#30: Kembalinya yang Mati

2.9K 186 7
                                    

Jiayi berhasil menerobos di antara prajurit setia Kerajaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jiayi berhasil menerobos di antara prajurit setia Kerajaan. Sementara kelompoknya terus berusaha untuk membunuh lawan, Jiayi kini menaiki puluhan anak tangga menuju pintu masuk Isatana dengan langkah yang cepat -berlari. Kedua mata Jiayi tidak luput dari menatap wajah sedu yang kini Paman Qibo tunjukkan padanya. Namun tanpa sedikitpun menunjukkan kelemahan, Jiayi mulai menebas pedangnya secara brutal dan tidak berirama kearah Paman Qibo.

Paman Qibo dengan mudah menangkis gerakan demi gerakan yang Jiayi tujukan padanya. Tidak ingin kalah di hadapan Shen yang terus melihatnya dari dalam pintu Istana, Paman Qibo mulai mengerahkan seluruh kemampuan berpedangnya hingga pedang Jiayi terlempar jauh menuju krumunan prajurit yang ada di halaman Clang! Ketika Paman Qibo ingin mengakhiri duel itu dengan menusuk dada kiri Jiayi menggunakan pedangnya, Zhang lebih dulu menarik tubuh Jiayi untuk mundur ke belakang.

Zhang terlalu mengkhawatirkan Jiayi, hingga dia lupa untuk melindungi dirinya sendiri dari tusukkan pedang Paman Qibo. Tidak lagi memiliki pedang maupun baju pelapis yang merekat di tubuh, Zhang yang melihat pergerakan pedang Paman Qibo hanya mampu menutup kedua matanya dengan rapat di hadapan pria paruh baya itu. Sementara Paman Qibo tidak dapat menarik gerakan pedangnya, Shen segera merampas busur dan anak panah milik prajurit yang saat ini berdiri di sebelahnya. Shen mengarahkan tiga anak panahnya kearah pedang milik Paman Qibo dan Clang! Pedang Paman Qibo terlempar jauh seperti pedang milik Jiayi.

"Berhenti sampai disana!" suara nyaring Shen menggema hingga halaman Istana. Semua orang mendengar perintah itu, dan secara serentak menghentikan setiap pertempuran yang tengah berlangsung, kemudian melihat kearah pintu masuk Istana -tidak hanya prajurit Paman Qibo, tetapi juga kelompok pemberontak.

Shen melihat lurus kearah Paman Qibo dengan tatapan nanar. Menyadari amarah Shen, Paman Qibo segera menundukkan pandangannya menuju tempat kedua kakinya berpijak -lantai. Tidak cukup sampai disana, Paman Qibo mulai menaikkan kedua lengannya sejajar dada, kemudian merendahkan tubuhnya di hadapan Shen dengan bersujud.

Zhang yang merasa aneh, mulai membuka kedua matanya yang tertutup. Dia tidak menemukan darah maupun pedang yang menancap pada salah satu dadanya, tetapi pemandangan dimana Paman Qibo tengah merendahkan dirinya di hadapan pintu masuk Istana. Zhang yang penasaran, mulai melihat kearah pintu masuk Istana dan tanpa sengaja kedua matanya berada pada satu garis dengan tatapan Shen yang memakai stelan hanfu sederhana berwarna biru. "Kau Paman yang waktu itu.." gumam Zhang.

Shen tidak mendengar ucapan Zhang, tetapi membaca pergerakan bibir pemuda itu. Dan setelah Zhang mengakhiri perkataannya, Shen mulai tersenyum tipis dengan anggukkan kecil, seolah-olah memberikan sebuah jawaban 'Ya' pada Zhang yang mulai mengingat sesuatu di dalam kepalanya.

Shu kecil yang berusia tiga tahun kerap kali melarikan diri dari pengawasan Jiayi dan Diwei. Hingga pernah pada suatu hari dirinya tersesat di dalam hutan dan tidak dapat kembali ke rumah. Ketika hari semakin gelap kala itu, Shu kecil mulai merasa takut dengan pemandangan asing di sekelilingnya, Shu kecil yang tidak mampu mengingat apapun menggunakan otak cerdasnya mulai menangis sekeras mungkin sembari memanggil nama Jiayi dan Diwei. Namun bukan Jiayi atau Diwei yang datang menghampirinya, tetapi seorang pria asing yang baru pertama kali dilihatnya.

ROYAL SECRETS【M-PREG】/【COMPLETE】【BUKAN NOVEL TERJEMAHAN】Where stories live. Discover now