29

1.3K 200 98
                                    

Minju melambaikan tangannya ke arah siswa-siswi yang berhamburan keluar setelah acara pentas akhir tahun selesai. Wajah cantiknya dihiasi senyum bangga melihat puluhan anak didiknya tumbuh dengan bakat bermusik yang luar biasa.

Jaeju art school. Sebuah sekolah musik yang tidak terlalu besar di tengah kota di pulai Jeju. Enam bulan sudah Minju menjadi guru di sana. Mengajar teknik olah vocal, teknik bermain gitar, bahkan piano. Pertunjukkan akhir tahun adalah acara rutin yang diadakan sekolah sebagai ajang adu bakat antar siswa. Ini adalah acara pertama Minju setelah mengajar selama enam bulan di sana.

"Kau melakukannya dengan baik songsaenim" Suara seseorang membangunkan Minju dari tidurnya.

Minju membalikkan badannya dan mendapati seorang namja jangkung telah berdiri tepat di belakangnya. Namja tampan itu tersenyum manis di depannya, membuat Minju mau tidak mau ikut tersenyum ketika menatapnya.

"Eunsang? Sejak kapan kau ada di sana?" Tanyanya sedikit terkejut.

Eunsang menyunggingkan senyumannya kemudian berjalan mendekati Minju. Namja tampan itu berdiri terlalu dekat dengannya, hingga membuat Minju harus mendongak ketika menatapnya, mengingat jarak tinggi badan mereka yang terpaut lumayan jauh.

"Sekitar beberapa jam yang lalu. Tepat ketika kau tampil di sana." ujarnya sembari menunjuk panggung kosong yang ada di dalam ruang mengikuti arah yang ditunjuk Eunsang, kemudian kembali menatapnya.

"Aku sangat merindukanmu, Noona" Ucap Eunsang sembari mengecup kening Minju. yeoja cantik itu sedikit terkejut dengan perlakuan Eunsang. Namun namja yang jauh lebih muda darinya itu hanya tersenyum jail dan membawa Minju untuk segera beranjak dari tempat itu.

.









.










.

Lee Eunsang, namja 19 tahun yang merupakan putera tunggal dari pemilik Jeju art school. Saat ini, Eunsang tinggal di Seoul dan melanjutkan kuliahnya di sana, namun hampir setiap akhir pekan namja itu pasti akan kembali ke Jeju.

Minju dan Eunsang pertama kali bertemu ketika di hari pertama Minju mengajar. Eunsang menghabiskan waktunya untuk bermain gitar di area taman sekolah. Menghibur yeoja-yeoja yang selalu tampak sangat antusias melihat permainan gitar Eunsang.

Mata tak bisa berbohong ketika untuk pertama kalinya Eunsang melihat Minju. Jantungnya berdegup kencang ketika yeoja itu tersenyum ke arahnya. Semburat merah terlihat begitu manis menghiasi pipi bulat Minju. Seketika Eunsang menghentikan permainan gitarnya.

Matanya mengikuti setiap langkah kaki Minju sampai menghilang di balik ruangan. Eunsang bangkit dari tempatnya. Mengabaikan rengekan remaja putri yang nampak kecewa karena ia meghentikan permainan gitarnya. Eunsang berlari mengikuti Minju dan di sanalah mereka bertemu pertama kali.

Di ruang auditorium sekolah tepat enam bulan yang lalu. Dan di hari itu juga, Eunsang mengikrarkan dirinya untuk mendapatkan Minju, meski akhirnya dia tahu bahwa Minju tengah hamil.

.









.









.

"Harusnya Noona mengambil cuti. Bukankah beberapa minggu lagi Noona akan melahirkan?" Eunsang meminum jusnya. Matanya menatap Minju cemas kemudian beralih menatap perut Minju yang sudah semakin membesar seolah akan meledak. Seketika Eunsang bergidik ngeri membayangkannya.

"Aku sudah memikirkan itu, tetapi meninggalkan sekolah rasanya sangat berat. Aku suka berada di sini Eunsang-ah. Di rumah aku kesepian." Jawab Minju seadanya.

TIMING (END)Where stories live. Discover now