Tiga Belas

31.6K 4.5K 145
                                    

Seperti rencana, akad nikah Febe dan Kennan digelar di rumah mempelai perempuan. Febe tidak ingat apa saja yang terjadi sejak dia meninggalkan ranjang. Semalaman perempuan itu hampir tidak bisa memejamkan mata.

Hingga acara resepsi selesai, Febe seolah sedang berada di alam mimpi. Semua yang dialaminya mengabur begitu saja. Kenangan yang paling menempel di ingatannya adalah saat seorang perempuan sintal dengan dandanan mencolok dan kebaya bergaris leher terlalu rendah, nyaris memeluk Kennan di pelaminan. Perempuan itu sempat menggumamkan sesuatu di telinga kanan Kennan sebelum pria itu mendorongnya dengan perlahan. Sebelum diperkenalkan pun Febe sudah bisa menebak siapa tamu yang datang ke resepsi itu.

Kennan benar, Siska seperti baru saja menumpahkan isi setengah botol parfum di tubuhnya. Belum lagi riasan tebal yang membuat warna mata perempuan itu sulit dikenali. Serta alis yang tak kalah mencolok. Satu lagi, dada yang seakan nyaris meluap dari kebayanya.

Selain itu, tidak ada yang benar-benar diingat Febe. Otaknya seolah membeku. Dia baru benar-benar kembali pada kekinian saat sudah berada di kamar hotel. Selama dua malam, Febe dan Kennan akan bermalam di hotel yang juga menjadi tempat resepsinya digelar, Romantic. Untung saja acara itu tidak diselenggarakan di hotel tempat Irina pernah bekerja.

Febe lebih dulu diantar ke kamarnya oleh salah satu anggota tim perias. Setelah make-up Febe dibersihkan, dia buru-buru mandi. Tubuhnya terasa lengket. Perempuan itu sedang mengeringkan rambut dengan hair dryer ketika Kennan bergabung di dalam kamar yang khusus diperuntukkan bagi para pengantin baru itu. Romantic adalah hotel yang memang menyasar para pasangan dan sangat sering dipilih sebagai tempat resepsi pernikahan.

"Hai," sapa Kennan. "Kamu udah mandi?" Lelaki itu hanya mengenakan celana hitam dan kemeja putih yang lengannya digulung. Dua kancing teratas kemejanya sudah dibuka. Kennan tampak lelah.

"Udah." Febe mematikan pengering rambut. "Kamu mau mandi, nggak? Atau terlalu capek?"

"Mandilah. Badanku lengket banget. Pasti nggak bakalan bisa tidur kalau nggak mandi."

Selama Kennan di kamar mandi, Febe menonton televisi. Tidak ada acara tertentu yang menarik perhatiannya. Perempuan itu duduk di ottoman yang ada di kaki ranjang. Kamar hotel yang mereka tempati ini memang luas, dengan paduan warna putih dan ungu pucat mendominasi ruangan. Yang Febe suka, tidak ada kehebohan ala pengantin baru yang melibatkan kelopak mawar di ranjang dan lantai. Melainkan rangkaian bunga mawar putih dengan vas kaca tinggi yang cantik di sudut ruangan. Juga mawar yang disusun indah di bagian atas tiang ranjang.

Ya, ranjangnya memiliki empat tiang yang dipasangi semacam kelambu ungu pucat. Bagian teratas kelambu itulah yang dipenuhi jalinan mawar dan daunan-daunan. Kombinasi indah yang sempat membuat Febe terpaku saat memasuki kamar. Suasana sebagai kamar pengantin pun menguar jelas.

Dia membandingkan ruangan hotel ini dengan kamarnya sendiri yang berukuran lebih kecil. Febe selalu merasa kamarnya cukup nyaman. Selain televisi dan meja rias, Febe juga menempatkan sebuah meja kopi untuk tempat teko dan gelas. Karena dia sering terbangun tengah malam hanya untuk minum.

Belakangan, sejak memutuskan akan menikahi Kennan dan tetap tinggal di rumahnya, ada satu hal yang mengusik Febe. Ranjangnya terlalu sempit jika harus ditempati berdua. Dulu, Febe memesan khusus tempat tidur berukuran 140 x 200 sentimeter itu. Dia selalu merasa ranjangnya sudah sempurna. Namun, jika Kennan tidur juga di sana, tentu ceritanya berbeda. Lelaki itu bertubuh besar, pasti takkan nyaman tidur berdua dengan Febe.

Perempuan itu menahan napas lalu mengembuskannya perlahan. Beberapa jam silam, dia sudah resmi menjadi istri orang. Pria yang bahkan dalam mimpi paling sableng pun tak pernah dibayangkan sebagai pasangannya. Namun, tidak ada yang perlu disesali, kan? Febe membuat pilihan ini dengan alasan kuat. Bukan karena putus asa belum memiliki pasangan. Lagi pula, dirinya dan Kennan sudah sepakat, mereka akan serius membuat pernikahan ini berhasil. Karena menikah bukanlah bagian dari permainan yang memiliki tenggat.

Despacito [Terbit 28 Oktober 2020]Where stories live. Discover now