📍MCB||04

60K 3.4K 160
                                    

Happy reading 📖

⛄⛄⛄

"Kalian pernah Ibu kasih tugas kan beberapa hari yang lalu?" tanya Bu Endang.

"Iya Bu," seru semua Murid.

"Silahkan di kumpul!" titah Bu Endang.

Semua Murid satu persatu maju ke depan menyetor buku tugas masing-masing terkecuali bangku Arga dan Vania.

"Arga mana tugas kamu?" ucap Bu Endang karena tidak melihat Arga bergerak.

Arga menghembuskan nafasnya seraya menegapkan duduknya. "Ngak ada bu," ucapnya santai dan mendapat tatapan tajam oleh Bu Endang.

"Kamu ini Arga, bisa tidak kamu menghargai Guru yang mengajar di kelas," geram Bu Endang.

"Kalau kamu begini terus kamu mau jadi apa nantinya hah, sudahlah Ibu capek ngehukum kamu terus. Vania karena kamu di cap sebagai Siswi terpintar saya perintahkan kamu buat ngajar Arga supaya bisa menyelesaikan semua tugasnya," ucapnya lagi tanpa terbantahkan.

"Di mana Bu?" tanya Vania.

"Kalian ke perpustakaan aja, minggu depan Ibu periksa. Kalau Arga tidak mengerjakan tugasnya, kalian berdua Ibu hukum. Mengerti," balas Bu Endang.

"Mengerti bu," ucap Vania lesuh, hanya karena Arga ia juga yang ikut terkena imbasnya.

"Lo mau duduk terus di situ apa ke perpustakaan," ujar Vania ketus.

Arga menghembuskan nafasnya pelan kemudian berjalan mendahului Vania keluar dari kelas yang membuatnya gerah.

Arga dan Vania berjalan secara beriringan menuju perpustakaan yang terletak agak jauh dari kelas.

Setelah sampai di perpustakaan Arga memilih duduk di bangku pojok perpustakaan, sedangkan Vania melototkan matanya, kenapa ia yang harus repot mencari buku pelajaran yang akan di gunakan mengerjakan tugas Arga yang bahkan cowok tersebut malah duduk manis di bangku.

"Heh yang mau kerja tugas kan elo,kenapa lo yang duduk santai kek gini," sentak Vania seraya menyilangkan tangan di depan dada.

Arga memutar matanya malas mendengar ocehan Vania. "Lo ngak bisa apa tinggal ambil doang ribet."

"Heh yang butuh situ kenapa gue yang kudu repot."

"Yaudah kalau lo ngak mau ambil, gue ngak maksa--

"Bagus dong," balas Vania cepat.

"Tapi jangan salahin gue kalau kita di hukum," ucap Arga menaikan sebelah alisnya, Vania menatap tajam ke arah Arga bak ingin memakannya hidup-hidup.

"Nyebelin banget sih lo," kesal Vania menghentak-hentakkan kakinya dan berjalan menuju rak buku yang berjejeran.

Arga tersenyum kemenangan.

Saat melihat buku yang akan mereka gunakan terletak di bagian rak paling atas. Vania terdiam sesaat sembari menangadahkan kepalanya. Sudah pasti Vania tidak bisa menggapainya.Vania menoleh melihat Arga yang sedang asik menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangannya.

"Ar gue ngak bisa ngambil bukunya," ucap vania.

"Ck gitu aja repotin," decak Arga berjalan ke arah Vania berdiri.

Arga langsung mengambil buku yang ada di bagian rak atas. Tanpa mereka sadari tubuh mereka sangat dekat.

"Nih bukunya," ujar Arga memberikan buku tepat di hadapan Vania. Sedangkan Arga belum menyadari kedekatan mereka.

My Cold Boyfriend (SELESAI||SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang