•Real Family•

5.1K 360 24
                                    

"Yeri?"

"Oh, hai. Kalian ingin pergi kemana sudah rapi begini?" tanya Yeri sok peduli. Ten sangat membencinya, apalagi sedari tadi Yeri terus melemparkan tatapan menggoda terhadap Taeyong. Sungguh menjijikan, ingin rasanya Ten mengeluarkan kedua matanya.

"Kami ingin pergi ke panti asuhan men—ah untuk beramal," hampir saja Taeyong menyebutkan untuk menjenguk adik - adik Ten.

"Wah, aku boleh ikut?" sudah Ten duga, Yeri pasti akan mengikutinya. Aih, kalau seperti ini bagaimana Ten bisa mempunyai waktu untuk berduaan dengan Taeyong?

"Jika tidak aku akan melaporkannya kepada appa," tambanya lagi tanpa merasa berdosa.

"Boleh kok," kini Ten yang angkat bicara, ia tidak ingin lama - lama mendengar ocehan Yeri.

"Terimakasih adik iparku yang manis," Yeri tersenyum senang sambil mencolek pipi Ten dan berjalan menuju ke mobil. Otomatis tangan Ten langsung mengusap bekas colekan Yeri, menjijikan sekali.

"Yeri - ssi, bisakah kau duduk dibelakang? Karena aku tidak tahu arahnya, jika Ten didepan akan lebih mudah," pinta Taeyong kepada Yeri yang ada maksud lain, apalagi kalau agar bisa berduaan dengan Ten.

"Na? Jinjjayo? Tapi bukankah lebih pantas jika aku yang di depan bersamamu?" jika seperti ini secara langsung Yeri menganggap jika Ten tidak pantas.

"Bukan tentang pantas dan tidak pantasnya, aku lebih mengutamakan siapa yang tahu lokasinya," Taeyong tidak akan semudah itu ditaklukkan.

"Tapi—"

"Tidak ada penolakan, nona Yeri," timbal Taeyong dengan tatapan setajam elang yang seperti menelanjangi jiwanya.

"Arraseo!" siapa yang bisa mengalahkan Taeyong si bos besar?

Akhirnya Ten duduk degan Ten didepan, sedangkan Yeri duduk di belakang. Andai saja jika Taeyong menggunakan mobilnya sendri —bukan pemberian Kai, maka ia akan mengucapkan dengan terang - terangan jika hanya muat untuk dua orang.

Taeyong memasangkan safety belt Ten, membuat pipi Ten merona. Mengapa jantungnya berdetak? Sedangkan Yeri, dia memprotesnya.

"Taeyong oppa juga harus memasang kan safety belt padaku lain kali!" protes nya dengan manja, ewh itu menjijikan bagi Ten.

"Kau punya tangan lengkap kan?" tanya Taeyong.

"Apa? Ten juga punya tangan!"

"Sayng tangannya tidak boleh lelah, aku tidak peduli dengan tanganmu," ucap Taeyong yang berhasil membuat Yeri marah.

"Ah oppa! Kau kan calon—"

"Jangan berharap kau bisa memiliki ku, yang jelas aku tidak mengharapkanmu dan pernikahan bajingan ini!" perkataan Taeyong membuat hati Ten sejuk, ia suka sekali dengan ini. Apa lagi saat Taeyong menekankan pada kalimat 'memiliki ku'. Seakan - akan jika Taeyong hanya milik Ten. Oh, jangan lupakan apa saja yang barusan terjadi. Kesucian Ten sudah direbut oleh pria ini, begitu pula dengan Taeyong.

"Oppa kok begitu sih?"

"Diam mulutmu bitch, aku tidak menyukaimu. Ah, betapa kesalnya aku menahan amarah kemarin saat bersamamu, ternyata kau perempuan penjilat seperti yang lainnya!" Ten tak menyangka jika Taeyong akan biara sekasar ini kepada Yeri.

"Apa maksudmu?"

"Jangan kira aku tidak tahu, harta kami adalah incaranmu. Oh, dan setelah pernikahan ini batal aku akan mengembalikan mobil pemberian ayahmu. Aku tidak membutuhkannya,"

"Oppa!"

"Ehm, Taeyongie hyung dan Yeri- ssi hentikan pertikaian kalian. Lebih baik kita segera berangkat,"  Ten melerai mereka agar tidak ada hal buruk yang nantinya terjadi—sekedar mengantisipasi.

Sex With Step Brother🐱 •TAETEN• [discontinued]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora