22

1.2K 193 22
                                    

Yujin mengendarai mobil sportnya dengan kecepatan sedang. Alunan musik klasik yang mengalun melalui speaker mobilnya mengisi kekosongan dari dalam mobil mewah tersebut. Suasana jalanan yang lengang membuat perjalanannya mengantar Minju pulang terasa jauh lebih cepat dari biasanya.

Yujin mulai melambatkan laju kendaraannya sampai kemudian berhenti tepat di depan apartemen Minju. Dokter muda itu menoleh ke arah Minju. Senyum simpulnya terkembang manakala melihat yeoja yang sejak tadi duduk di sampingnya itu telah jatuh tertidur.

Yujin menatap Minju lama, rasa-rasanya ia tidak tega jika harus membangunkan Minju dari tidurnya. Pria itu memutuskan untuk membiarkan Minju tidur di mobilnya. Ia melepas jas mahal yang sejak tadi melekat di tubuhnya dan menggunakannya untuk menyelimuti tubuh Minju. Dengan lembut ia usap rambut halus Minju dan tersenyum ketika melihat calon istrinya itu sedikit menggeliat karena sentuhannya.

Yujin menghembuskan nafasnya lelah. Namja tampan itu mulai mencari posisi yang nyaman untuk mengistirahatkan tubuhnya. Seharian bekerja di rumah sakit benar-benar membuat energinya terkuras habis.

Tidak butuh waktu lama bagi Yujin untuk menyusul Minju terlelap. Dokter muda itu tertidur dengan posisi kepala bersandar di jendela dengan kedua tangannya terlipat di depan dada.

.









.







.

Minju menggeliat di dalam tidurnya. Pelan-pelan yeoja itu mulai membuka kedua matanya. Minju melirik jam tangannya, ini sudah dua jam sejak dia meninggalkan bar bersama Yujin. Minju mengernyitkan keningnya ketika menyadari bahwa dirinya masih berada di dalam mobil Yujin.

Yeoja cantik itu membetulkan posisi duduknya, membuat jas hitam yang menjadi selimutnya melorot sampai ke pangkuannya. Minju meraih jas mahal Yujin kemudian menoleh ke arah Yujin yang tengah tertidur lelap.

Minju bergerak mendekati Yujin, menggoncang bahunya pelan untuk membangunkan dokter muda tersebut.

"Yujin-ssi" Minju kembali mengguncang bahu kekar Yujin. "Yujin-ssi"

Yujin masih tak bergeming. Minju menggoncang tubuh Yujin lebih keras. Namja tampan itu tiba-tiba mengganti posisi tidurnya. Wajah tampannya tepat berada di depan wajah Minju. Hampir tidak ada batas di antara mereka. Minju tercengang. Kedua matanya mengamati tiap inchi wajah tampan Yujin.

Minju merasakan darahnya berdesir, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Tanpa sadar yeoja cantik itu mengulurkan tangannya. Membiarkan jemari lentiknya menelusuri wajah tampan Yujin.

Mulai dari keningnya yang lebar sampai kemudian turun menulusuri garis hidung Yujin yang mancung. Minju menelan salivanya ketika jemari lentiknya sampai di atas permukaan bibir Yujin. Ia mengitari bibir tebal itu dengan gerakan memutar perlahan. Minju tersenyum simpul. Entah sejak kapan menyentuh bibir seseorang terasa sangat menyenangkan untuknya.

Minju menghentikan gerakannya. Kedua matanya terfokus pada satu titik di atas bibir Yujin. Minju merasakan nafasnya mulai terasa berat dan putus-putus. Debaran jantungnya berdetak semakin lama semakin cepat. Yujin terlihat begitu berbeda di matanya. Perasaan hangat perlahan mulai menjalar ke dalam hatinya.








Greep!







Minju tidak sempat menghindar. Yujin tiba-tiba saja mencengkram tangannya. Pemuda tampan itu langsung membuka lebar kedua matanya dan menatap Minju tepat ke dalam iris kelamnya.

"Ada apa Minju? Apa kau baru menyadari jika calon suamimu ini sangat tampan?" Yujin menyunggingkan senyum terbaiknya. Menampilkan kedua lesung pipinya yang dalam. Reflek Minju menghempaskan tangan Yujin dan kembali ke posisinya semula.

TIMING (END)Where stories live. Discover now