054

13K 1.5K 317
                                    

aku rindu mereka huweeeee

ㅡ ㅡ ㅡ

Tuhan, Taehyung benci pagi. Atau yang benarnya; benci harus bangun pagi. Pengennya tidur lagi, tapi apa ya, jiwanya getar getar suruh bangun dan cepat cepat ngerjap. Ngga cepat, masih tetap nguras sepuluh menit cuman buat melek beneran.

Taehyung ngga perlu mikir sekian menit supaya tahu ini bukan kamarnya. Dan kalopun iya kamarnya seluas ini, tolong suruh Mama Kim bangunkan dari ujung Daegu.

"..Koo?"

Tapi iya, Taehyung butuh sekian menit untuk sadar Jeongguk ngga di sampingnya lagi, hilang dari kasur, dari sampingnya, ninggalin jejak doang, padahal tadi pengen peluk dan dusel dusel lagi.

"Jeongguk?"

"Disini, cinta."

Taehyung langsung nyeret langkah masuk dapur, nemuin Jeongguk tanpa dengan jogger hitam yang belum ganti dari tadi malam, tanpa atasan, selalu tampilin otot otot dan roti cetak enamnya. Rambut panjang ikalnya kelihatan kacau, tipe-tipe baru bangun tidur, sesekali juga kejuntai sebab Jeongguk nunduk. Semuanya buat Taehyung yakin kalo Jeongguk bangun ngga lama ini.

Dua senti jaraknya, dan Taehyung jatuhin pelukan ke Jeongguk dari belakang. Sedikit buat Jeongguk terkejut, tapi toh akhirnya ambil tangan Taehyung yang melingkar di sepanjang pinggangnya buat diaminin dengan ibu jari, dibawa buat dikecup pula.

Taehyung butuh isi tenaga, dan kayaknya dusel ke badan Jeongguk itu salah satu medianya. Jadi, setelah beberapa detik dusel ke bahu Jeongguk, Taehyung akhirnya melek seratus persen dengan badan yang juga akhirnya tegap. Kepalanya dibawa miring, ngintip dari bisep Jeongguk, "kamu masak?ㅡwah, daging!"

Jeongguk ngangguk, walau matanya yang nukik sedikit itu tanda bahwa dirinya ngga yakin sama yang terpampang di depan matanya sendiri, mahakaryanya sendiri malah.

"Aku aja. Kamu ngga usah repot. Sana mandi, atau mau sarapan dulu? Akuㅡ"

"No, no." Jeongguk ujar cepat cepat, tangkap jemari Taehyung yang mau ambil alih mahakarya Jeongguk.

"Kenapa?" Taehyung tanya.

"Ngga papa, sekali kali, saya yang masak. Sengaja, kok, soalnya liat kamu kecapean tadi malam. Jadi, biar saya aja yang masak, ya? Walau ngga yakin, tapi sedikit merasa aman, soalnya Bunda yang kasih tau caranya."

"Bunda?" Taehyung nukik, "Bunda yang mau kamu masak?"

"Bukan," Jeongguk kekeh, usap pucuk kepala Taehyung sekaligus rapihkan rambut yang masuk berdiri kacau sehabis bangun tidur di kepala kesayangannya. "Saya yang minta."

"Kenapa?"

"Ya, kenapa ngga?" Jeongguk angkat bahu, "jaga-jaga, kok. Kalo sewaktu waktu kamu sakit atau kecapean atau ngga memungkinkan buat bangun pagi, senggaknya saya bisa masakin dan suapin kamu sesuatu." Ditutupi sama senyum halus Jeongguk dan Taehyung meleleh.

"O-oke. Kalau gitu aku siapin bathtubenya?"

"Tolong?"

"Dingin atau panas?"

"Dingin."

"Oke."

Taehyung baru aja mau ngelangkah dan putar badan sebelum berhenti sebab tangannya digapai Jeongguk secepat matanya berkedip. Alhasil, balik badan tertunda dan tanda tanya kentara kelihatan dari mata bulatnya yang natap Jeongguk tepat di mata.

"Kamu ngga kelupaan sesuatu?"

Tuhan, kenapa Jeongguk selalu buat Taehyung jadi tukang keong walau sekedar dalam hati?

SAJANGNIM? / KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang