Dua Puluh Enam [B]

32.3K 4.9K 443
                                    

Beberapa jam kemudian, 'masa lalu yang udah nggak ada artinya itu' ternyata mengejutkan Kennan. Lelaki itu tiba di rumah mertuanya hampir pukul sembilan. Dia sudah menelepon Febe, mengabari bahwa Kennan akan makan malam di rumah ibunya. Lydia yang memintanya untuk tidak langsung pulang karena mereka sudah lama tidak makan malam sekeluarga. Mieke dan Savina datang menjelang magrib.

Setelah memarkir motornya, Kennan meletakkan helm dan sebuah kantong plastik di meja yang berada di teras, lalu berjalan menuju studio. Pasalnya, dia melihat pintu studio terbuka dan lampu di dalamnya menyala. Kennan yakin, istrinya berada di sana. Febe memang sempat memberi tahu bahwa hari ini kelasnya sudah dimulai. Padahal mereka baru pulang kemarin. Namun Kennan tidak protes karena dia tahu bahwa Febe adalah orang yang tahu menetapkan skala prioritas. Tahu batas kemampuannya. Hanya saja, biasanya studio sudah ditutup setelah magrib.

Saat mencapai ambang pintu, Kennan melihat Febe sedang berbincang serius dengan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Kennan sempat berhenti, bertanya-tanya siapa gerangan laki-laki perlente yang duduk di hadapan istrinya. Keduanya bicara dengan suara rendah sehingga Kennan tidak bisa mendengar apa yang mereka bahas.

"Halo," sapa Kennan dengan suara mantap, begitu dia memasuki studio. Febe dan tamunya sontak menoleh. Istrinya tidak menyembunyikan kekagetan karena melihat Kennan.

"Ken, kamu baru pulang?" tanya Febe. Perempuan itu berdiri dari tempat duduknya. Tamunya melakukan hal yang sama.

"Iya, baru banget. Aku mampir ke sini karena ngeliat lampu di sini nyala. Pintunya pun terbuka." Kennan mengangguk sopan ke arah pria asing itu. Dia mengulurkan tangan. Kennan belum sempat memperkenalkan diri saat Febe menukas.

"Ken, ini Okta."

Sumpah, Kennan merasa seseorang seperti baru saja menebaskan pedang ke arahnya. Ini kejutan yang tak pernah terbayangkan. Namun Kennan tetap berjabatan tangan dengan pria dari masa lalu istrinya.

Jika sebelumnya Kennan hanya memerhatikan Okta seperlunya, kini sebaliknya. Dia duduk di sebelah istrinya dengan konsentrasi tertuju kepada tamunya, seolah sedang meneliti mikroorganisme langka dengan mikroskop.

Tamu Febe adalah pria perlente, itu kesimpulan Kennan beberapa saat lalu. Mengenakan kemeja merah pucat dan celana jeans yang akan tampak biasa saja pada orang lain, justru membuat pria itu tampak bergaya. Setelah Kennan tahu bahwa laki-laki itu adalah Okta, dia mengubah opininya. Okta bukan perlente melainkan pesolek. Memangnya ada laki-laki yang memakai kemeja berwarna merah pucat?

Selama terlibat basa-basi menyiksa dengan lelaki yang sudah menghamili istrinya satu dekade lalu, tengkuk Kennan terasa membeku. Jantungnya berdenyut dengan irama staccato yang menyakitkan dada. Untungnya Okta hanya bertahan sebentar sebelum pamit dengan sopan. Entah kurang nyaman dengan kehadiran Kennan atau ada alasan lain.

Jika laki-laki bertahan sepuluh menit lebih lama, mungkin Kennan sendiri yang akan memintanya pulang. Bukankah memang seharusnya orang-orang dari masa lalu tidak perlu lagi menampakkan diri di depan pasangan yang sudah menikah? Pemikiran itu membuat Kennan mengernyit. Mengapa dia terkesan tidak percaya diri?

Kennan bersandar di kursinya dengan perasaan bodoh yang asing. Dia hanya memerhatikan Febe mengemasi gelas bekas pakai yang ada di meja. Tamu Febe tampaknya juga meminum teh. Fakta itu membuat otak Kennan berputar cepat. Jangan-jangan, Okta juga menyukai teh tanpa gula? Seberapa banyak kesamaan antara laki-laki itu dengan istrinya?

Kennan bisa merasakan kecanggungan merayap di udara. Ini bukan Febe yang biasa, terutama sejak mereka menikah. Ini adalah Febe versi lama saat Kennan masih memacari Irina. Febe yang menjauh dan menjaga jarak.

Mungkin, seharusnya dia menunggu istrinya bercerita tentang apa yang baru saja terjadi. Namun saat Febe menjauh dengan gelas kotor di tangan tanpa mengucapkan apa pun, lelaki itu berubah pikiran.

Despacito [Terbit 28 Oktober 2020]Where stories live. Discover now