#2: Zhang Xiuhuan, Anak Nakal

3.3K 329 4
                                    

Paman Ping merebus banyak kentang berukuran besar di dalam panci. Dan ketika Zhang pulang, dia segera menyajikannya di atas meja makan berukuran kecil yang hanya cukup untuk menempatkan satu piring hidangan berukuran sedang. Pendapatan Paman Ping tidak sebesar pendapatan ketiga Paman Zhang yang lain, namun Zhang tidak pernah mengomentari kentang buatan Paman Ping yang membosankan. Dan dibandingkan dengan menolaknya, Zhang justru melahap setengahnya seorang diri, tanpa lupa menyisahkan setengahnya lagi untuk Paman Ping.

"Apa kau mencuri lagi hari ini?" tanya Paman Ping setelah melihat ukuran kantong baju Zhang yang hampir robek akibat tidak kuat menampung beberapa keping koin emas hasil penjualan senjata milik Paman Wei dan Paman Tao.

Zhang tidak suka berbohong, dan dengan polosnya mengangguk di hadapan Paman Ping tanpa perasaan bersalah serta mulut yang terus bergerak untuk mencerna kentang. "Aku tidak mengambilnya dari gedung pertahanan, aku mengikuti perkataanmu Paman Ping! Mulai sekarang aku berhenti mencuri di tempat itu!"

Mendengar pengakuan dan kata-kata yang terdengar serius dari kedua bibir tipis Zhang, Paman Ping diam-diam meraih kipas kayu yang selalu dirinya sembunyikan di balik bantal kapuk yang di duduki. Ekspresinya terlihat seperti tidak keberatan dengan cara berpikir Zhang, namun semenit kemudian tidak lagi. Karena merasa sangat kesal, Paman Ping mulai memukul badan Zhang menggunakan kipas lipat kayu sebanyak lima puluh kali sekuat tenaga sembari mengutuk, "Anak nakal! Berhentilah membuat kepalaku berdenyut! Berhentilah mencuri dan membuat orang lain merasa rugi! Apakah aku pernah mengajarimu? Apa kau tidak puas membuatku malu di hadapan orang-orang! Apa kau baru akan berhenti setelah kematianku?"

"Paman berhentilah! Berhenti memukulku! Kipas itu sangat menyakitkan!" Zhang berusaha menghindar dari setiap pukulan yang Paman Ping arahkan padanya. Dia bahkan sampai berlari mengelilingi rumah itu sebanyak tujuh kali dengan beberapa sisa kunyahan kentang yang belum tertelan menuju lambung. "Paman, aku tahu kau sudah tua, tapi kekuatanmu! Kau membuatku kesakitan!"

Paman Ping tidak mendengarkan Zhang. Dia terus memukuli keponakannya hingga seorang pengantar pesan datang untuk memberikan sebuah gulungan merah berstempel Raja kepada Zhang.

"Sekarang apa yang kau lakukan? Apa Raja memberikanmu perintah untuk bunuh diri karena membuat keributan di Kerajaan?" Paman Ping tidak benar-benar mengharapkan hal itu terjadi pada Zhang, namun membesarkan Zhang selama delapan belas tahun bukan hal yang mudah untuk dilakukan seorang diri.

Zhang menggeleng. Dengan kepala terangkat dan nada suara yang terdengar angkuh, Zhang mulai mencari tempat untuk duduk sebelum membacakan isi gulungan merah yang ada di kedua tangannya dengan keras kearah Paman Ping, "Zhang Xiuhuan! Dengan datangnya gulungan berisi titah ini, datanglah ke kantor pengawasan Ibu Kota dan terimalah jabatanmu se..ba..gai Penga-" berlahan suara Zhang mulai menghilang.

Mendengar apa yang Zhang baca menggunakan mulut dan apa yang Paman Ping perhatikan dengan kedua matanya sendiri, Pria berusia tiga puluh empat tahun itu tertawa keras. Zhang dengan cepat menutup gulungan di tangannya, kemudian meleparkan gulungan itu dengan wajah memerah akibat malu. "Paman Qibo berbohong padaku!"

"Selamat! Berkat Paman Qibo, sekarag kau bukan lagi seorang pengangguran yang akan mencuri barang-barang milik orang lain menggunakan kedua tangan kecilmu itu!" Paman Ping memeunggut gulungan yang Zhang lempar, kemudian membawa masuk benda itu ke dalam rumah untuk di simpan. Ini pekerjaan pertama Zhang, bagaimana mungkin Paman Ping tidak menyimpan gulungan itu dengan sangat baik?

"Aku tidak ingin bekerja seperti Paman Ping!" protes Zhang.

Paman Ping mengangguk, mengingat ini bukan pertamakalinya Zhang mengatakan hal semacam itu di depannya secara terang-terangan. "Paman Qibo menuruti keinginanmu, dia tidak berbohong. Dia selalu memanjakanmu, ingat?"

"Tidak! Tidak dengan yang satu ini! Paman Qibo berbohong! Dia menjebakku! Aku lebih baik menjadi pengangguran dibandingkan dengan menjadi Pengawas Rendahan di Ibu Kota!" Zhang berdiri dari posisi duduk, kemudian menghentak-hentakkan kedua kaki panjangnya ke atas tanah dengan kasar. Zhang mungkin sudah berusia delapan belas tahun, namun kebiasaan kecilnya sama sekali tidak mudah untuk dihilangkan dalam waktu singkat.

"Bukankah harusnya kau tetap bersyukur?" Paman Ping tidak lagi terlihat di sekitaran Zhang, namun suaranya tetap terdengar sangat jelas dari dalam rumah. "Setelah mencuri dari gedung pertahanan, menghajar banyak pegawai keamanan, membuat masalah di ruang sidang Kerajaan dan sampai mencuri pedang milik Pamanmu, mereka bahkan masih memeberikan keponakan nakalnya pekerjaan dengan mudah."

Zhang mengintip ke dalam rumah, kemudian dengan kedua pipi yang dikembungkan seperti balon, pemuda itu memukuli dinding rumah yang terbuat dari kayu sekeras mungkin, "Bagaiamana Paman Ping tahu? Apa Paman Qibo yang menceritakannya? Apa kalian sengaja bersekongkol untuk menjebakku!"

"Berhenti memukuli dinding atau bangunan ini akan runtuh dan menguburku hidup-hidup!" Paman Ping dengan cepat keluar dari dalam rumah, kemudian dengan kipas kayu disalah satu tangannya, dia berhasil membuat Zhang menghentikan rengekannya.

"Sudah aku bilang! Aku ingin menjadi Kepala Pegawai Pemerintahan seperti Paman Qibo dan Paman lainnya! Bukan menjadi Pengawas Rendahan seperti Paman Ping! Aku tidak mau!" setelah Paman Ping menyimpan kembali kipas kayunya, Zhang kembali merengek, namun kali ini sembari memeluk pinggang pria paruh baya itu dengan sangat erat.

Paman Ping mendengus. "Jika kau sangat menginginkannya, itu mustahil!" bukannya berniat menjatuhkan semangat muda milik Zhang, namun Paman Ping berusaha untuk menyadarkan pemuda nakal itu dari bermimpi terlalu jauh. "Semua orang mengenalmu sebagai anak yang nakal! Jika kau bukan keponakan dari orang-orang besar, menjadi Pengawas Rendahanpun juga akan sulit untukmu! Lagipula bukankah aku sering mengingatkanmu untuk berhenti berulah? Sekarang kau menerima balasannya."

Zhang menggeleng. "Bahkan ketika aku mencuri dari Raja, Raja sama sekali tidak memberikan hukuman apapun dan justru memberikan sebuah pedang yang sangat bagus untukku! Bukankah itu berarti perbuatanku sangat wajar untuk dilakukan oleh remaja?"

Paman Ping mengerutkan keningnya kearah Zhang. Dia mendengarnya dengan sangat jelas namun masih merasa ragu. "Katakan sekali lagi, kau mencuri dari siapa?"

Menyadari dirinya baru saja membocorkan sebuah rahasia besar yang selama ini ditutupi, Zhang segera mengunci mulutnya menggunakan kedua tangan di hadapan Paman Ping. Namun bukannya berhasil terhindar dari amukan Paman Ping, Zhang justru masuk ke dalam masalah yang baru.

"Apa yang kau curi dari penguasa besar negara ini?" suara Paman Qibo terdengar. Paman Qibo sangat jarang menunjukkan emosinya, dia satu-satunya Paman yang tidak pernah memberikan Zhang hukuman seperti Paman-Paman yang lain. Namun dari ekspresinya kali ini, Zhang benar-benar sedang berada di dalam masalah besar.

"Aku tidak mengatakan apapun," Zhang berusaha untuk berbohong. Namun dari ekspresinya, semua itu terlihat sangat buruk di kedua mata Paman Ping dan Paman Qibo. "Aku hanya bercanda! Ya! Hanya bercanda, ha ha ha."

"Ping!" panggil Paman Qibo.

"Aku akan mengambilkanmu rotan, tunggu di sini." sahut Paman Ping.

"Tidak! Tidak! Jangan rotan Paman! Aku mohon!" Zhang buru-buru menahan kepargian Paman Ping dan pergelangan tangan Paman Qibo secara bersamaan. Zhang mungkin tidak takut pada apapun karena dia memiliki kemampuan yang sangat mengagumkan dalam bersembunyi ataupun kabur dan melawan, tetapi tidak untuk kedua Paman di hadapannya.

"Aku akan melakukan apapun, tetapi tidak dengan rotan! Aku mohon!" kali ini Zhang meletakkan kedua lututnya di atas tanah. Dia sangat bersungguh-sungguh atas ucapannya, dan dengan hanya melihat hal tersebut Ping dan Paman Qibo menjadi luluh.

"Hm!" Paman Qibo berdehem, menyadarkan Paman Ping dari lamunan singkatnya yang cukup dalam. Hanya dalam waktu singkat, Paman Qibo sudah mendapatkan sebuah keputusan yang cukup baik untuk Zhang, "Aku ingin kau bersumpah atas nama Dewa di hadapanku dan Ping!"

"Bersumpahlah untuk berhenti mencuri! Berhenti membuat ulah dan mulai bekerja di dalam tahanan bersama Paman Ping sebagai Pengawas Rendahan! Kau harus melayani Raja dengan baik dan melindunginya apapun yang terjadi!" tambah Paman Qibo. Pada bagian terakhir mungkin bukan tanggung jawab Zhang sebagai Pengawas Rendahan, namun untuk alasan pribadi, Paman Qibo memasukkannya.

"Atas nama Zhang Xiuhuan, aku bersumpah memenuhi semuanya!"

ROYAL SECRETS【M-PREG】/【COMPLETE】【BUKAN NOVEL TERJEMAHAN】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang