23

1.3K 195 46
                                    

Minju duduk di sebuah sofa megah di dalam sebuah butik terkenal. Puluhan baju pernikahan bergantung rapi di kanan dan kirinya. Eunbi berjalan cepat menuju ke arahnya, diikuti dengan seorang wanita muda dengan gaya modis dan wajahnya yang terlihat cantik.

Minju beranjak dari tempat duduknya. Eunbi merangkul pinggang Minju dengan akrab. Memperkenalkannya sebagai menantu kepada wanita yang ternyata pemilik sekaligus designer di butik itu. Sepertinya selain ahli mengintimidasi, Ahn Eunbi juga seseorang yang sangat pandai berakting.

"Ah,, jadi ini calon menantu anda nyonya Ahn? Dia cantik sekali. Tuan Ahn Yujin benar-benar pandai memilih calon istri."

Minju merona malu mendapat pujian seperti itu. Yeoja itu hanya tersenyum manis sembari menganggukkan kepalanya sebagai tanda sopan santun.

"Benarkah?" Mau tidak mau Eunbi tersenyum bangga mendengar itu. Sepertinya Minju memang tidak seburuk seperti yang dipikirkannya.

"Sekarang aku ingin Gyuri-ssi memilihkan baju pengantin untuknya. Aku ingin dia terlihat berbeda di hari pernikahannya."

Designer cantik bernama Jang Gyuri itu mengangguk pelan kemudian mengajak Minju ikut dengannya. Eunbi tersenyum manis ke arah Minju dan memberi tanda agar ia mengikuti Gyuri. Minju tidak banyak berkomentar ia mematuhi perintah Eunbi dan berjalan mengekor di belakang Gyuri.

Eunbi duduk di atas sofa empuk di ruang tunggu sembari membaca majalah fashion yang disediakan disana. Baru beberapa menit tenggelam dengan majalah fashion ia dikejutkan dengan suara ponsel yang berdering. Eunbi melirik ponsel pink yang tergeletak di atas sofa. Sepertinya Minju tidak sengaja meninggalkannya. Eunbi meraih ponsel itu. Menatap ID-Caller yang terpampang di sana.

"Yoboseyo" sapanya menerima panggilan yang seharusnya untuk Minju.

"Eomma?"nada terkejut jelas terdengar dari pemuda yang berada di seberang line telepon. Ia bahkan harus mengechek ulang layar ponselnya untuk memastikan bahwa ia tidak salah menekan nomor telepon.

"Kenapa eomma yang menjawab ponsel Minju? Di mana dia?" Eunbi tersenyum sinis mendengar nada kecemasan dari suara Yujin.

"Minju sedang bersamaku? Kenapa? Kau tidak suka eomma bertemu dengan calon istrimu?"

Yujin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sepertinya reaksinya yang barusan sangat berlebihan dan membuat eommanya kesal.

"Aniyo. Aku hanya sedikit terkejut."Yujin menyandarkan punggunya di kursi "Aku senang eomma mengajaknya bertemu."

Eunbi terdiam, wanita itu tetap berusaha mempertahankan sifat angkuh dan juga dinginnya.

"Eomma.Eomma masih di sana?"

Eunbi tersadar dari pikiran-pikirannya, "Kalau ada waktu datanglah di restoran biasanya. Kita makan malam bersama. Ayahmu juga akan ada di sana."

Yujin menangguk pelan, "Ye. Aku akan ke sana." Ucap Yujin memastikan. "Mm.. Eomma"

"hm?"

"Gomawo. Saranghae."

Eunbi terdiam cukup lama sembari menggenggam ponsel Minju. Yujin memang telah mengakhiri panggilan teleponnya namun ucapan puteranya itu masih terngiang di telinganya.

Sebahagia itu kah Yujin bersama dengan Minju? Sesenang itukah puteranya dengan rencana pernikahan ini? Lalu jika Yujin memang bahagia kenapa dia harus merasa tidak puas dengan pilihan puteranya? Eunbi terus mengulang-ulang pertanyaan itu di dalam kepalanya, sampai kemudian suara tirai dibuka membawa Eunbi kembali ke alam nyata.

Minju berdiri dengan gugup di depan Eunbi. Tubuh munglinya terlihat lebih indah dengan balutan gaun pernikahan rancangan designer Gyuri. Eunbi menatap Minju dari ujung kaki hingga ujung rambut. Gaun putih itu berpotongan rendah di bagian dada dengan hiasan manik-manik yang menambah kesan sexy sekaligus elegan. Sebuah vein panjang menghiasi kepala Minju dengan tambahan makota kecil yang mempercantik bagian atas tubuhnya.

TIMING (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora