ā€¢Isn't Overā€¢

4.9K 239 64
                                    

'PRANG!'

Taeyong dan Ten dikejutkan dengan suara pecahan benda keramik. Mereka yang tadinya sedang di ruang tamu bergegas menuju ke asal suara, yaitu dapur.

Disana mereka melihat Taeyeon yang sedang mengaduh kesakitan karena tangannya berdarah.

"Eomma?!" Taeyong langsung menghampiri Taeyeon dengan panik. "Ten, ambilkan obat di kotak P3K!" perintah Taeyong, otomatis Ten langsung berlari mencarinya.

"Eomma, tidak apa - apa?" tanya Taeyong sambil menyekanya dengan tisu.

"Perasaanku tidak enak, apakah appa - mu tidak apa - apa?" perkataan Taeyeon membuat Taeyong jadi was - was.

"Appa tidak akan kenapa - napa, sekarang lebih baik eomma tenangkan pikiran. Biar Ten yang memasak," Taeyong memapah Taeyeon agar duduk di kursi makan.

"Ini hyung," Ten segera menyerahkan obat merah serta plester.

Dengan cekatan Taeyong segera mengatasi luka Taeyeon. Ten sangat khawatir dengan keadaan Taeyeon, terlebih lagi pikirannya nampak kacau. Apakah ini karena ia sedang mengandung anak Taeyong?

〽〽〽

Kini pikiran keluarga ini sedang kacau, dimana Taeyeon yang terus terpikir dengan Suho dan Ten yang merasa menjadi beban tambahan. Ia sangat kasihan kepada Taeyong, karena sekarang ia menjadi kepala keluarga. Lama - kelamaan ia menjadi sangat marah kepada keluarganya, merekalah yang menyebabkan keadaan keluarga Lee menjadi kesusahan atau lebih tepatnya sengsara.

"Taeyong apakah eomma harus menyusul appa - mu?" Taeyeon tampak seperti orang kebingungan.

"Tidak usah, eomma disini. Appa akan baik - baik saja," Taeyong menenangkan Taeyeon.

"Hari ini pada pukul 4 sore waktu setempat, terjadi pengeboman di gedung Yorxie, Washington DC, Amerika Serikat. Diduga pengeboman dilakukan oleh sekelompok—"

"Suho!!!!!" Taeyeon langsung menjerit dan ambruk ke lantai. Ia menangis sejadi - jadinya.

"Eomma?!!!! Kenapa?!!" Taeyong kaget dan langsung menuju tempat Taeyeon ambruk serta menangis.

"Appa - mu ada di gedung itu, Ya Tuhan," Taeyeon menangis sejadi - jadinya, namun ia masih berharap jika Suho selamat.

"Hanya ada sepuluh orang yang selamat, salah satunya adalah warga negara Korea Selatan yang diduga adalah CEO besar. Pelaku belum ditemukan namun kejadian ini termasuk bentuk terorisme—"

"Ibu, ayah selamat!" Ten bisa menghela napas lega karena laki - laki yang notabenya sebagai ayah angkat itu selamat.

"Ya Tuhan! Terimakasih telah menyelamatkan suamiku. Taeyong telpon gangster Jung sekarang untuk membawa appa - mu kesini!" tanpa pikir panjang Taeyeon segera memerintah Taeyong agar semua anggota bisa berkumpul. Ia tak peduli dengan urusan bisnis itu lagi, yang terpenting adalah semua anggota keluarga bisa berkumpul tak peduli jika mereka akan mati bersama nantinya.

Taeyong segera melaksanakan perintah Taeyeon, kini mereka hanya bisa pasrah. Namun entahlah perasaan Ten kini benar - benar tidak enak. Apakah ia harus muncul untuk menemui kakeknya dan memintanya untuk berhenti, sekalipun dirinya yang menjadi taruhan.

"Ibu, maafkan aku. Maafkan aku," Ten duduk di sebelah Taeyeon dan terus mengucapkan kata 'maaf'.

"Maaf kenapa sayang? Kau tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebih, itu akan menggangu kesehatan janinmu,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

ā° Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ā°

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sex With Step BrotheršŸ± ā€¢TAETENā€¢ [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang