#8: Bebasnya Jiayi

1.7K 218 1
                                    

Paman Tao tergeletak di atas tanah dengan kondisi dada kiri mengeluarkan darah yang deras. Jiayi berhasil mengalahkan Paman Tao setelah bertarung selama dua jam di dalam ruanagn sempit dan lembab itu. Mengalahkan Paman Tao bukan hal yang mudah, jika Jiayi tidak mengingat Shu, mungkin saat ini dialah yang tergeletak di posisi itu.

Krek! Pintu kayu berusia tua itu di buka bersamaan dengan masuknya lima pria; tiga diantaranya memiliki tubuh berukuran besar yang Jiayi ingat dengan jelas kesetiaannya. Pria pertama adalah Yong, dia memiliki kemampuan menggunakan tombak dengan sangat sempurna. Pria kedua bernama Weida, dia memiliki bekas luka besar di bagian kepala yang tidak tertutupi oleh rambut, kemampuannya adalah menggunakan segala jenis senjata berat. Pria ketiga dan ke empat merupakan saudara kembar, Yu dan Qing; mereka tidak identik namun pandai dalam memanah dan menghindari panah yang melesat. Pria terakhir adalah Diwei, teman sekaligus Kakak laki-laki angkat Jiayi, dia sangat mahir menggunakan pedang dan merupakan orang yang paling kuat di antara kelimanya.

Diwei memberikan stelan baju bersih kepada Jiayi. Namun sebelum Jiayi mengenakannya, Jiayi lebih dulu mencuci muka yang terkena noda darah menggunakan air dari dalam drum kayu hingga bersih.

"Maaf, kami terlambat datang menjemputmu!" ucap Diwei, saat Weida berjalan mendekat dan mengobati seluruh luka di tubuh Jiayi menggunakan tanaman obat yang mereka bawa dari rumah.

Jiayi tidak terlihat keberatan dengan hal itu. Dia justru berterimakasih kepada lima orang itu yang dengan setia tetap mengikuti jejaknya untuk pembalasan dendam.

"Kalian! Keluarlah!" suara Zhang menggema memenuhi setiap ruangan kecil yang berada di dalam penjara. Zhang mungkin masih merasakan takut, terutama ketika percikan darah menodai pakaian jelek dan kulit putih susunya. Namun demi menjaga nama baik seluruh Pamannya, terutama Paman Ping dan Paman Qibo, Zhang memutuskan untuk menangkap seluruh penjahat dengan kemampuannya sendiri.

"Ada yang selamat?" tanya Yu kepada Qing yang berdiri di sebelah kanannya.

Yong yang mendengar suara itu keluar lebih dulu sebelum Qing yang berdiri tepat menghalangi pintu. "Aku akan mengatasi pengawas rendahan yang beruntung itu dengan tombakku!"

Jiayi hanya mengangguk. Lagipula siapapun yang selamat bukan merupakan urusannya. Yang Jiayi pikirkan saat ini hanyalah kematian Shen yang tengah menduduki tahta sebagai seorang Raja di dalam Kerajaan. "Apa kalian sudah menyelesaikan semuanya?"

Diwei mengangguk. "Sebagaian besar dari pengikut setia kerajaan sekarang sudah berada di pihak kita! Hanya butuh waktu satu malam saja, dengan begitu kita akan menggulingkan kejayaan yang Shen pimpin di atas darah Shu."

*****

ROYAL SECRETS【M-PREG】/【COMPLETE】【BUKAN NOVEL TERJEMAHAN】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang