33

1.8K 212 70
                                    

Yujin menghentikan mobilnya di depan Jeju Art School. Sesuai janjinya, Yujin benar-benar pergi dari rumah Minju begitu pagi tiba. Meski begitu, dengan dalih membalas budi Yujin bersikeras memaksa Minju agar bersedia ia antar ke Sekolah. Minju mau tidak mau menerima tawaran Yujin dan pergi bersama.

"Terima kasih karena memberikan aku tempat untuk menginap." Ucap Yujin sebelum Minju keluar dari mobil.

"Terima kasih juga karena sudah mengantarkan aku." Balas Minju.

Suasana canggung kembali muncul di antara mereka. Pipi Minju merona ketika Yujin terus saja menatapnya intens.

"Apa aku boleh menjemputmu nanti siang?" Tawar Yujin.

"Entahlah~~" Jawab Minju tak yakin. "Sebaiknya kau pergi sekarang. Bukankah kau harus bertugas?" Minju turun dari mobil Yujin dan menuju ke dalam gedung sekolah. Setelah memastikan Yujin telah meninggalkan halaman sekolah, Minju mulai berjalan menuju ke ruang auditorium.

.









.









.

"Jadi karena ini kau melarangku untuk ikut campur?"

Minju berbalik dan mendapati Eunsang telah berdiri di sana.

"Jadi Noona sudah memaafkan namja itu? Apa kalian telah menghabiskan waktu bersama semalam?" Eunsang tak bisa menahan emosinya.

"Eunsang pelankan suaramu. Banyak siswa di sini." Minju memperingatkan.

"Lihatlah! Noona bersikap tak adil padaku. Noona bisa memaafkan pria yang sudah menyakiti Noona dalam waktu semalam. Sedangkan aku?"

"Eunsang, aku sudah memaafkanmu."

"Tapi Noona masih bersikap dingin kepadaku." Bentak Eunsang kesal.

Minju menatap sekelilingnya. Makin banyak siswa yang menatap ke arah mereka hingga membuat Minju semakin merasa tak nyaman.

"Apa yang kalian lakukan semalam, hm?"

"Eunsang jaga bicaramu!" Minju menatap Eunsang tajam.

"Aku mencintaimu Noona. Kau bisa memberi dia kesempatan kedua tapi kenapa aku tidak pernah mendapat kesempatan?"

"Apa karena anak itu?" Eunsang menunjuk perut Minju dengan dagunya. "Apa karena itu noona susah melepaskannya? Apa noona lupa bahwa semuanya karena ketidak sengajaan? Tidak ada cinta di antara kalian. Tapi aku. Aku benar-benar tulus mencintaimu. Kenapa noona tidak bisa melihatnya?" Eunsang semakin lepas kendali.

"EUNSANG!" Minju berteriak kesal. Kata-kata Eunsang semakin keterlaluan.

"Wae? Bukankah aku benar?" Eunsang mencengkram lengan Minju. "Lihatlah aku noona. Bukan dia yang menjagamu selama ini, tapi aku. Lihatlah kepadaku sekali saja!"

"Eunsang kau menyakitiku." Minju berusaha melepaskan cengkraman Eunsang.

"Aku akan buktikan bahwa Yujin tidak benar-benar mencintai noona. Namja itu masih tetap namja plin-plan seperti 6 bulan silam." Eunsang melepaskan cengkramannya dengan kasar dan berjalan meninggalkan Minju.

"Eunsang mau ke mana kau?" Minju berusaha mengejar Eunsang namun namja itu sama sekali tidak peduli.

"Eunsang kembali! EUNSANG!"

"AAAARRGGHHHHH" Eunsang berbalik ketika mendengar teriakan Minju.

"NOONA!" Eunsang berteriak dan berlari menghampiri Minju.

.











.










.

Yujin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Senyum simpul terus terukir sepanjang perjalanan. "Sial, baru saja bertemu aku sudah sangat merindukannya." Ujarnya merasa lucu. Yujin melirik kursi penumpang. Iris matanya menatap bekal makanan Minju yang tidak sengaja tertinggal.

"Dasar ceroboh" kikik Yujin kemudian memutar kemudi mobilnya. Namja tampan itu memilih kembali ke sekolah tempat Minju mengajar dan menyerahkan bekalnya yang tertinggal. Setidaknya ia punya alasan untuk bertemu kembali dengan Minju. Batinnya senang.

.








.












.

"Noona, apa yang terjadi?" Eunsang pucat setengah mati ketika mendengar Minju tiba-tiba berteriak.

"Entahlah Eunsang-ah. Perutku terasa aneh." Ucap Minju sembari memegangi perutnya.

"Apa sudah waktunya melahirkan? Apa Noona merasa mulas?"

Minju menggeleng pelan. Nafasnya naik turun dan terasa sedikit sesak. Belum lagi perutnya terus bergejolak aneh. Minju tidak tahu bagaimana rasanya melahirkan. Sepengetahuannya tanda-tanda akan melahirkan adalah perutnya terasa mulas, tetapi dia sama sekali tidak merasa mulas.

"Minju!"

Eunsang dan Minju menoleh bersamaan. Yujin menatap Eunsang dengan tatapan tak bersahabat. Namja itu berjalan mendekati Minju tanpa memperdulikan tatapan permusuhan dari Eunsang.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya tanpa memperdulikan Eunsang yang berdiri di samping Minju.

"Mungkin hanya kelelahan." Jawab Minju seadanya.

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Aku juga bisa mengantarkan noona pulang. Kami tidak butuh bantuanmu Tuan Ahn." Sungut Eunsang kesal.

"Aku tidak sedang bicara denganmu bocah!"

"Tetapi Minju noona sedang bersamaku sekarang."

"Minju adalah tanggung jawabku."

"Sejak kapan dia menjadi tanggung jawabmu? Apa kau lupa dengan apa yang kau lakukan kepadanya?"

"KAU~"

"SUDAH HENTIKAN!" Minju berteriak kesal. "Kalian benar-benar menyebalkan! Aku kesakitan karena kalian terus bertengkar! Aaargghhhh!"

"Minju"

"Noona"

Yujin melebarkan kedua matanya ketika cairan bening tiba-tiba mengalir dari paha Minju dan merembes ke bawah.

"Astaga Minju air ketubanmu pecah" Yujin berteriak panik. Minju menggigit bibirnya. Kali ini perutnya benar-benar terasa mulas.

"Hei, kau bisa menyetirkan?" Tanya Yujin pada Eunsang. "Cepat kau bukakan pintu, kita ke rumah sakit sekarang."

Eunsang mengangguk patuh dan segera berlari menuju ke mobil Yujin yang terparkir tak jauh dari tempat mereka.

Yujin menggendong tubuh Minju dan membawanya berlari masuk ke dalam mobil. Minju mencengkram kuat leher Yujin dan berpegangan erat di sana.

"Kita ke rumah sakit Angel. Aku punya kenalan dokter spesialis kandungan di sana. Kau harus menyetir dengan cepat. Aku percaya padamu Eunsang."

Minju mencengkram kuat punggung Yujin ketika kontraksi. "Sabarlah sayang. Kita akan segera sampai ke rumah sakit." Bisik Yujin sembari mengecup kening Minju dan memeluknya.

Eunsang menatap Yujin dan Minju melalui kaca spion. Dadanya terasa bergemuruh melihat bagaimana Yujin memeluk Minju dan memberi semangat pada yeoja yang amat ia cintai itu. Di satu sisi ia merasa sangat iri namun di sisi lain dia juga merasa sangat lega.

"Kau harus bertahan Minju. Demi anak kita." Bisik Yujin di telinga Minju.

"Aku mencintaimu."

_____________________________TBC






TIMING (END)Where stories live. Discover now