25; Ketenangan Sementara

305 33 0
                                    

Normal POV

Pagi-pagi sekali Ranpo sudah mendapatkan surat tantangan dari Guild. Ranpo pergi bersama dengan Yosano yang menemaninya, sedangkan yang lain berada di markas kembali. Selama Ranpo dan Yosano pergi, Fuyu dan Dazai berada di dalam ruang rapat dengan Fuyu yang memegang sebuah map kemarin dan melemparkannya ke tengah meja, dimana ia dan Dazai duduk bersebrangan.

Dazai menyeringai menatap map lalu beralih menatap Fuyu yang memasang wajah polosnya itu,"Kau rupanya nakal juga ya, Fuyumi."

"Aku tidak melakukan apa-apa," sahut Fuyu santai dan tenang.

"Kau memang tidak harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan hal seperti ini," sahut Dazai masih dengan seringainya seraya mengambil map itu.

Fuyu hanya bersandar pada kursi dan memejamkan matanya seraya menunggu Dazai selesai membaca semua berkas yang ada di dalam, karena Fuyu sudah membacanya semalaman suntuk dan dirinya butuh tidur karena hal itu.

Sedangkan ditempat Ranpo yang saat ini sedang berdiskusi dengan salah satu anggota Guild, Poe yang merupakan ahli stratergi yang ternyata menantang Ranpo untuk memecahkan misteri novelnya dan jika Ranpo berhasil maka hadiahnya adalah informasi penting mengenai Moby Dick, markas melayang milik Guild.

Namun, kemampuan Poe adalah memasukkan orang yang membacanya kedalam novelnya, dan tentu saja Yosano dan Ranpo masuk kedalam novel dan mereka hanya bisa keluar jika mereka berhasil memecahkan misteri novel tersebut. Poe hanya tertawa dan berbicara sendiri, memang Poe mempunyai dendam pada Ranpo yang pernah mengalahkannya dulu dalam pemecahan sebuah kasus.

Kembali ketempat Fuyu dan Dazai berada. Sudah lima belas menit lamanya Fuyu menutup matanya, sampai tiba-tiba ia membuka matanya dan menatap Dazai.

"Ne Dazai," panggil Fuyu seraya menopang dagunya dengan tangan kirinya dan menatap Dazai lekat-lekat.

"Dousta?" sahut Dazai singkat dan melirik Fuyu sebentar sebelum kembali membaca berkas-berkas yang kali ini sudah berserakan di atas meja.

"Ranpo-san itu mengetahui jika ia tidak memiliki kemampuan khusus?"

"Kurasa ia tau, dia cuma suka menjadi bukan orang biasa," sahut Dazai seraya menyeringai sedikit.

Fuyu mengangguk dan bergumam sendiri,"Berarti bukan masalah baginya saat ini."

Fuyu menghela napas sebelum berdiri, Dazai memberikan isyarat jika mereka harus tetap waspada karena berkas yang sedang di baca oleh Dazai saat ini adalah berkas rahasia yang belum boleh di ketahui oleh orang lain tentunya. Atau memang Fuyu dan Dazai tidak mau masalah mereka dicampuri oleh orang lain.

"Aku mau membeli bir dingin dulu, aku segera kembali," ucap Fuyu sebelum keluar dari sana dan meninggalkan kucing hitam imut yang dibuat dari abilitinya untuk menemani Dazai.

Dazai mencoba menyentuh kucing itu, namun kucing itu sudah bersikap ganas pada Dazai, Dazai terkekeh dan tidak jadi memegang kucing buatan itu.

"Kau sama saja dengan pemilikmu," gumam Dazai sebelum kembali fokus pada berkas-berkas kembali.

Fuyu berjalan dengan santai menuju lantai bawah untuk membeli bir dingin yang disediakan di café, saat masuk kedalam lift Fuyu hanya tersenyum tipis dan mengumamkan sesuatu karena dirinya mendengarkan ucapan Dazai tentunya.

Jika selama ini mereka bertanya-tanya kenapa Fuyu bisa mendengarkan atau melihat maka jawabannya adalah abilitinya itu jiwanya, otaknya, dan alam baka miliknya. Jadi tidak heran jika Fuyu bisa saja mendegar hal seperti itu karena jika mereka bicara pada abilitinya maka Fuyu akan mendengar sebuah bisikan di benaknya. Kemampuan yang curang tentunya.

Memorize [Dazai Osamu X OC]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang