📍MCB||06

51.4K 3K 18
                                    

Kalian masih stay kan baca MCB
Kalau kalian suka, jangan lupa vote dan koment ya⚠

Follow juga biar author cepat update⚠

Happy reading 📖

⛄⛄⛄

Bel istrahat telah berbunyi memenuhi pelosok SMA Dirgantara. Semua Murid ngacir ke kantin sekolah mengisi perut yang sudah bermain musik di dalamnya.

Saat ini Arga and the geng berjalan di koridor, Arga dengan gaya coldnya, Aldo dengan gaya tengil dan sok ganteng, Bayu yang tebar senyum ke semua Siswi yang berada di koridor.

"Wah gue di lirik cewek tuh," celetuk Aldo dengan bangga-nya.

"Siapa juga yang ngelirik lo kampret, yang ada mereka lagi liatin si Arga," jawab Bayu.

"Huft. Mereka tuh liatin gue anjir," ucap Aldo tak mau kalah.

Bayu menghela nafas. "semerdeka lo aja kutil," pasrah Bayu.

Arga masih berjalan dengan gaya khasnya, tanpa memperdulikan tatapan memuja dari kaum hawa.
Sampai di kantin, Arga menyusuri setiap sudut kantin, seketika tatapannya tertuju pada dua cewek yang lagi bercakap-cakap ria. Mereka adalah Vania dan Bella.

Arga berjalan melewati bangku Bella dan Vania, ia duduk di pojok kantin dan di ikuti Aldo dan Bayu. 
Bisik-bisik mulai terdengar di telinga Vania dan Bella ketika Arga masuk ke dalam kantin. Maklum Mostwanted emang terkenal.

Vania memutar matanya malas selalu saja Arga, kenapa semua cewek di butakan oleh kharisma yang di miliki Arga. "Tuh bocah pasti jadi kepedaan deh."

"Arga ngak pernah dengerin bisik-bisik cewek centil kek mereka," ujar Bella seakan mengerti pikiran Vania.

"Yaudah kali ngapain bahas tuh tembok plus kulkas berjalan," tukas Vania.

Vania bangkit dari duduknya dan pergi memesan makanan.

"Mau kemana Va?" tanya Bella menautkan alisnya bingung.

"Pasen makan lah, yakali mau olahraga," balas Vania cekikikan dan Bella hanya nyengir.

Setelah memesan makanan, Vania berjalan dengan membawa semangkuk bakso dan jus stroberi di tangannya.

Tepat di hadapan Arga, kaki jenjang Vania terpeleset dan tak sengaja jusnya mengenai seragam Arga.

Arga terkejut dengan jus yang mengenai seragamnya tapi dengan sigap menahan tubuh Vania agar tak terjatuh.

"Kalau jalan tuh pake mata, kalau lo jatuh yang ada lo di ketawain," sentak Arga melepas rengkuhannya seraya berdiri tegak.

"Maaf. Gue ngak sengaja," ucap Vania menundukkan kepalanya.

"Hm," balas Arga berlalu begitu saja keluar dari area kantin.

Melihat Arga yang pergi dari hadapannya,Vania segera berlari menyusulnya karena rasa bersalahnya.

"Arga," panggil Vania seraya berlari kecil di koridor.

Mendengar namanya dipanggil, Arga menghentikan langkahnya yang ingin pergi ke kamar mandi.

"Apaan sih," ketus Arga.

"Biar gue yang bersihin noda jus itu," pinta Vania.

"Lo bisa apa?"

"Ya se-engaknya gue bisa bersihin noda jus di seragam lo."

"Oke yaudah, lo ikut gue ke toilet."

Vania menelan salivanya susah payah, bahwa ia harus ikut ke kamar mandi, kamar mandi pria pula.

"Em..di toilet cewek aja ya," ujar Vania memainkan jemarinya.

"Ngak, yakali gue ke toilet cewek," tolak Arga sambil tersenyum getir.

"Masa gue juga ke toilet cowok sih."

"Yaudah kalau ngak mau. Gue cabut."

"Ehh iya gue mau," pasrah Vania membuntuti Arga dari belakang.

Suasana toilet pria sedang sunyi dan juga tidak bau jadi mendukung Vania membantu Arga membersihkan seragamnya.

"Siniin seragam lo," titah Vania seraya menggambil segayung air.

Arga menurut dan memajukan badannya agar mendekat ke Vania.

Vania dengan taletan membersihkan noda yang melengket di seragam Arga tanpa ia sadari Arga tersenyum melihat wajah Vania dari arah dekat.

"Udah nih," ujar Vania mendonggak melihat Arga yang sedang tersenyum dan belum menyadari ucapan Vania.

Vania yang melihat senyum Arga pun merasa deg-degan, baru pertama kali melihat senyum cowok yang tak pernah berekspresi ini.

"Ar in-i uda-h," gelagap Vania mengibaskan tangannya di depan wajah Arga dan empunya mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Hm," ucap Arga dingin menyembunyikan keterkejutannya.

"Yaudah gue duluan," ujar Vania menahan senyum seraya berlari keluar toilet pria.

"Dari mana aja loh Va," tanya Bella ketika melihat Vania masuk ke dalam kelas.

"Dari toilet."

"Kalau Arga mana?" tanya Bayu.

"Em itu dia ada--

"Gue disini," sela Arga yang baru masuk kedalam kelas.

Bayu dan aldo menganggukkan kepala sedangkan vania menghembuskan nafas lega, untung saja Arga datang di waktu yang tepat, kalau tidak bisa-bisa Vania akan di introgasi oleh ketiganya.

Semuanya duduk di tempat semula Seraya menunggu guru yang akan mengajar.

"Selamat siang anak-anak," sapa Bu Mona_Guru biologi.

"SIANG BUUU," ucap penghuni kelas serempak.

"Oke buka halaman 290, kerjakan soal yang tertera di situ dan minggu depan Ibu akan periksa, tapi Ibu akan bagi kelompok dulu, setiap kelompok terdiri dari dua yang satu cewek dan satunya cowok," ujar Bu Mona.

Bu Mona mulai membagi kelompok. "Dan kelompok terakhir adalah Alvania Inka Pradipta dan Arga Putra Dirgantara."

Vania terkejut. Apa ia harus bersama Arga mengerjakan tugas itu, yang ada dia yang kerja sendiri.

"Bu ngak bisa di nego lagi apa masa saya sekelompok sama Bombom sih," protes Irfan.

Bombom julukan dari Lala yang memiliki badan gempal. Lala Saputri namanya tapi karena Badannya yang tidak sesuai nama, maka ia dijuluki Bombom.

"Ngak ada. Kelompoknya udah permanen ngak bisa di ganggu gugat," balas Bu Mona membuat Irfan mendesah kecewa.

"Lah lo masih mending Lala, gue sama si Putung," celetuk Aldo semuanya ngakak mendengar nama Boby yang diganti Putung.

"Woi nama gue Boby, ingat B.O.B.Y," ujar Boby penuh penekanan di namanya.

"Abisnya lo kerjanya ngemil mulu tapi badan kek lidi ngak pernah gemuk," balas Aldo.

Aldo sekelompok dengan Boby karena semua cewek sudah habis terbagi jadi tinggalah mereka berdua.

"Sudah-sudah, yang saya mau tugas bukan perdebatan kalian," lerai Bu Mona.

Dua jam bergelut dengan buku-buku pelajaran rupanya sangat menguras energi. Setelah bel pulang menggema,Bu Mona keluar dari kelas setelah membereskan peralatan alat tulisnya.

"Sampai ketemu di minggu berikutnya," ucap Bu Mona sebelum beranjak meninggalkan kelas yang mulai riuh.

⛄⛄⛄

Tbc.

My Cold Boyfriend (SELESAI||SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now