Sinopsis:
Zhang Xiuhuan seorang anak laki-laki yang sangat nakal. Hidup bersama Paman Ping yang bekerja sebagai pengawas rendahan tidak membuatnya merasa cukup. Ketika Zhang meminta pekerjaan layak kepada tiga Pamannya yang memiliki kekuasaan (Paman...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Diwei mendapati tubuh tidak bernyawa Qing dan Yu di tempat yang tidak jauh dari kamar utama Shen. Merasa khawatir, dia segera melangkahkan kedua kakinya untuk kembali menemui Jiayi. Namun sebelum Diwei melangkah masuk ke dalam kamar Shen, Jiayi sudah lebih dulu menemukan Diwei. Jiayi tidak terlihat baik-baik saja, kondisi tubuhnya terlihat sangat memprihatinkan. Terutma ketika Diwei menyadari beberapa tetes darah terus mengalir dan mengotori lintasan yang Jiayi pijak.
"Selir Hong menghianatiku dan aku membunuhnya." ucap Jiayi dengan suara yang lemah.
Diwei mengeratkan kedua tangannya hingga menyerupai batu yang keras, kemudian melihat dengan nanar kearah kamar Shen yang kedua pintunya tertutup rapat. Jika saja Jiayi tidak membunuh Selir Hong, maka Diweilah yang akan membunuh wanita itu menggunakan pedangnya.
"Diwei," panggil Jiayi dengan salah satu tangan meraih pergelangan hanfu milik Diwei. "Apa aku melakukan kesalahan yang besar? Apa Shen melakukan kebenaran? Apa semua orang akan menghianatiku seperti Selir Hong? Apa kau juga akan melakukannya? Apa kau akan-" terputus.
"Aku tidak akan melakukannya." potong Diwei dengan suara yang tegas.
Jiayi tersenyum tipis. Diwei bisa saja membohonginya, namun Jiayi memutuskan untuk mempercayai perkataan itu hingga pemberontakan ini berakhir. "Dimana Qing dan Yu?" tanya Jiayi setelah mengamati sekelilingnya.
"Mereka gugur." jawab Diwei dengan ekspresi datar.
Ekspresi Jiayi terlihat sedih. "Apakah anak itu yang melakukannya?"
Diwei berlahan mengangguk. "Qing gugur dengan tusukan pedang di dadanya, sedangkan Yu melakukan bunuh diri di sebelah tubuh adiknya."
Jiayi melihat kearah langit malam, menahan nafasnya selama beberapa detik, kemudian berkata dengan suara yang berbisik, "Tolong sampaikan salamku pada Shu."
