#24: Yang Dilupakan dengan Mudah

1.4K 157 3
                                    

"Selir Hong kehilangan nyawanya." ucap Paman Qibo di hadapan Shen.

Shen mendesah panjang. "Jiayi membunuhnya?"

Paman Qibo menganggukkan kepalanya dengan sopan kearah Shen.

"Bagaimana dengan Zhang? Apa anak itu masih hidup?" tanya Shen.

"Setelah mengalahkan banyak musuh, termasuk orang-orang kepercayaan Jiayi.." suara Paman Qibo berlahan terdengar tidak yakin. Dia secara tiba-tiba memikirkan apa yang seharusnya tidak dipikirkan dalam situasi seperti ini.

"Kau baru saja memikirkan sesuatu." tebak Shen.

Paman Qibo menurunkan kedua tangannya, kemudian menatap lurus kearah Shen tanpa sedikitpun menunjukkan rasa hormat. "Untuk anak seusianya, Zhang bisa saja menyerah pada hidupnya. Dia-" terputus.

"Memilih untuk mati." potong Shen. Dia tidak bodoh, sebagai seorang Raja yang memimpin suatu negara, Shen memiliki insting dan kecerdasan yang sangat baik. Bahkan sebelum Paman Qibo mengatakan hal itu, Shen sudah lebih dulu memikirkannya berulang kali.

Paman Qibo mengeratkan tangan kanannya di balik lengan hanfu yang panjang. Dia berusaha untuk menahan amarahnya di hadapan Shen. "Tidak bisakah-" terputus.

"Kau memintaku untuk mengakhiri permainan ini?" potong Shen dengan ekspresi merendahkan. "Memasukkan Jiayi dan Shu ke dalam kekacauan, apa kau pikir aku menganggap semua rencana ini sebagai permaianan!!" tatapan Shen berlahan menjadi nanar bersamaan dengan suara yang terus meninggi dan dipenuhi oleh penekanan.

BRUK! Shen mendorong meja yang berada di depannya hingga jatuh berguling ke anak tangga terakhir, melepaskan mahkotanya, kemudian membanting benda itu dengan keras ke arah lantai hingga rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. "Jika aku tidak memikirkan rakyatku! Jika aku tidak memikirkan kalian para pejabat! Dan jika aku tidak memikirkan tanggung jawabku sebagai penerus Kerajaan ini! Aku akan memilih peperangan dengan Kerajaan Utara! Membiarkan Kerajaan ini hancur dan.." Shen tiba-tiba menghentikan ucapannya. Dia tersulut oleh kemarahan dan terlalu banyak mengatakan kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulutnya. Menyadari kesalahan itu, Shen mulai menunjukkan ekspresi linglung di hadapan Paman Qibo. "Dan aku tidak bisa melakukannya demi kepentingan pribadiku."

Shen mengatur pernafasannya yang terengah, mendudukkan tubuhnya kembali ke atas kursi pemimpin Kerajaan, kemudian memijat keningnya yang berdenyut. "Dimana Permaisuri? Apa kalian sudah menemukannya?"

Paman Qibo mengangkat kembali kedua tangannya, mendundukkan tatapan, lalu berbicara dengan sopan kearah Shen. Tidak biasanya Shen menunjukkan emosi yang seperti itu di hadapan siapapun. Dan sebagai orang pertama, Paman Qibo sedikit merasa puas karena telah menyerahkan Jiayi kepada pria yang tepat. "Permaisuri dalam perjalanan menuju tempat pertemuan."

*****

ROYAL SECRETS【M-PREG】/【COMPLETE】【BUKAN NOVEL TERJEMAHAN】Where stories live. Discover now