30

1.3K 186 37
                                    

Yujin memainkan pematik api yang tergeletak di atas meja kerjanya. Namja tampan itu sesekali menyalakannya kemudian mematikannya berulang-ulang untuk mengusir kebosanan yang melandanya. Sudah berjam-jam lamanya Yujin termangu di sana.

Lingkaran hitam tercetak jelas di bawah matanya menandakan bahwa namja tampan itu tak sedetikpun terlelap untuk mengistirahatkan tubuhnya. Bahkan hingga pagi menjelang, Yujin masih tetap di sana. Menunggu hingga ia mendapatkan kabar dari sahabatnya, atau mungkin menunggu orang misterius itu kembali menghubunginya.

Ctaak

Pematik itu menyala bersamaan dengan ponselnya bergetar di atas mejanya. Yujin segera mematikan pematik apinya kemudian bergegas meraih ponselnya dan menempelkannya di telinga kanannya.

"Minju-ya" panggilnya penuh harap. Yujin merasakan jantungnya akan meledak ketika ia harus menunggu seseorang di sana membalas panggilannya. Namun sayangnya Yujin harus menelan kekecewaan.

Yujin melonggarkan kemeja putihnya. Suara Eunbi terus terdengar nyaring di telinganya. Yeoja paruh baya itu terus mengomel tak jelas karena Yujin lagi-lagi tidak pulang ke rumahnya yang megah.

"Aku ada di rumah sakit eomma." Jawabnya tak antusias.

"Apa yang kau lakukan di Rumah sakit semalaman, huh? Berkencan dengan pasienmu? Atau dengan sekretarismu itu?"

"Eomma tahu aku tidak akan melakukannya, bukan?" jawab Yujin malas. Eunbi terdiam untuk sesaat sebelum kembali berbicara dengan putera semata wayangnya.

"Kau masih mengharapkan Minju menghubungimu?" Tanya Eunbi kemudian. Yujin sama sekali tak ingin menjawab pertanyaan ibunya. Namun sang ibu tetap mendesaknya untuk menjawab pertanyaannya. Yujin membuang nafasnya berat, kemudian mengangguk pelan meski ia tahu sang ibu tidak akan bisa melihat gesture tubuhnya.

"Aku masih terus mencarinya eomma"

"Kau sudah mendapat kabar? Sampai kapan kau akan terus mencarinya?"

"Sampai aku berhasil menemukannya. Aku tahu dia masih di sini. Dia tak mungkin pergi jauh."

'tidak, dia tidak boleh pergi terlalu jauh'

"Yujin-ah" panggil Eunbi melembut "Minju sudah meninggalkanmu, arra?"

Yujin menarik nafasnya dalam, "Arayo" jawabnya getir.

"Bisakah kau berhenti mencarinya dan melanjutkan hidupmu kembali? Eomma tidak ingin kau kembali seperti dulu lagi Yujin. Sudah cukup Jung Min Joo yang membuatmu hancur, eomma mohon padamu, hm?"

Yujin tak menjawab permintaan eommanya. Ia tahu ia tidak bisa melakukannya. Yujin akan terus mencari Kim Minju. Terlebih setelah ia tahu kenyataan yang sebenarnya. Setelah ia menyadari perasaan Minju yang sebenarnya. Ia tidak akan pernah berhenti mencari Minju dan mendengar kenyataan itu langsung dari mulutnya.

"Aku akan menghubungimu nanti eomma. Saranghae" putus Yujin mengakhiri pembicarannya dengan Eunbi.

Yujin melempar ponselnya ke atas meja. Namja tampan itu menenggelamkan tubuh jangkungnya di atas kursi empuk di belakang mejanya. Yujin memejamkan kedua matanya meski tidak benar-benar terpejam karena silau sinar matahari yang masuk ke dalam ruang kerjanya. Namja tampan itu perlahan membuka kedua matanya. Pikirannya menerawang memikirkan kejadian 6 bulan silam.



Flashback

Yujin terus berlari menyusuri seluruh sudut pantai Gwangali yang nyaris membeku. Udara dingin yang terus berhembus menerpa tubuhnya sama sekali tak membuat pemuda itu berhenti mencari Kim Minju, wanita yang saat itu tengah bersamanya. Ada perasaan sesal dalam hatinya ketika ia berteriak marah dan meninggalkan Minju di sana sendirian. Yujin juga tidak bisa mengerti tentang perasaannya. Ketika Minju membatalkan pernikahan mereka yang hanya tinggal hitungan hari saja, ketika wanita itu mengatakan bahwa dia telah jatuh cinta.

TIMING (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant