

KissMark|| Jaeyong ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang