26

1.2K 193 86
                                    

Minju dan Yujin duduk berdampingan. Mereka berada di dalam sebuah ruangan bersalin di International Hospital. Yujin tidak mengenakan pakaian dokternya. Namja tampan itu memang sedang tidak bertugas. Ia menemani Minju memeriksakan kehamilannya pada salah satu dokter terbaik yang dimiliki rumah sakit tersebut.

"Usia kandungan Minju-ssi sekarang baru menginjak minggu ke-9. Kantung kehamilannya hampir terbentuk sempurna, Minju-ssi harus selalu berhati-hati agar janinnya tetap sehat. Apa kau masih sering mengalami mual?"

Minju mengangguk mengiyakan. Yujin menatap Minju yang masih sangat fokus mendengarkan penjelasan Dokter Shin. Perasaan bersalah tiba-tiba saja menggelayuti hatinya. Ia hampir tidak pernah tahu perkembangan keadaan Minju di masa awal kehamilannya. Apakah yeoja itu mengalami mual? Apa yeoja itu makan dengan baik? Ia tidak pernah menanyakan hal itu kepada calon ibu dari anaknya tersebut.

"Apalagi kau pernah hampir mengalami keguguran. Kalian harus saling bekerja sama menjaga bayi itu." Dokter Shin memamerkan senyumannya setelah memberikan nasihat pada Minju dan juga Yujin.

"Yujin-ssi" ucap dokter shin memanggil Yujin.

Minju menoleh ke arah Yujin dan mendapati namja tampan itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Yujin-ssi, kau mendengarku?"

Yujin terkejut melihat Minju menatapnya dengan tatapan heran, dengan canggung namja tampan itu berdehem pelan kemudian menggaruk bagian belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Aku mendengarmu dokter Shin. Aku akan menjaga mereka dengan baik." Ucap Yujin sedikit gugup. "Terima kasih atas waktunya. Kami permisi dulu." Yujin beranjak dari tempatnya dan membungkuk memberi hormat kepada dokter yang jauh lebih tua darinya itu. Meski ia adalah putera dari pemilik rumah sakit, ia tidak pernah sekalipun melupakan sopan santun untuk menghormati dokter-dokter senior di sana.

Minju dan Yujin berjalan berdampingan. Keduanya saling diam seolah tidak ada bahan pembicaraan yang bisa mereka ciptakan untuk mengisi kekosongan di antara mereka. Yujin masih tenggelam dalam pikiran-pikirannya, sementara Minju sama sekali tidak mempunyai petunjuk tentang apa yang ada di dalam pikiran Yujin.

Koridor rumah sakit makin penuh sesak dengan orang yang berlalu-lalang. Minju mulai kesulitan mengikuti langkah Yujin dan tertinggal jauh di belakang. Minju berusaha menghindari kerumunan namun tetap saja ia merasa kesulitan mengikuti Yujin. Minju berjinjit mencari Yujin, namun dokter tampan itu sudah tidak lagi berada di depannya.

Greep

Minju mendongakkan kepalanya ke samping. Yujin menggenggam tangannya dengan erat dan membawanya keluar dari kerumunan. Yeoja cantik itu merasakan wajahnya memamas ketika jemari Yujin mulai bergerak mengaitkan jemari mereka.

"Jangan berdiri terlalu jauh dari pandanganku." Ucap Yujin dengan nada lembut namun tegas. Minju menatap jemarinya yang saling bertautan dengan jari Yujin.

"Bukan aku yang menjauh, tapi kau yang meninggalkanku."

Yujin menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap Minju. yeoja itu mendongakkan kepalanya mempertemukan kedua maniknya dengan iris mata Yujin yang masih menatapnya tajam "Kalau begitu mulai hari ini aku tidak akan pernah meninggalkanmu"

Minju menatap Yujin tajam, kedua iris kelamnya menemukan sorot keseriusan di dalam sana. Ia merasakan jantungnya terus berdegup kencang seolah akan meledak. Ia sendiri tidak yakin Yujin tidak mendengar degupan jantungnya yang terlampau kencang itu.

Yujin tersenyum simpul melihat Minju yang masih menatapnya dengan tatapan terkejut. Namja tampan itu mengajak Minju meninggalkan rumah sakit dengan tangan yang masih saling tertaut.

TIMING (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon