7

1.4K 195 81
                                    

"Hyung, aku meniduri seorang gadis semalam."

Yena melebarkan kedua matanya, "Mwo? Kau serius Yujin? Astaga! Bagaimana bisa? Apa kau mengenal gadis itu?" Yena memberondong Yujin dengan semua pertanyaan yang terlintas di kepalanya.

Sebagai seorang sahabat, Yena tahu jelas bahwa Yujin adalah seorang pria baik-baik. Mustahil baginya untuk meniduri seorang gadis, bahkan seorang 'pelacur' pun tidak pernah disentuhnya. Dan sekarang, pria itu justru datang denga pengakuan yang luar biasa mencengangkan.

Yujin menggeleng pelan, merasa sedikit cemas jika ada yang mendengar percakapan pribadi mereka. "Kau ingat penyanyi wanita yang menyanyi di Bar semalam?" Yena mengangguk mengiayakan. "Aku tidur dengannya semalam."

Yena semakin melebarkan matanya, "Mwo? Kim Minju? Kau~ Kau dan Kim Minju?" Yena mendadak tergagap. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana wajah terkejutnya sekarang dan juga bagaimana beruntungnya Yujin bisa tidur dengan penyanyi bertubuh indah tersebut.

Seumur hidup pun Yena hanya bisa menjadikan wanita itu sebagai objek 'bermain solo' nya dan sekarang sahabatnya itu mengatakan kepadanya bahwa dia telah tidur dengan wanita yang diam-diam dikaguminya.

"Kau tidak sedang bercanda kan Yujin? Bagaimana kau bisa tidur dengannya? Dia selalu menolak ajakan semua lelaki yang mencoba menawarnya dan bagaimana kau bisa melewati Na Jaemin? pria yang selalu berada di sampingnya."

Yujin menautkan kedua alisnya hingga membentuk sebuah kerutan tipis di dahinya, "Bagaimana kau bisa tahu banyak tentang Kim Minju? Kau menyukainya? Dan siapa Na Jaemin?" sungutnya semakin kesal. Dia sedang bercerita tentang kegundahan hatinya. Yena malah sibuk menanyakan hal yang tidak penting menurutnya.

Yena terbatuk pelan berusaha menetralkan suaranya, "Kim Minju ibarat mawar hitam kau tahu. Semua orang menyukainya. Dia cantik dan berbakat. Temanku pernah menawarnya dengan harga tinggi, 1.000.000 won semalam."

Yujin melebarkan kedua matanya, "Mwo? Menawarnya? 1.000.000 won?" Yujin meninggikan suaranya, merasa risih membicarakan harga seorang wanita di kantornya.

"Nde, tapi Minju menolaknya. Dan Na Jaemin menghajarnya habis-habisan setelah itu." Yujin memicingkan kedua matanya, 'siapa Na Jaemin? Apa dia kekasih Kim Minju?'

Yena mengendikkan bahunya, seolah tahu dengan apa yang sedang dipikirkan Yujin sekarang. "Yang jelas, Jaemin selalu berada di samping Minju. Pemuda itu seperti peremen karet yang menempel di sepatu, susah sekali di lepaskan."

Yujin tersenyum sinis mendengar perumpamaan Yena. Pemuda itu benar-benar mengibaratkan Jaemin seperti hama pengganggu yang menyebalkan. Selang beberapa menit, kedua pemuda itu terdiam sejenak dalam keheningan. Yujin mencoba mengingat ekspresi Minju ketika memintanya untuk merahasiakan 'kecelakaan' yang menimpa mereka.

Wanita itu terlihat pucat dan ketakutan, mungkin juga Jaemin adalah alasannya. Yah, siapa yang berharap kekasihnya tahu bahwa dia telah tidur dengan pria lain? Apalagi malam itu adalah 'malam pertamanya'. Tanpa sadar Yujin tersenyum kecil mengingat kejadian di malam menggairahkan itu. Yah, dia belum pernah menjadi pria pertama bagi seorang wanita. Setidaknya sampai malam itu.

"Ya,, Yujin-ah, apa rencanamu sekarang? Apa kau berniat menikahinya?"

Yujim tersentak dari lamunannya. Bisa-bisanya dia sempat merasa senang memikirkan 'kecelakaan' itu.

"Awalnya aku berencana menikahinya, tapi Minju menolakku. Dia bahkan memintaku untuk merahasiakan ini. Bukankah dia sangat aneh?"

Yena mengangguk mengiayakan, jika dia menjadi Minju dia pasti akan menyetujui untuk menikah dengan Yujin, apa untungnya menolak pria tampan, kaya, dan pintar macam Yujin? Kecuali wanita itu telah memiliki kekasih, "Benar juga, Na Jaemin adalah kekasihnya." Lirih Yena nyaris tanpa suara.

TIMING (END)Where stories live. Discover now