002

24.1K 2.6K 341
                                    

"Woy, bambang!" Jimin teriak, ngetuk pintu kamar Taehyung tanpa sisi manusiawi. "Udah siap belum lo?!"

Nggak dijawab, tapi bunyi dalam kamar gubrak gubrak melulu. Jimin lantas mengernyit, Taehyung ngingau apa gimana?

"Woy, cokㅡ"

Pintu dibuka. Taehyung menampilkan dirinya yang kacau, juga pemandangan kamar di belakang bahunya sudah hancur. Jimin mengernyit, lagi.

"Jim!" Taehyung manggil, Jimin yang mau nanya awalnya, diurungkan dulu buat dengerin sohibnya.

"Ha?"

"Tolong pasangin dasi." Taehyung cemberut.

Jimin tepok jidat, lupa sohibnya nggak pernah bisa yang namanya pake dasi karena emang jarang banget pake jas. Banget. Kenapa juga Jimin nggak ingatin kemaren, atau, kenapa juga Taehyung nggak ada inisiatif liat internet?!

Jaman maju, kok otak ketinggalan jaman! ㅡpjm, mencaci dalam diam.

Jimin jitak kepala Taehyung, antara kesal juga sudah penat dengan sohibnya. Ia selipkan helaan nafas berat sebelum ngikat dasi hitam Taehyung. Kacau, emang.

"Ajarin, kek!" Taehyung nyaut, mata dan otaknya nggak nangkep liat tangan Jimin gerak sana sini. Kan enggak lucu.

"Nggak ada waktu!" Jimin balas nyaut. "Ini udah mau telat, coy!"

Taehyung nyerah. Nanti, deh. Bahaya kalo dia nggak bisa pasang dasi, bisa bisa tiap pagi datang ke Jimin cuman minta bantu buat pasangin dasi.

"Nih, udah!" Jimin bilang, setelah merapiin posisinya sekali lagi.

Taehyung senyum lebar, "Makasih, Jim!"

"Iya, iya." Jimin jawab, "Udah semua kan?"

"Udah."

"Udah siap?"

"Udah."

"Berkasnya?"

"Oh, iya, lupa." Taehyung ketawa, lari kecil buat ngambil mapnya.

"Pake parfum?"

"Udah."

"Sepatu udah bersih?"

"Udah."

"Mental siap?"

"........Nggak hehe." Taehyung ketawa kikuk, Jimin balas ketawa.

"Gapapa, normal." Jimin balas, "Yaudah, yok pergi!"

"Skuy!"

Hepi banget, ya, nggak sadar kalo realita kejam sedang menghantam hidup habis habisan.

"Taehyung, sabuk pengㅡ"

"Iya, Mama Jimin, sabuk pengaman kan? Udah nih." Taehyung potong ucapan Jimin.

Jimin itu kayak bunda Taehyung selama di Seoul. Bacotan, omelan, makiannya nggak pernah selesai, panas telinga Taehyung dibuatnya. Untung sayang. Emang sayang.

"Good," Jimin balas.

Dan kemudian mereka pergi, dengan Jimin yang ambil alih nyetir. Lagu BTS diputar kencang, Jimin mengangguk angguk senada dengan nada Ddaeng yang terputar, sama dengan Taehyung. Ena.

"Eh, gua baru dapat kabar." Jimin bilang, waktu lagu Ddaeng abis, "Bosnya nggak ada. Lo bakal di wawancara ama tangan kanan si Bos."

Taehyung langsung ngenyit, "Kok gitu?!"

"Lah, bukannya bagus?" Jimin nanya, dahinya juga berkerut, tapi nggak natap Taehyung, fokusnya ke jalan.

"Bagus apanya?" Taehyung nyaut. "Kalo tangan kanan bos nya suka sama gua, tapi Bos nya nggak, gimana?!"

SAJANGNIM? / KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang