28

1.3K 197 83
                                    

Yujin menatap hasil laporan kesehatan dari beberapa pasien yang diserahkan Chaewon pagi ini. Segelas kopi yang dibelinya di kantin rumah sakit menemani langkahnya melintasi koridor rumah sakit yang mulai penuh oleh pangunjung rumah sakit.

"Pagi Ahn uisanim." Sapa beberapa perawat ketika tak sengaja berpapasan dengan Yujin. Beberapa bahkan sempat mengerling nakal demi mendapat perhatian dari pria berkaca mata tersebut.

"Pagi" Yujin menjawab seadanya, membuat beberapa perawat itu cemberut kecewa karena merasa gagal.

Yujin mendengus pelan, tangan kanannya terus meyodorkan kopi ke dalam mulutnya sementara matanya terus terfokus pada deretan grafik-grafik yang ada di kertas laporannya. Yujin mengangguk puas melihat laporan yang diberikan sekretarisnya tersebut. Namja tampan itu segera menutup berkas-berkasnya dan mempercepat langkahnya menuju ke dalam ruangan kerjanya.

Yujin memperlambat langkah kakinya. Kedua matanya menangkap sosok Minju tengah berjalan tak jauh dari tempat Yujin berdiri dan menuju ke arah yang berlawanan dengannya. Yeoja itu tidak menyadari keberadaa Yujin dan terus saja berjalan sambil menatap lantai yang ada di bawahnya.

.








.

Minju terus memikirkan setiap perkataan Jung Min Joo. Setiap kali ia mengingat ekspresi sedih yang ditunjukkan oleh Jung Min Joo, maka setiap kali itu juga ia selalu berpikir tentang dirinya sebagai jurang pemisah.

Minju teringat tentang pertemuannya dengan Yujin beberapa saat lalu. Ketika dengan wajah cemas Yujin tiba-tiba meninggalkannya di tengah jalan. Hari ini Minju mengetahui dengan jelas siapa orang yang bisa membuatnya terlihat secemas dan sepucat itu.

Duggg

Minju tersentak ketika tubuhnya menabrak tubuh seseorang. Dengan cepat ia segera membungkuk untuk meminta maaf "Josonghamnida" ucapnya tanpa melihat siapa yang ia tabrak.

Minju menggeser tubuhnya ke kanan namun sosok yang ia tabrak justru mengikuti arahnya. Sekali lagi Minju bergeser ke kiri dan sosok yang ia yakini pria itu kembali mengikutinya. Minju menggeram kesal, yeoja cantik itu kemudian mengangkat kepalanya. Matanya membulat sempurna ketika menyadari bahwa Yujin adalah pria yang tengah berdiri di depannya.

"Yujin-ssi?" Minju kehilangan kata-kata. Jantungnya tiba-tiba saja berdetak lebih kencang dari biasanya. Namja jangkung itu tersenyum ke arahnya, membuatnya nyaris lupa untuk tetap bernafas.

"Kau mengejutkanku." Pekik Minju berusaha mengalihkan pandangannya dari Yujin.

"Justru kau yang mengejutkanku. Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau sakit?" Minju menghindar ketika Yujin akan menyentuh keningnya.

"Aku baik-baik saja." Putus Minju tanpa menatap Yujin.

Yujin menaikkan sebelah alisnya. Iris matanya masih terfokus pada wajah pucat Minju yang masih menolak menatapnya.

"Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau ke rumah sakit jika baik-baik saja?" Minju melebarkan kedua matanya. Ia teringat akan pertemuannya dengan Jung Min Joo beberapa saat sebelumnya.

"Minju-ya apa kau mendengarku?" Minju menerjap-nerjapkan matanya, kemudian mendongak dan menatap Yujin yang memang jauh lebih tinggi darinya.

"Eh? Apa? Kau memanggilku apa?"

"Minju-ya. Dan sebaiknya kau juga berhenti memanggilku Yujin-ssi" Jawab Yujin cepat

"Sudahlah, itu tidak penting. Sekarang katakan padaku apa yang kau lakukan di sini?"

"Tidak ada." Jawab Minju singkat.

Yujin menghembuskan nafasnya berat, "Kau benar-benar sangat aneh. Tunggu di sini, aku akan mengantarmu pulang." Ucap Yujin kemudian berlalu meninggalkan Minju untuk mengambil kunci mobilnya.

TIMING (END)Where stories live. Discover now