25

1.2K 195 23
                                    

Sinar mentari belum terlalu tinggi menunjukkan keperkasaannya. Kepingan salju yang turun sejak semalam membuat rerumputan hijau disekitar rumah sakit tertutup sepenuhnya dengan warna putih.

Jung Min Joo duduk di atas ranjang, kedua iris kecoklatannya menatap gorden yang menggantung di jendela kamarnya tengah bergerak lembut mengikuti arah hembusan angin. Kaki kanannya masih dibalut gips setelah mengalami patah tulang karena kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu lalu.

Sudah 2 hari sejak ia sadar dari komanya. Jung Min Joo tidak lagi tinggal di kamar ICU tempat sebelumnya ia mendapatkan perawatan intensif. Yeoja itu telah dipindahkan dari sana, keadaannya semakin membaik sejak hari itu meski kepalanya masih berbalut perban akibat luka benturan yang cukup keras.

Jung Min Joo menarik nafasnya dalam, air mukanya masih belum berubah sejak saat pertama ia bangun dan membuka matanya. Yeoja itu tidak banyak bicara dan hanya diam di atas ranjangnya.

Kedua matanya selalu menatap ke arah jendela yang terhubung langsung dengan koridor dan taman rumah sakit. Iris matanya selalu mencari-cari sesuatu di sana.

Mengamati tiap orang yang berlalu lalang di depan kamarnya. Berharap ia akan menemukan sosok Yujin. Pria yang pertama kali ia lihat ketika sadar dari komanya.

Hwang Yeji mengamati Min Joo dari ambang pintu VVIP. Hatinya mencelos melihat yeoja yang sudah ia anggap seperti saudar kandungnya itu terus-menerus murung di dalam kamarnya.

Yeji menatap jendela kamar Min Joo yang terbuka lebar meski angin di luar begitu dingin membekukan tulang. Yeoja bertubuh mungil itu bergegas berjalan mendekati jendela dan menutupnya dengan tiba-tiba hingga membuat Min Joo tersentak dari lamunannya.

"Udara di luar mencapai minus enam derajat celcius, kau bisa membeku jika terus membuka jendela seperti itu." Yeji sedikit meninggikan nada suaranya. Kedua irisnya menatap Jung Min Joo dengan tatapan tegas membuat yeoja cantik itu memilih untuk diam dan tidak membantah ucapan managernya.

Yeji berjalan mendekati Min Joo. Tatapannya berubah melembut melihat ekspresi diam yang ditunjukkan artis tenar tersebut. Yeji tahu kepada siapa tatapan penuh kerinduan itu ia tujukan. Ia tahu apa yang membuat Min Joo terus menatap ke arah jendela.

Dengan lembut Yeji memeluk tubuh pucat Min Joo. Jika ada hal yang bisa ia lakukan untuk yeoja malang itu, dia tidak akan pernah berpikir dua kali untuk melakukannya.

.








.








.

Pintu ruangan Yujin tertutup rapat dari dalam. Di depan pintu itulah Hwang Yeji kini berada. Yeoja cantik itu berniat memohon pada Yujin untuk mau datang dan melihat Jung Min Joo.

Sejak hari Jung Min Joo dipindahkan dari ruang ICU, Yujin memang sudah tidak lagi datang untuk menengoknya. Bahkan nama dokter yang bertanggung jawab untuk menangani Jung Min Joo pun berganti menjadi dokter Kim. Yeoja berambut panjang itu berdiri dengan gugup di depan ruangan Yujin.

Tangannya bersiap untuk mengetuk pintu namun hatinya masih ragu untuk menemui Yujin. Yeji menggigit bibir bawahnya, setelah cukup yakin dengan kata-kata yang akan ia sampaikan, Yeji segera mengetuk pintu ruangan itu.

Yeji mengulangi ketukan pintunya untuk kedua kalinya ketika Yujin tak kunjung mempersilahkan ia masuk. Ia sudah akan mengulangi ketukan itu untuk yang ketiga kalinya ketika seorang wanita berpakaian suster menepuk pundaknya dari belakang.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Chaewon dengan ramah.

Yeji menatap Chaewon dengan gugup, "Aku ingin bertemu dengan dokter Ahn. Apa dia ada di dalam?"

TIMING (END)Where stories live. Discover now