ā€¢Lyxnā€¢

3K 236 16
                                    

"Dad, kenapa tadi kau menyeretku pulang?" tanya Ten bingung, pasalnya tiba - tiba saat seorang pria bernama 'Lucas' datang—tanpa babibu Taeyong langsung menariknya keluar.

"Tidak ada apa - apa, the party is over," jawab Taeyong mengacak rambutnya frustasi.

"But the party isn't over! Dad, tell me the truth!" Ten tak mempercayainya begitu saja, pasti ada sesuatu tadi.

"I have told you, the party is over! Trust me and don't ask me anything again!" Taeyong memperingati Ten lagi dengan nada tinggi, membuatnya tersentak.

"Dad, kau jahat!" Ten berlari ke arah kamarnya sambil menangis. Tak apa jika Taeyong memarahinya karena suatu kesalahan, namun ini tak beralasan. Hati Ten sakit.

"Yak! Ten, maafkan aku. Aku tidak bermaksud begitu," Taeyong mengejar Ten.

Karena langkah kaki Taeyong lebih panjang, dengan mudah ia mendapatkan Ten—membawa ke dekapannya.

"Husshh.....baby, I'm so sorry. Please don't cry," ucap Taeyong di telinga Ten yang masih terisak.

"But, tell me the reason hiks," jawab Ten ditengah isakan kecilnya.

"Disana terlalu bahaya, ada dia yang siap membunuhku kapanpun," perkataan Taeyong tidak dipahami oleh Ten.

"Dia? Dia siapa dad?"

"Lucas Wong, pria blasteran Thailand utusan pesaing perusahaan Lee," oke untuk kata Thailand ia agak sensitif.

"Siapa?"

"Mereka gangster dan pengusaha kaya raya dari Thailand yang dulu menguasai Korea Selatan sebelum perusahaan Lee ada," jelas Taeyong masih dalam posisi memeluk Teh dari Ten.

"Gangster? Jangan - jangan mereka keluargaku," Ten terkejut bukan kepalang.

"Kuharap bukan Ten, mereka kejam sekali. Mana mungkin keluargamu seperti itu,"

"Tapi kakekku itu membantai semua keluargaku! Apakah itu tidak kejam?!" air mata Ten menetes kembali mengingat keluarganya.

"Mungkin itu gangster yang lain," Taeyong belum tahu nama gangster milik keluarga Ten, karena dulu ia tak mengatakannya.

"Lyxn. Itu nama gangster keluargaku," 

Taeyong terdiam seribu bahasa. Tubuhnya bergetar. Bahkan sekedar untuk mengambil napas pun seperti tidak sempat.

"Lyxn?" ulang Taeyong.

"Ya. Mereka keluargaku,"

"Kita harus segera pergi dari sini, keselamatan kita terancam,"

"Apa?! Dad, tolong jangan takut - takuti aku. Aku tidak mau bertemu kakekku yang jahat itu!" Ten berbalik dan memeluk Taeyong.

"Jangan takut, selama ada aku kita akan aman. Aku akan memanggil guard agar menjaga rumah kita, namun cepat atau lambat kita harus tetap pergi," ucap Taeyong meyakinkan Ten.

"Hm, aku percaya padamu Daddy. Aku takut kehilanganmu, jangan tinggalkan aku,"

"Tidak akan baby, aku sangat mencintaimu. Tidak ada yang boleh merebut seorang Ten dariku," Taeyong mengecup kening Ten berkali - kali.

Malam itu juga Taeyong langsung menghubungi guard perusahaan Lee. Ada sekitar tiga puluh orang berjaga di sekitar rumah Taeyong, dengan begitu ia masih bisa bernapas lega. Walaupun tidak terlalu lega, namun ini bisa mengurangi ketakutannya. Ia tidak memberi tahu Suho dan Taeyeon karena Taeyong akan membuktikan jika ia sudah dewasa.





Sex With Step BrotheršŸ± ā€¢TAETENā€¢ [discontinued]Where stories live. Discover now