Dua Puluh Dua

35K 5K 292
                                    

Keenan bangun lebih dulu dibanding istrinya. Di luar, Santorini masih gelap gulita. Dia sempat mengintip dari balik gorden. Lalu, Kennan kembali ke ranjang. Namun dia tahu takkan bisa memejamkan mata lagi. Karena itu, dia memutuskan untuk memandangi Febe yang tidur dengan wajah menghadap ke arahnya.

Lelaki itu menarik selimut dengan hati-hati, menutupi punggung istrinya yang terbuka. Saat sedang terlelap, tidak terlihat tanda-tanda bahwa Febe bisa bersikap judes dan menghasilkan kata-kata ketus. Galak.

Akhirnya, Santorini benar-benar menjadi tempat bulan madu mereka. Kennan mengelus rambut istrinya dengan hati-hati. Senyumnya terkulum. Si pemilik bokong seksi ini sudah benar-benar diklaim Kennan sebagai miliknya. Dia mungkin tidak mencintai Febe. Belum. Begitu juga sebaliknya. Namun jika melihat perjalanan mereka sejak menjadi suami istri, Kennan optimis perasaan mereka akan bertumbuh.

Ah, hidupnya memang mengalami banyak kejutan. Kennan masih ingat pertama kali mereka bertemu. Dia dan Febe sama-sama menghadiri acara resepsi pernikahan. Adik mempelai pria yang memperkenalkan mereka. Kennan langsung menyukai perempuan itu meski tidak tahu alasan pastinya.

Namun, perasaannya tidak bertahan lama. Karena beberapa menit kemudian Irina muncul dan juga berkenalan dengan Kennan dan beberapa temannya. Situasi pun berubah. Irina tidak menyembunyikan ketertarikannya pada Kennan meski bukan dengan cara yang vulgar. Hingga hubungan mereka kian dekat dan Febe makin terlupakan dari kepala Kennan. Apalagi, Irina kemudian cukup gencar membongkar satu demi satu cacat kakaknya. Termasuk orientasi seksual dan masalah aborsi. Perlahan tapi pasti, Kennan berbalik tak menyukai Febe.

Akan tetapi, lihat apa yang terjadi sekarang ini! Dia justru bahagia karena menikahi Febe. Ketika Kennan pasrah dan tidak lagi memikirkan kepentingan dirinya semata, pernikahannya dengan Febe menjadi lebih mudah diterima. Apalagi ternyata perempuan itu tipikal istri yang baik dan perhatian.

Febe memang tidak ahli di dapur. Namun perempuan itu berusaha semaksimal mungkin menyiapkan semua keperluan Kennan. Mulai dari baju hingga makanan. Kennan yang terbiasa mengurusi diri sendiri, kadang merasa aneh saat mendapati pakaiannya sudah disiapkan di ranjang.

Satu fakta lagi yang cukup mengejutkan Kennan, Febe membuatnya banyak tertawa. Istrinya tidak sekaku yang dikiranya. Bahkan, Febe adalah orang yang santai sekaligus polos dalam hal tertentu. Akan tetapi, Febe kadang gampang salah tingkah jika berada di dekat Kennan. Tentunya karena belum terbiasa dan masih diliputi rasa canggung. Itulah sebabnya dia sangat suka menggoda sang istri hingga tersipu-sipu atau mengomel panjang.

"Udah berapa lama kamu melototin aku?" Suara Febe memecah perhatian Kennan. Istrinya menguap dengan telapak tangan kanan menutupi mulutnya. Febe bergerak asal-asalan hingga selimutnya melorot. Namun perempuan itu buru-buru memperbaiki posisinya sehingga dada Febe tidak terekspos. "Dan kamu udah bohong karena nggak meluk aku sampai pagi."

Kennan menarik sang istri ke arahnya. "Iya, maaf. Aku tadi kebangun, trus sempat ngintip ke luar. Masih gelap." Tangan kanannya melingkari pinggang Febe. "Trus aku malah jadi ngeliatin kamu yang lagi bobo. Nggak keliatan jejak galak dan judesnya kamu, Fe," candanya. Kennan mengecup rambut istrinya. Untuk pertama kalinya, Febe balas memeluk sang suami. Selama tiga denyut nadi, Kennan sempat menahan napas.

"Udah jam berapa, Ken?" tanya Febe dengan suara mengantuk.

"Baru jam empat. Kamu tidur lagi aja, Fe. Pagi masih lama."

"Kamu bangun bukan karena nyesel, kan? Trus nanti nggak bakalan uring-uringan?"

"Hah? Aku?" Kennan tergelak. "Nggak akan!"

"Oke. Kalau gitu, aku tidur lagi." Febe menguap lagi.

Kennan merapikan rambut istrinya yang menutupi pipi. Lalu, tangannya bergerak mengelus punggung Febe. Kini dia harus mengakui bahwa istrinya memiliki tubuh yang lebih dari sekadar bagus. Olahraga rutin yang dilakukan Febe membentuk tubuhnya sedemikian rupa. Seksi secara harfiah.

Despacito [Terbit 28 Oktober 2020]Where stories live. Discover now