ay4 - kota punya cerita

905 59 4
                                    

Kota punya cerita. Kota tiada matinya.

Begitulah kata Kuncoro pada Ayung. Keduanya duduk menepi sambil nyemil pecel sayur yang tadi mereka beli. Sampai di Kota, Ayung langsung minta naik bis tingkat. Lanjut hunting foto. Ternyata kamera yang baru dibeli sama Mas Kun adalah kamera analog.

"Baru mampunya beli kamera ini aja, Yung. Beli ini pake duit jajan sendiri juga udah seneng." Begitu kata Kuncoro. Sedangkan, kamera yang dimiliki Ayung adalah kamera DSLR.

Ayung juga beli kamera itu pakai uang sendiri. Hasil kumpulan uang jajan sama hasil dari part time. Iya, dulu Ayung emang suka ikut part time. Terakhir dia part time di PRJ. Lumayan banget dapetnya.

"Ada gen photogrhaper di dalam diri gue. Bokap suka moto dulu jaman muda." jawab Ayung ketika Kuncoro tanya kenapa hasil foto Ayung lebih bagus daripada dirinya.

Sebenarnya Ayung gak expert di dunia perfotoan. Dia juga asal jepret doang. Mungkin faktor kamera juga kali yaa, jadi hasilnya bagus wkwk.. Ayung lebih sering menggunakan kameranya untuk foto pemandangan kalau liburan, foto moment bersama teman-teman atau keluarga kalau lagi ngumpul dan fotoin OOTD temen-temennya buat dimasukin ke feeds mereka.

"Lo kenapa tiba-tiba beli kamera deh?"

"Pengen aja." jawabnya. "Sekalian mau modus biar bisa ajakin lo jalan eeeeaaaaa.." goda Kuncoro.

Ayung ketawa garing. Kuncoro ikutan ketawa. "Gak usah salting gitu, Yung. Santai aja." Goda Kuncoro lagi.

"Biasa aja gue yaakk!!"

Lalu keduanya tertawa. Langit sudah berubah jadi malam. Pengunjung semakin ramai. Sedihnya, keduanya gak jadi masuk ke acara yang sudah jadi rencana mereka. Jadi acara tersebut seperti Market Festival gitu. Dan rameee banget! Ayung lagi males aja desek-desekan.

"Mas Kun, nanti kita beli roti Maryam yuk di Stasiun. Pengen deh."

Awalnya mereka memang ingin naik motor dari kampus ke Kota. Tapi, Kuncoro pengin hunting di stasiun juga. Akhirnya, mereka menitipkan motor di stasiun dan ke Kota menggunakan kereta.

"Masih laper gue, Yung. Ada KFC di stasiun 'kan?"

"Gak nendang emanng makan pecel doang?"

"Enggak." Kata Kuncoro meremuk kertas bekas pecel. "Tapi pecelnya enak. Tadi lo ngapalin muka Ibunya gakk? Biar kalo kesini lagi beli pecelnya ke Ibu itu aja."

"Yailah, kita pas beli pecel perut lagi laper banget 'kan tadi. Mana ngapalin gue muka orang." Kuncoro terkekeh. "Nanti gue liat dong hasil fotonya Mas Kun."

"Liat aja yaa. Jangan diambil yang ada lonya."

"Emang kenapa kalo ada guenya gak boleh diambil??"

"Buat kenang-kenangan. Kalau kita pernah jalan berdua." kening Ayung mengkerut. Menatap Kuncoro aneh sekaligus geli. Melihatnya, Kuncoro langsung ketawa ngakak. Ngakak sendirian.

"Geli anjirrr!!!"

Kuncoro lanjut ketawa. Ayung gak tau aja, Kuncoro happy banget hari ini karna bisa jalan berdua. Ayung gak tau aja, Kuncoro daritadi modusnya beneran. Ayung gak tau aja, ketawa sama senyumnya Kuncoro daritadi karna kesenengan bisa sedekat ini sama doi.

Ayung gak tau aja...

-ayang&ayung-

Kuncoro mengantar Ayung sampai rumah. Sudah malam sampainya. Sekitaran jam sembilan malam. Buat Ayung si anak komplek, jam sembilan sih udah malem bangettt!!

Begitu mereka sampai, pintu rumah Ayung ke buka dan dari suaranya rame banget. Lalu Ibu dan Bapaknya Ayung keluar diikuti cowok menggendong gadis kecil.

"Kasih udah mau pulang??" sapa Ayung pada gadis kecil itu.

"Iyaahh."

"Besok main lagi yaa.."

"Besok aku mau berenang sama Papa." jawab Kasih gemas.

"Gak kerja besok, Mas?" tanya Ayung pada Rega. Bapaknya Kasih.

"Ngambil cuti, Yung. Mau quality time sama Kasih."

"Tante Ayung ikut yaa???" goda Ayung pada Kasih.

"Tante Ayung kuliaah." jawab Kasih gemesin.

"Pacar, Yung??" tanya Rega melirik Kuncoro.

"Mannee carr!! Temen ini."

"Kalo pacar juga gak apa kali, Yung. Iyakan, Bu, Pak?" Rega minta suara dari Ibu dan Bapaknya Ayung.

Ibu dan Bapaknya Ayung cuma ketawa-ketiwi aja. Tau deh, maksudnya apaan! Kuncoro juga langsung menyalimi tangan keduanya. Kelupaan salam tadi.

"Yaudah, Rega sama Kasih pulang dulu yaa. Makasih yaa, Pak, Bu." kata Rega.

"Dadaah Kasihh.."

Rega dan Kasih pulang ke rumah mereka yang letaknya persis sebelah rumah Ayung. Bapak dan Ibunya Ayung juga ikutan masuk.

"Masuk, Mas." ajak Bapaknya sebelum masuk ke dalam rumah.

"Iya, Pak."

"Tadi siapa, Yung??" Kuncoro langsung kepooo.

"Tetangga."

"Gua kira abang lu." kata Kuncoro sotoy.

"Dih, udah temenan sama gue berapa lama sih lo?! silsilah keluarga gue aja gak tauu!!" dengus Ayung. Kuncoro terkekeh. "Gue 'kan gak punya abang. Punyanya adek cowok."

"Ohiya, lupaa..." kekehnya lagi. "Terus itu siapa?"

"Tetangga 'kan gue bilang tadi."

"Abis ngapain dia?"

"Kepo banget sih Mas Kun!" Kuncoro tertawa. Tapi abis ngedumel, Ayung menjelaskan sih. "Udah beberapa bulan ini nyokap gue jagain tu bocah. Pengasuhnya baru aja berenti."

"Ibunya kerja?"

"Empat bulan setelah Kasih lahir, Ibunya meninggal."

"Innalillahi.. kok bisa?"

Keponya gak udah-udahh...

"Mbak Dona, Ibunya Kasih, termaksud korban kecelakaan pesawat..." Dan Ayung menceritakan tentang keluarga kecil tersebut.

"Ohh, berarti cowok yang tadi itu duda??"

"Iyaa."

"Masih muda, Yung?"

"Iya. Mas Rega sama Mbak Dona dulu nikah muda. Cuma beda beberapa tahun sama gue." Kuncoro ber-oh-ria.

"Besok pagi lo sekelas sama gue yaa, Mas Kun?" Kuncoro meng-iya-kan. "Nebeng dong. Gue lagi mager banget naik busway deh."

"Boleh. Jam 7 lo udah siap yaa!"

"Okeee!"

Yakali Kuncoro nolaakk!!!

-ayang&ayung-

FALL IN LOVE THROUGH THE CODE Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz