ay31 - i will try

490 42 3
                                    

Yuli sebenarnya mengintip dari pintu kamar ketika Ayung dan Rega sedang di ruang tengah. Niatnya ingin ngambil minum di dapur, tapi begitu melihat keduanya duduk berdua, niatnya diurungkan.

Keduanya begitu akrab. Bahkan Yuli sempat terkejut melihat gadisnya menyuapi Rega. Iya, Yuli emang ngintipnya lama! Puas?

Setelah itu, Yuli menutup pintunya dan melanjutkan tidur. Perasaannya jadi gundah gulana melihat kedekatan Rega dan Ayung. Tapi sebisa mungkin dia hilangkan perasaan itu. Dia tegaskan pada dirinya untuk tidak berfikir macam-macam.

Dan keesokan paginya, Rega kembali pulang. Dengan jalan sendiri. Dia coba sedikit-sedikit. Rega gak mau manjain sakitnya ini sih lebih tepatnya.

Sampai di rumah, Rega segera mandi sebisanya dan mengganti bajunya. Setelah itu, dia mengganti perbannya. Disela-sela kegiatannya tersebut, ponselnya berdering. Dari Ayung.

Ayung memberitahunya untuk datang ke rumah dan sarapan. Karna Bu Yuli sudah membuatkan sarapan.

Setelah Ayung. Mamanya yang menelfon. Ternyata dia sudah sampai di komplek perumahan Rega. Tapi lupa blok dan nomor rumah Rega.

Setelah memberitahu blok dan nomor rumahnya. Tak lama, sebuah mobil berhenti di depan rumah Rega. Mamanya memanggil dari luar. Karna ni kaki lagi ribet, jadi Rega balas teriak dan menyuruh Mamanya untuk masuk.

"Di kamar, Mah." teriak Rega lagi.

Mamanya mengintip-ngintip ke kamar. Hanya ada dua kamar di rumah Rega. Kamar yang satu pintunya tertutup. Berarti kamar yang satunya lagi. Memang sudah terbuka sih.

"Welcome, Lovee.." sapa Rega ceria. Mamanya yang tadi hanya mengintip, kini langsung masuk ke kamar tersebut.

"Yaa ampun.. kakimu, Regaa." Ani, Ibunya Rega, duduk dihadapan Rega. "Kamu lagi ganti perban?"

"Iyaa, Mah."

"Sini, Mama bantuin."

Endingnya bukan bantuin. Tapi emang Mamanya yang gantiin perbannya. Tak lama setelah itu, Papanya masuk. "Reg.."

"Ey, Pah.." sapanya.

"Kenapa kakimu?" tanyanya.

Untuk kesekian kalinya, Rega menceritakan musibah yang dialaminya kemarin.

"Lagian, udah punya mobil bukannya di pake!" omel Mamanya. Rega hanya terkekeh. Kangen sekali dia diomelin sama Mamanya ini. Terakhir Rega diomelin tuh udah lama banget. Waktu masih kuliah. Sekarang, dia tidak pernah lagi diomelin. Malah yang paling disayang diantara dua adiknya.

"Ohya, Kasih mana?"

"Tuh, di rumah sebelah."

"Kok pagi-pagi udah di suruh main aja sih, Reg. Nanti malah kebiasaan."

"Yang ngasuh Kasih rumahnya di sebelah, Mama." seru Rega.

"Yaudah, panggil aja. Kita sarapan bareng-bareng. Mama juga udah kangen banget sama Kasih."

"Kita ke sana aja. Sekalian Mama kenalan sama Ibu Yuli. Tadi Rega juga diajak sarapan sama keluarga mereka."

Selesai ganti perban, ketiganya langsung ke rumah Karisman. Rega di bantu Papanya untuk sampai ke rumah tersebut.

"Masuk, Mas." kata Ayung yang sedang menyapu halaman. Dia tampak bingung dengan orang-orang yang dibawa Rega ke rumahnya.

"Ini orang tua gue, Yung. Kenalin." seru Rega.

Ayung memeperkan tangannya ke baju. Debu 'kan abis nyapu. Lalu dia menjabat tangan Ani dan suaminya.

"Mah, ini Ayung. Anaknya Bu Yuli yang jagain Kasih." serunya lagi pada Mamanya. "Gak kuliah, Yung?"

FALL IN LOVE THROUGH THE CODE Where stories live. Discover now