Chapter 2

223 14 0
                                    


Justin's POV

Aku melihat salah satu pelayan restauran dengan rambut coklatnya yang diikat rapih membuatku sedikit tertarik untuk melihatnya. Dia gadis yang semalam ku ikuti sampai sekarang. Inilah alasanku berada di sini, berpura-pura memesan makanan agar bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Drrrtt ..

Suara ponsel membuyarkan lamunanku.

"Apa kau sudah mencari gadis untukku malam ini ?"

"Ya,  segera siapkan upah untukku" jawabku cepat.

Aku mendengar suara tawa Chris di seberang sana.

"Kerja bagus Bieber!  Malam ini kau bawa gadis itu lalu temui aku. Aku ingin segera bersenang senang dengannya"  ucapnya membuat ku ingin muntah. Aku tak suka perkataan kotornya.

"Ya" Jawabku malas, dan setelahnya aku mematikan saluran teleponnya.

Author's POV

Justin Bieber,  namanya. Pria bermata Hazelnut yang selalu memakai hoodie hitam di setiap malam. Dibalik semua itu sebenarnya ia memiliki paras yang tampan, badan yang kekar, gagah dan tinggi membuatnya nyaris sempurna. Namun dia tak pernah menunjukkan kesempurnaannya itu di depan mata umum karena ia selalu memakai topi Saat hari terang dan menutupi wajahnya dengan tudung Hoodie saat malam seperti orang misterius.
----

Selena's POV

"Aku sudah selesai, apa kau  perlu bantuan ku agar cepat selesai?"  Ucap Jules kulihat sambil mengelap keringat di dahi nya.

"Tidak, terimakasih. Sebaiknya kau pulang saja, lagipula ini tugasku dan sebentar lagi akan selesai" tolakku kepada jules.

Aku tak ingin merepotkan nya walaupun aku sudah lelah karena pekerjaan tambahan ini.

"Kau yakin akan menyelesaikannya sendiri?" Tanya Jules terlihat tak yakin denganku.

Aku mengangguk cepat. "Ya, pulanglah. Lagipula di sini masih ada Roney dan Bil"  Balasku sembari tersenyum meyakinkan bahwa diriku bisa menyelesaikan semuanya sendirian.

Seketika Jules menatapku sambil terkikik. "Hah Roney?" Tanya Jules tertawa kecil.

Aku memutar bola mataku "Bukan Roney pacarmu bodoh." Ujarku memukul lengannya.

Jules masih terkikik. " Iya iya aku mengerti, kurasa aku merindukannya" ucap Jules tersenyum ganjen sambil membayangkan sesuatu.

Aku bergidik geli. "Segera temui dan ciumlah dia, kau tak perlu membayangkan didepanku bodoh" ucapku tersenyum kecil.

Jules terkikik lalu menepuk pundakku agak keras. "Kurasa aku harus melakukannya malam ini!" Ujarnya terkekeh.

"Baiklah, aku akan pulang, hati-hati baby. Bye!" Teriak Jules berlari menuju ke arah pintu keluar sembari melambaikan tangannya.

Aku menggelengkan kepalaku sembari tersenyum geli. Kulambaikan tanganku kepadanya.
"Harusnya kau yang harus berhati-hati dijalan Jules!" Teriak ku pada Jules karena ia sudah jauh dariku, dan ia membalasnya dengan tawa kecilnya.

Setelah pekerjaan ku selesai, aku mengambil tasku lalu keluar dari restaurant. Seperti biasa aku pulang pukul 12 malam, udara malam ini cukup dingin. Hari ini aku lupa membawa sweater, sehingga aku benar-benar merasakan hawa dingin yang sangat menusuk kulitku.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba aku teringat dengan pria berhoodie yang menatapku dengan tajam malam itu. Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi.

Saat aku akan berbelok ke gang kecil, ada seseorang yang berdiri di bawah pohon dan menatapku tajam. Lagi, pria itu menatapku sama seperti kemarin malam. Siapa dia? Sangat aneh jika dia berdiri di tempat itu tanpa ada tujuan.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now