ā€¢Presentā€¢

3.7K 320 10
                                    

"Ten, ayo bangun," ucap Taeyong untuk yang kesekian kalinya menunggu di sebelah bangsal UKS.

Untung saja dokter di UKS belum pulang, jadi dengan cekatan ia bisa langsung membawanya kesitu.

Kepala Ten diperban; begitupula dengan perutnya. Walaupun keadaan perutnya tak separah kepala, namun ada bekas memar. Itu pasti akan sakit. Taeyong juga melihat air mata yang menetes di sudut mata Ten. Rasanya Taeyong ingin menghabisi sekarang juga orang yang telah menyebabkan Ten jadi seperti ini.

"Dokter, apakah dia akan segera sembuh?" tanya Taeyong khawatir.

"Tentu saja, sebentar lagi dia akan sadar. Sebentar saya beri minyak aroma terapi agar cepat sadar," setelah dokter yang bernama Kim Hanbin itu selesai dengan urusan perban Ten, ia langsung mengambil sebuah minyak untuk membuat Ten sadar.

Hanbin mendekatkan minyak tersebut didekat hidung Ten agar bisa tercium. Sudah satu menit, namun Ten belum juga merespon.

"Ayolah Ten, jangan buat aku khawatir,"

"Ngghhhhhh—" akhirnya saat yang ditunggu - tunggu datang. Ten merespon.

"Ten!" Taeyong sangat bahagia saat Ten telah sadar.

"Kalau begitu saya tinggal dulu, jika nanti butuh apa - apa bisa memanggilku," Hanbin meninggal kan ruang UKS, memberi waktu berdua untuk Taeyong dan Ten.

"Ten, kau baik - baik saja?" tanya Taeyong sambil menggenggam tangan Ten dengan erat seperti tak ingin melepaskannya lagi.

"Hyunghh—aku minta maaf," bahkan Taeyong tak paham mengapa tiba - tiba Ten meminta maaf padanya.

"Hei, baby. Kau tidak salah apa - apa, justru aku yang meminta maaf karena tidak bisa menjagamu," Taeyong mengecup punggung tangan Ten dengan sayang.

"Aku minta maaf telah merepotkan mu,"

"Tidak sayang, kau tidak merepotkan ku. Katakan siapa yang melakukannya,"

"Dia kekasihmu," Taeyong agak bingung, sejak kapan dia memiliki kekasih?

"Apa maksudmu? Kau kekasihku,"

"Dia Kang Seulgi," jawab Ten yang membuat Taeyong menggertakkan rahangnya.

"Sudah kubilang jangan dekati dia, dia itu ular,"

"Tapi dia yang tiba - tiba menyeretku hyung, dia berkata agar aku tidak menyentuh mu lagi," Ten segera menepis tangan Taeyong yang ingin menggenggam tangannya.

"Ten dengarkan aku, Seulgi itu bukan siapa - siapaku dan jika ia berbuat jahat lagi, panggil aku,"

"Kau bohong hyung! Mana ada lelaki tampan nan sexy seperti mu tak memiliki hubungan apapun dengan perempuan itu," hei perkataan Ten membuat Taeyong berbangga diri. Yang benar saja Ten mengatakan jika Taeyong itu tampan dan sexy.

"Tennie, percayalah padaku tidak ada siapaun di hatiku kecuali dirimu," Taeyong mengecup dahi Ten.

"Terimakasih hyung,"

Sekiranya mereka di UKS sekitar dua jam sambil menunggu keadaan Ten yang membaik. Setelah itu mereka pulang.

〽〽〽

"Akh—hyung," Ten memekik saat Taeyong turunkan dari gendongannya ke ranjang.

"Maaf - maaf, mau kubuatkan bubur?"

Ten mengangguk pelan.

"Tunggu dulu ya, baby," Taeyong mengecup Ten dan pergi ke dapur untuk membuatkan bubur.

Sex With Step BrotheršŸ± ā€¢TAETENā€¢ [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang