20; Dendam dan Kesalahpahaman

342 38 5
                                    

Normal POV

Hari sudah menjelang sore, Fuyu mondar-mandir diruagannya karena dilarang keluar oleh Dazai yang sampai saat ini belum kembali juga. Fuyu juga tidak mau menganggunya, maka dari itu dirinya tidak mencoba untuk menguhubunginya.

Sedangkan dilain tempat, sosok Odasaku baru saja sampai di dekat hotel yang menjadi tempat tinggal Ango. Pertama dirinya harus mengecek dan memastikan sesuatu yang berada di dalam kamar Ango, seperti petunjuk yang mungkin berguna.

Odasaku masuk kedalam kamar Ango dan melihat sekelilingnya. Hotel yang ditempati Anggo berkaca lebar yang menampakkan ruangan Ango yang sangat rapi. Odasaku berkeliling dan menemukan sebuah kursi di tengah ruangan, Odasaku melihat sekeliling dan keatas. Dirinya merasa janggal dan segera membuka sebuah tempat rahasia yang berada di atap tepat di atas kursi tersebut.

Odasaku yang memiliki abilty bisa melihat masa depan lima detik kedepan itu menyadari jika ada peluru sniper yang melesat kearahnya. Dirinya segera menghindar saat itu juga dengan membawa sebuah kotak yang didapatnya dari lubang ventilasi yang merupakan tempat rahasia itu.

Odasaku berlari keluar dari hotel seraya menghubungi Dazai yang berada di pelabuhan. Dazai sendiri menerima telepon Odasaku seraya duduk di bebetuan pinggir pelabuhan dengan santainya, tanpa merasa ada hal aneh atau semacamnya.

"Dazai?"

"Tumben kau meneleponku."

"Aku ditembaki penembak jitu. Dikamarnya Ango, dan aku sedang menuju ketempat penembak jitu itu. Dia menembak dari gedung di seberang Jalan Secondhand Books," seru Odasaku diseberang.

Dazai bangkit berdiri,"Kau ingin aku menutup rute pelarian orang ini?"

"Aku memegang Surat Perintah Mutlak. Jika diperlukan, aku..." ucapan Odasaku langsung dipotong Dazai.

"Tidak perlu repot-repot. Jangan terlalu memaksakan diri sampai aku tiba di sana," seru Dazai yang sudah bersiap.

Ditempat Odasaku, dirinya berlari menuju satu tempat yang sudah dipastikannya. Odasaku segera melompat mundur saat sosok orang berjubah tiba-tiba menyerangnya dari arah depan. Odasaku sengaja menembak pijakan didekat kaki orang itu dan menodongkan pistolnya. Namun dari belakang ada satu orang lagi yang menembak didekat Odasaku guna memperingatkan.

'Dia tidak melarikan diri dan malah menungguku?' batin Odasaku seraya melirik kebelakang.

'Dia pasti mengincar kotak ini.'

Mereka berdua berjalan mendekat perlahan pada sosok Odasaku yang sudah terpojok. Namun suara Dazai yang meneriakkan Odasaku untuk menunduk itu terdengar, dan Odasaku melaksanakan apa yang diucapkan Dazai.

Odasaku merunduk dan flashbang membutakan mereka. Dazai yang bersama anak buahnya itu segera menembak dengan membabi buta pada kedua orang itu yang sudah dikatakan lumpuh hingga mereka jatuh tergeletak karena hujan peluru.

"Kau benar-benar senang merepotkan dirimu sendiri, Odasaku," seru Dazai kemudian seraya berjalan mendekat.

"Kalau kau mau, kau bisa saja membunuh orang-orang ini dengan mudah," lanjut Dazai seraya mengulurkan tangannya pada Odasaku.

Kemampuan Odasaku adalah Tanpa Cacat, membuatnya bisa melihat apa yang akan terjadi lima sampai enam detik ke depan. Odasaku menerima uluran tangan Dazai dan segera bangkit berdiri.

"Kau membunuh mereka?"

"Soalnya kalau dijadikan sandera pun kita tak akan mendapat informasi dari mereka. Dan mereka lebih memilih bunuh diri dengan obat beracun daripada buka mulut."

"Aku sudah tahu. Bukan itu yang ingin kau tanyakan, kan?" lanjut Dazai.

"Mereka adalah perajurit terlatih."

Mereka terus berbicara sampai Dazai membuka brankas yang dibawa Odasaku, tentu saja Odasaku terkejut bukan main dengan hal itu. Namun Dazai menjelaskan semuanya hingga sejelas-jelasnya.

Sedangkan di sisi lain, Fuyu kini masih saja menangis tersedu-sedu entah karena apa, beberapa menit yang lalu salah satu anak buah Dazai yang berjaga memberikan sepucuk surat yang ditujukan pada Fuyu, entah dari siapa.

***

Waktu berlalu dengan cepat, yang Dazai tau bahwa Fuyu jatuh sakit secara tiba-tiba. Namun Dazai tetap harus menyelesaikan tugas-tugasnya. Banyak hal yang terjadi, mulai dari Odasaku yang terkena racun, setelah sadar langsung pergi menyelamatkan sosok Akutagawa yang malah ingin membunuhnya karena perkataan Dazai yang lampau.

Bertemu ketua organisasi Mimic dan segala macamnya. Sampai di satu titik dimana semua sudah sampai pada puncaknya. Bisa dikatakan, puncak dari rencana yang awalnya memang sudah diatur sedemikian rupa.

Paman penjaga rumah bagi anak-anak yang di rawat Odasaku dibunuh, bahkan anak-anak itu dimasukkan kedalam mobil dan diledakkan. Odasaku yang melihat langsung kejadian itu tidak bisa bereaksi. Hatinya hancur, keinginannya runtuh, tekad untuk balas dendam bulat.

Dazai bahkan tidak bisa mencegah Odasaku, bagaimanapun caranya. Dan Dazai juga baru mendapat kabar setelah semuanya usai. Semua fakta yang diucapkan pada Bos, perjalanan menuju tempat Odasaku, dan kabar yang didengarnya begitu hampir sampai di tempat Odasaku.

Fuyu menghilang, tanpa jejak.

Dan yang lebih membuat Dazai frustasi adalah Odasaku mati, setelah memberikan saran pada Dazai.

"Ya, aku akan melakukannya setelah aku membunuh orang terakhir yang harus kubunuh," ucap Dazai pelan.

Waktu berlalu begitu saja. Malam harinya terjadi kebakaran di pondok milik Fuyu, dimana adik semata wayangnya tidak sadarkan diri dan mati terbakar. Fuyu yang menyembunyikan diri itu terkejut ketika melihat Dazai tidak jauh dari sana bersama dengan beberapa anak buahnya.

Fuyu lari, lari sangat jauh dengan bantuan Chuuya. Tidak perduli dengan lukanya, sampai dirinya ditemukan oleh seseorang yang mau memungutnya di tepi kota Yokohama, yang untungnya sangat jarang Port Mafia menyusuri kesana.

Namun hati Fuyu sudah hancur, dirinya mendengar bahwa kedua orang tuanya mati karena pengeboman yang disengaja di gudang tua yang digunakan untuk menyekap mereka. Chuuya tidak bohong, malahan dia mengatakan yang sebenarnya bahwa pelakunya adalah Dazai.

***

Sedangkan ditempat Dazai ketika terjadi kebakaran.

Dazai berdiri tidak jauh dari rumah yang sudah terbakar semua itu.

"Kronologisnya?" tanyanya.

Salah satu anak buahnya mendekat dan menjelaskan bahwa ketika mereka datang, api sudah berkobar dan ada beberapa dari mereka yang mengejar kelompok berbaju hitam bercorak putih yang tak lazim itu. Dazai bahkan tidak tahu jika ada Fuyu yang mengewasinya.

Percuma untuk memadamkannya, sudah tidak ada harapan lagi karena Dazai sudah yakin bahwa tidak ada orang hidup lagi didalam. Semua terlambat.

***

Dazai sudah tidak habis pikir, sosok ayah Fuyu ternyata memang gila dan harus dibasmi sesuai dengan penyelidikannya. Bahkan ibu Fuyu pun sudah tidak bernyawa, dalam artian bahwa dia hanyalah boneka yang terlihat hidup dan menuruti kemauan tuannya saja. Dazai berniat memusnahkan mereka sebelum menjadikan Fuyu sebagai tumbal berikutnya dan memporak porandakan Port Mafia.

Dan itulah yang sebenarnya terjadi. Namun Dazai juga tidak tahu akan suatu hal yang pernah terjadi sebelumnya, sesuatu yang membuatnya marah pada Fuyu, informasi-informasi yang mengalir membuatnya dendam kesumat dengan Fuyu. Walaupun pada dasarnya hanyalah sebuah...

Kesalah pahaman.

[TBC]

A/N: Haiii, siapa yang masih nunggu ini cerita? Sori kalau lama yah, maklum mahasiswa (sok) sibuk. Semoga bumi lekas membaik, stay safe semua dan tetap #dirumahaja

Jangan lupa Vote yaa, semoga lancar updatenya. Dan semoga tugasku ngga tambah banyak aja wkwk.

Sekian,
Ama.

Memorize [Dazai Osamu X OC]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang