ay35 - sebar undangan

630 38 0
                                    

"Temen macem apa lo!! Lamaran gak kabar-kabar!!" seru Ardi kepada Rega yang baru datang untuk makan siang bersama.

Rega terkekeh saja. "Sorry, sorry.. emang cuma keluarga doang kok yang di undang. Nanti deh pas akad sama resepsi." tukasnya.

"Gak kedengeran ceritanya tau-tau mau nikah aja lo berdua!" dengus Tania.

"Sengaja. Mau bikin orang-orang pada kaget." tawanya.

Walau gak diundang waktu lamaran, Tania tetap happy karna sebentar lagi Rega akan menikah. Dia kira, Rega  benar-benar tidak akan menikah. Maka dari itu dia mengulurkan tangannya Rega untuk mengucapkan selamat.

"Congrats yaa, Reg. Semoga lancar sampai hari-H."

"Thanks, Tan."

"Donna juga pasti ikut seneng dengan keputusan yang lo ambil sekarang ini." Rega tersenyum manis. Dia pun berfikir seperti itu juga. "Kalo butuh bantuan apa-apa, bilang kita. Pasti dibantu, Reg." kata Tania dengan tulus hati.

Rega mengangguk kecil. Ah, beruntungnya dia punya dua sahabat seperti mereka ini.

-ayang&ayung-

Setelah seminggu di Kalimantan, Ersa akhirnya pulang. Ibunya cukup terkejut melihat pipi anaknya pulang-pulang jadi tirus.

"Kamu di sana gak makan atau gimana sih bisa sampe tirus begini pipi kamu, Sa?"

"Makan kok, Bu." jawab Ersa kalem. Dia melirik Ayang yang sedang duduk di sofa. Tadi Ayang yang jemput Ersa di bandara. "Dikit."

"Kalo lagi banyak kerjaan itu makannya malah harus banyak, Sa. Biar daya tahan tubuhnya kuat. Kamu gimana sih?!"

"Iya, Bu."

Ayang ngikik melihat Ersa diomelin sama Ibunya. Mukanya lucu banget. Kayak anak SMA ketauan bolos sama orangtuanya hahaha

"Ibu sehat-sehat 'kan?"

"Sehat kok, Sa." Erna masih memperhatikan anaknya yang emang agak kurusan. Gak tega gitu. Bingung juga kenapa bisa jadi kurus. "Kamu mau dimasakin apa, Sa? Biar Ibu masakin deh."

"Apa aja. Pasti Ersa masak."

"Ayang goreng, mau?"

Ersa mengangguk saja. Apa saja yang dimasak sama Ibunya pasti akan dia makan.

Kemudian Erna ke dapur. Ayang ikutan. Katanya mau belajar masak makanan kesukaan Ersa. Ayam goreng salah satunya. Ayang sempat ketawa geli sih. Makanan kesukaannya kayak Upin Ipin, ayam goreng wkwkwk

Erna harus bersabar banget ngajarin si Tuan Putri masak. Karna Ayang bener-bener gak bisa masak. Gak tau nama rempah-rempah. Bedain mana  lada sama merica aja gak bisa. Bedain jahe sama kunyit aja bingung. Ngiris bawang pun tebel-tebel banget. Untung Erna punya stok sabar banyak. Kalau enggak, udah emosi kali dia daritadi.

Erna menyuruh Ayang untuk menggoreng ayamnya. Tapi dia tolak. Takut kena cipratan minyak. Mau gak mau, Erna harus melakukannya sendiri. Ayang ngeliatin aja dari jauh.

Tak lama masakan mereka selesai. Ketiganya langsung makan bersama di meja makan. Rasanya udah pasti enak. Karna yang nakar-nakarin Bu Erna. Bukan Ayang.

Ersa makannya juga lahap banget dan sampai nambah. Kangen masakan Ibu doi. Seminggu makannya delivery terus atau makanan ala restoran.

Selesai makan, Erna mengajak Ayang untuk melihat baju-baju yang sudah selesai dijahit olehnya. Dan hasilnya bagus-bagus banget. Ayang suka.

Dia juga memperlihatkan kemeja batik milik Ersa. Kain itu adalah kain yang mereka beli waktu Ersa menemaninya nyari bahan.

"Dan ini rok batiknya untuk Mbak Ayang." Erna memeberikan lagi sebuah rok batik pada Ayang. "Katanya dia sengaja beli kain batiknya banyak. Biar kamu dibuatin rok juga dengan kain yang senada dengan kemeja batiknya Ersa."

FALL IN LOVE THROUGH THE CODE Where stories live. Discover now