#21: Duka dan Dendam

1.5K 178 6
                                    

Wajah Jiayi memerah. Dia tidak menemukan Shen sejak pagi dan Shen tidak kunjung datang ke kamarnya hingga malam tiba. Jiayi beberapa kali menanyakan hal tidak masuk akal ini kepada Selir Hong, namun bukannya mendapatkan jawaban yang memuaskan, seorang prajurit penghianat tiba-tiba datang menghampiri Jiayi dengan informasi yang tidak menyenangkan.

Jiayi menghancurkan kamar Shen, kemudian dengan marah membunuh prajurit yang telah menyampaikan kabar kepada dirinya. Jiayi hanya terlambat satu malam, dan Shen sudah lebih dulu menyembunyikan dirinya dari bahaya beberapa jam yang lalu.

"Diwei!" panggil Jiayi dengan suara yang keras.

Diwei memasuki kamar Shen, melihat keadaan di sekelilingnya yang berantakan dan sebuah tubuh mati milik prajurut penghianat. "Jiayi.."

Jiayi menatap Diwei dengan nanar. "Aku ingin kau mendapatkan Shen sekarang juga!"

"Jiayi," Diwei berniat untuk menenangkan Jiayi. Namun belum sempat dirinya melangkah mendekat, Jiayi sudah lebih dulu mengusirnya dari kamar itu dengan cara menghunuskan pedang beberapa milimeter di depan mata kanan Diwei. Mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari Jiayi, Diwei hanya menghela nafas beberapa kali, kemudian segera melangkah keluar dari kamar itu.

"Selir Hong." Jiayi menyimpan kembali pedangnya, kemudian berbalik kearah Selir Hong. Dengan tatapan yang sama, Jiayi berkata, "Aku ingin kau menemukan keberadaan Shen dari orang-orang kepercayannya, menyusuplah diantara mereka dan-" kata-kata Jiayi menggantung ketika menyadari Selir Hong sedikit kehilangan foksunya.

Merasa penasaran, Jiayi segera membalikkan tubuhnya kearah yang Selir Hong lihat. Namun belum sempat Jiayi menemukan apa yang Selir Hong lihat, wanita itu sudah lebih dulu menyerangnya dengan sebuah pisau belati tepat pada bagian perut belakang. Jiayi yang terkejut mulai memejamkan kedua matanya rapat, menggenggam jari-jari tangan kananya hingga menyerupai bongkahan batu, kemudian memuntahkan darah segar beberapa kali bersamaan dengan batuk yang tertahan.

"Jiayi, maafkan aku.." ucap Selir Hong dengan kepala yang terus menggeleng ketakutan di belakang punggung ramping Jiayi. Jika saja Zhang tidak secara tiba-tiba muncul di antara percakapan mereka, Selir Hong mungkin masih dapat melakukan tugasnya sebagai mata-mata Kerajaan.

Jiayi berlahan membuka kedua matanya, kemudian terkekeh sembari melihat kearah pergelangan hanfu yang dirinya pakai untuk menyeka darah yang mengotori bibir. "Aku yang menyelamatkanmu dan keluargamu dari eksekusi.. apa kau melupakannya?"

Selir Hong mulai menangis diposisinya. "Jiayi.."

"Kau sama saja seperti Shen!" dengan gerakan yang sangat cepat, Jiayi mengeluarkan pedangnya, kemudian menusuk perut Selir Hong hingga wanita itu tidak mampu untuk berdiri lagi di posisinya. "Tidak bisakah kau menunggu sedikit lagi?"

"Ji.. a..yi.." Selir Hong yang sekarat berusaha untuk meraih kaki Jiayi. Namun Jiayi tidak mengizinkannya, dia mundur selangkah, melempar belati milik Selir Hong kesembarang arah, kemudian segera pergi dari tempat itu dalam keadaan yang terluka.

Setelah melihat kepergian Jiayi, Selir Hong melihat kearah Zhang yang saat ini tengah bersembunyi. Beberapa kenangan manis tiba-tiba berputar di dalam ingatan Selir Hong. Dan sebelum dia kehilangan kesadarannya, Selir Hong berlahan menjulurkan salah satu tangannya kearah Zhang. Zhang tidak sepenuhnya mengerti, namun secara sukarela berjalan mendekat untuk meraih tangan wanita itu.

Selir Hong tersenyum kearah Zhang. Dia terlihat sangat bahagia di dalam kondisinya saat ini. "Sh..u.." bisik Selir Hong setelah menarik tangan Zhang yang menggenggam tangannya. Selir itu mencium tangan Zhang, kemudian mulai memejamkan kedua matanya dengan tenang.

Zhang tidak mengenal wanita itu. Tetapi ketika Selir Hong mencium salah satu tangannya dengan lembut, Zhang tidak dapat menahan airmatanya untuk menetes dengan deras. Rasanya sama seperti Paman Ping, sangat menyakitkan.

ROYAL SECRETS【M-PREG】/【COMPLETE】【BUKAN NOVEL TERJEMAHAN】Where stories live. Discover now