19; Masa Kelam

383 45 4
                                    

Normal POV

Empat tahun lalu...

Bar Lupin.

Sosok pria berjas itu berjalan masuk menuju bar, sedangkan ada satu orang yang duduk disana dengan akoholnya. Pria itu menyentil gelasnya hingga bergema dan membuat kucing bercorak yang sempat duduk di kursi sebelahnya itu mengeong dan berpindah tempat.

"Yo, Odasaku," sapa pria itu.

"Maaf, sensei," gumamnya kemudian seraya melirik kucing itu tadi.

"Sensei? Kucing itu?" seru Odasaku bingung seraya menyampirkan jasnya di lengan kananya.

"Dia terlihat bijaksana, bukan?" seru Dazai seraya melihat kucing tersebut.

"Dia mempersilahkan tamuku untuk duduk," lanjutnya.

Odasaku memilih duduk disebelah Dazai namun menyisakan satu kursi diantara mereka. Odasaku juga memesan dua buah minuman, satu alcohol seperti biasa untuknya dan satu lagi hanya sebuah jus untuk seseorang. Dazai tidak bertanya mengenai itu karena dirinya sedang menceritakan kisahnya.

"Ngomong-ngomong kau harus mendengar ini Odasaku! Terjadi pertikaian hari ini," jelas Dazai yang memulai ceritanya.

"Aku terlibat baku tembak di pergudangan dengan pasukan yang dilengkapi dengan truk senapan mesin."

"Itu senjata yang cukup hebat. Dan kenapa kau terluka begitu? Apakah karena baku tembak itu?" tanya Odasaku seraya menoleh kearah Dazai duduk.

"Aku kebelet pipis di tengah baku tembak, karena buru-buru pas nyari toilet, aku tersandung dan jatuh," jelas Dazai dengan senyum bodohnya.

"Kalau sedang buru-buru, mau bagaimana lagi," seru Odasaku.

Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar, dan terlihat sosok perempuan yang melepas coatchnya dan melihat kearah dua orang tersebut, sampai perempuan itu bertatapan dengan Dazai.

"T-tuan eksekutif?!" seru perempuan itu sedikit terkejut.

"Ah~~ kau perempuan yang tadi, terima kasih ya!" seru Dazai seraya tersenyum manis.

"Uh...ya," perempuan itu menunduk dan melirik kearah Odasaku yang menatapnya.

"Duduklah, Fuyu," serunya. Sosok yang dipanggil Fuyu itu duduk disebelah Odasaku dan menerima jus yang tadi sudah dipesankan karena dia belum cukup umur untuk menegak alcohol.

Dazai duduk dengan benar dan melanjutkan pembicaraan atau tepatnya kisahnya tadi yang sempat terpotong karena kedatangan Fuyu yang tidak diduga.

"Ngomong-ngomong, mereka yang terlibat kerepotan karena perangkap yang kupasang dan melarikan diri. Mereka benar-benar menyedihkan, aku jadi tidak bisa mati karena mereka," seru Dazai seraya memainkan Kristal es yang berada di gelasnya.

Ada rumor yang beredar di kalangan orang-orang Port Mafia. Ketidakberuntungan terbesar yang dialami musuh-musuh Dazai terjadi karena mereka mencari masalah dengan Dazai.

"Ya ampun! Ada enggak sih cara bunuh diri yang mudah dan ampuh?" seru Dazai sedikit merengek.

"Ano...Dazai-dono, kenapa kau ingin bunuh diri?" suara lembut dan merdu itu membuat mereka berdua menoleh kearah Fuyu yang langsung mengalihkan perhatiannya.

"Uwah~~ kau khawatir padaku ya, nona cantik?!"

Odasaku menghela napas,"Berhenti seperti itu Dazai, kau sudah mengenalnya walaupun kalian jarang berinteraksi."

"Hehe...aku hanya ingin berkenalan dengan benar, mohon kerja samanya ya, Fuyu-chan~~"

"H-ha'i, Dazai-dono!"

Memorize [Dazai Osamu X OC]✔Where stories live. Discover now