8

1.3K 197 42
                                    

Minju menerjapkan kedua matanya berat. Cahaya terang sang surya perlahan masuk ke dalam kornea matanya. Minju sedikit menguap kemudian bangkit dan duduk bersandar di atas ranjangnya. Kedua manik indah itu masih terlihat sayu namun itu sama sekali tidak menghalangi senyuman lebar yang tersungging di bibir pinkish miliknya.

Minju sedang bahagia, semua tentu bisa menebak kenapa. Yeoja itu baru saja dilamar oleh Na Jaemin, malaikat pelindungnya. Orang yang sangat berharga bagi hidupnya. Siapa yang tak bahagia bila menjadi dirinya. Minju merasakan hidupnya nyaris sempurna. Jaemin adalah pria terbaik yang pernah dia kenal, pria yang tidak akan lama lagi menjadi suaminya.

Minju merasakan wajahnya memanas. Kedua pipinya merona membayangkan pesta pernikahan yang akan dilakukannya dalam waktu dekat. Minju tidak percaya bahwa dia akan segera menikah dengan pangerannya.

"Kau sudah bangun?" Minju sedikit berjingkat ketika suara lembut itu muncul dari arah pintu kamarnya. Yeoja itu kemudian melompat dari atas ranjangnya dan merengkuh Jaemin dalam pelukan hangatnya.

"Aku masih tidak percaya kau benar-benar berdiri di depanku sekarang. aku sangat bahagia Jaemin-ah"

Jaemin sempat tersentak dalam pelukan Minju, ada rasa sakit yang yang begitu jelas mengoyak perasaannya. Yeoja itu begitu lugu dan sangat mempercayainya. Jemin merasa sangat jahat ketika mendengar ucapan terima kasih dari wanita yang telah ia hancurkan.

Minju melepaskan pelukannya ketika Jaemin tidak kunjung membalas pelukannya. Yeoja cantik itu menatap dalam kedua manik mata Jaemin, mencoba membaca apa yang tengah dipikirkan oleh pria tampan tersebut.

"Jaemin-ah, gwaenchana?"

Jaemin sedikit terperanjat kemudian balas menatap Kim Minju. Namja tampan itu tersenyum sekilas sebelum kemudian menarik Minju ke dalam pelukannya. "Saranghae, Minju-ya" desahnya lembut lalu mengecup pucuk kepala Minju.

Minju tersenyum lebar sembari mengeratkan pelukannya di pinggang Jaemin, menyesap aroma maskulin yang menguar dari tubuh Jaemin. Sementara itu Jaemin masih berkutat dengan rasa bersalahnya.

Dia merasa tidak pantas menerima kepercayaan Minju setelah menghancurkannya. Namun rasa possesifnya pada Minju mengalahkan akal sehatnya. Apapun asal Minju bisa bersanding dengannya. 'Kau harus memaafkanku karena ini Minju. Mianhae'

.







.







.

Minju berjalan cepat di tengah terik matahari siang. Lagu-lagu cinta perlahan ia dendangkan untuk melukiskan suasana hatinya yang sedang ceria. Dress pink selututnya tampak melambai tertiup angin di musim panas.

Minju melambaikan kedua tangannya ketika melihat Jo Yuri tengah berjalan menuju ke arahnya. Mereka memang berjanji untuk bertemu di sebuah café di dekat pusat perbelanjaan Seoul. Minju tidak punya teman dekat selain Yuri di Seoul, yeoja itu berencana untuk membagi sedikit kebahagiaannya dengan sahabat terbaiknya itu.

Setelah beberapa saat saling menyapa, Minju segera menarik tangan Yuri untuk masuk ke dalam café favoritnya.

Tempat itu tarasa begitu nyaman dengan interior minimalis dan sederhana. Dinding-dindingnya bercat cream pucat dengan beberapa lukisan pemandangan untuk mempercantik ruangan. Jendelanya besar dan lebar hingga memungkinkan orang-orang yang berada di dalamnya melihat ke luar ruangan. tempat yang sangat tepat untuk bersantai dengan seorang sahabat di saat yang spesial.

Minju dan Yuri memesan cheese cake favorit mereka. Tidak lupa segelas strawberry milkshake sebagai pendampingnya. Kedua sahabat itu tampak akrab sambil sesekali tertawa lepas di tengah perbincangan mereka.

TIMING (END)Where stories live. Discover now