My Cold Boyfriend (SELESAI||SUDAH TERBIT)

📍MCB||16

Happy reading.

Pagi ini Vania dengan pakaian lengkapnya sudah duduk di meja makan di depannya ada papinya yang juga ikut serta dalam sarapan pagi.

"Nia," ujar Maminya.

Vania menoleh ke arah Maminya. "Kenapa Mi?"

"Kamu ngak keberatan kan soal pertunangan itu?" Maminya berkata seakan ragu.

"Ngak kok mi, Nia ngak mau ngecewain kalian," tutur Vania membuat Papi dan Maminya tersenyum bahagia.

"Baguslah kalau begitu," ujar Satria.

Tok!Tok!Tok!

"Kayaknya itu Arga deh?" ujar Vania.

Papi dan Maminya kompak menoleh kearah Vania dan tersenyum kearah putri satu-satunya.

Cepat-cepat Vania berjalan kearah pintu utama dan membukakan pintu.

"Pagi," sapa Arga yang di balas senyuman oleh Vania.

"Pagi juga, yuk masuk sarapan bareng."

Arga tidak menolak dan langsung mengikuti langkah Vania.

"Eh ada nak Arga, sini sarapan bareng," ujar Mami Vania.

"Iya Tan," balas Arga.

Setelah sarapan bersama, keduanya berpamitan seraya menyalimi tangan kedua orang tua Vania.

Dalam perjalanan suasana di dalam mobil hanya keheningan, dua-duanya sama-sama bungkam.

Berdua di mobil, Vania tidak lagi canggung tapi jatungnya yang berlari maraton di dalam sana karena duduk di samping Arga.

Sebaliknya Arga pun merasakan hal serupa seperti Vania. Tanpa mereka ketahui.

"Ar."

"Va."

Mereka kompak memanggil dan menoleh, setelahnya mereka terkekeh.

"Lo duluan aja," ujar Arga.

"Ngak lo aja yang duluan," tolak Vania dan di balas anggukan oleh empunya.

"Kenapa lo terima pertunangan ini?" spontan Arga menanyakan perihal tunangan secara tiba-tiba.

"Gu-gue ngak mau ngecewain kedua orang tua gue," balas Vania.

Tak terasa mobil Arga telah memasuki area parkiran sekolah.

Seperti biasa semua pasang mata tertuju pada mobil Arga.

Arga turun dan di ikuti Vania yang juga ikut turun, Vania sungguh risih di perhatikan banyak orang apalagi orangnya itu tak suka padanya.

"Mereka cocok ya."

"Enak aja mereka tuh ngak cocok tau ngak."

"Mereka pacaran?"

"Ngak mungin lah."