#10: Bebasnya Jiayi

1.9K 216 4
                                    

Jiayi keluar dari ruangan bawah tanah yang sudah mengurungnya selama beberapa tahun. Langkah Jiayi terlihat santai, bersama keempat pengikut setianya mereka menuju pintu keluar penjara. Saat Jiayi mencapai lantai dasar, matanya terpaku pada Zhang yang masih berdiri tegak melawan Yong. Tidak biasanya Yong mengalami kesulitan untuk menghabisi lawan di depan matanya, kecuali jika Yong memang sedang ingin bermain lebih lama. Namun ketika mengingat kondisi dan situasi saat ini, tidak mungkin Yong menunda waktu untuk keinginan yang egois itu.

"Yong!" panggil Weida dengan tatapan yang nanar. Dia pernah menjadi seorang Biksu selama beberapa tahun untuk meneruskan tradisi keluarga, namun sifat tidak sabar yang Weida miliki, membuat pria itu terusir dari kuil yang telah membesarkannya. Membunuh orang tua sendiri karena menolak untuk mengabdikan diri di bawah kaki Raja, Weida bahkan mampu melakukan hal yang lebih kejam dan tidak berperasaan. "Menyingkir!"

Yong mendengar ucapan Weida, tetapi bukannya benar-benar menyingkir dari pertarungan melawan Zhang, keduanya justru melakukan kolaborasi untuk mengalahkan pemuda delapan belas tahun yang sudah hampir kehilangan kesadaran itu. "Hyaaa!!!"

Tombak Yong hampir menembus perut Zhang, namun pemuda itu dapat menangkisnya menggunakan kipas kayu yang Paman Ping berikan. Zhang berniat menyimpan kipas kayu itu dengan baik, tetapi karena terdesak, Zhang hampir menghancurkannya dalam pertarungannya melawan Yong dan Weida. Gerakan Zhang tidak terlalu mulus, masih terlihat kaku, namun tetap layak dikatakan seperti tarian Pedang Naga yang biasanya selalu Jiayi dan Diwei gunakan untuk berlatih sekaligus menghibur bayi Shu ketika menangis.

"Jiayi," panggil Diwei dengan suara yang rendah, seperti berbisik. "Serahkan sisanya pada mereka. Sebaiknya kita segera mencari Permaisuri dan menghabisi nyawanya!"

Jiayi melihat kearah Diwei, kemudian kembali lagi kepada Zhang. Seperti memiliki magnet yang sangat kuat, setiap pergerakan Zhang mampu membuat Jiayi tertarik dengannya. Dan jika saja Zhang tidak menunjukkan tekat yang besar untuk melawan dan setia atas nama Raja, mungkin saat ini Jiayi sudah menawarkan Zhang kesempatan untuk bergabung ke dalam kelompok pemberontak.

"Jiayi," panggil Diwei dengan salah satu tangan merangkul pundak Jiayi -agar mengikutinya keluar dari tempat itu secepat mungkin. "Permaisuri sedang berada di ruangannya!"

Jiayi mengangguk, kemudian mengikuti tarikan Diwei. Ketika hampir sampai dan keluar dari pintu di depannya, Zhang tanpa berpikir melempar kipas kayunya kearah pintu. Kipas yang dilempar hancur, sedangkan pintu yang hampir kebuka kembali tertutup rapat. Melihat hal itu, Jiayi tersenyum lembut, terutama ketika beberapa kenangan di masa kecilnya kembali berputar seperti kaset rusak -abstrak, namun jelas.

Jiayi tertawa, memutar tubuhnya, kemudian melihat kearah Zhang yang masih berada di dalam pertarungan bersama dua orang kepercayaannya -Yong dan Weida. Yong terluka, Zhang yang hanya menggunakan kipas kayu mampu merobek bahu kanannya cukup dalam.

"JANGAN KABUR! KALIAN MEMILIKI AKU SEBAGAI LAWAN TANGGUH DI SINI! AKU AKAN MENGALAHKAN KALIAN SEMUA DENGAN TEKNIK BERPEDANGKU! TERUTAMA KAU JIAYI! AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU DAN MENGAKHIRI PEMBERONTAKAN!" sembari menghindar dari serangan bertubi Weida yang bersifat fatal dan serangan tombak Yong yang lincah, Zhang sesekali mencuri pandang kearah Jiayi yang menertawakannya dengan keras.

"Berpedang?" Jiayi melihat kearah kakinya, mencari kipas kayu milik Zhang, kemudian mengambilnya dengan tangan kiri. Awalnya Jiayi terlihat tidak peduli dengan kipas itu, tetapi ketika menggenggamnya dengan erat, dia merasa ada sesuatu yang familiar disana. "Dari mana kau mendapatkan benda ini?"

Zhang mendecih. "Haruskah kita melakukan percakapan berisi ramah tamah di saat yang seperti ini? Apa kau gila? Ah tidak! Aku yang gila karena telah meladenimu berbicara!" Yong terus menghunuskan tombaknya, sedangkan Weida secara bersamaan mengincar letak jantung Zhang, merasa terjepit, Zhang menghempaskan tubuhnya secepat mungkin keatas tanah penjara itu dengan keras, BUK!

ROYAL SECRETS【M-PREG】/【COMPLETE】【BUKAN NOVEL TERJEMAHAN】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang