Chapter 23

89 3 0
                                    

Selena's POV

Hari ini aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama Jules. Ya, kami bolos bekerja pada jam istirahat dan memutuskan kembali ke restaurant jika hari sudah petang. Terlihat sangat buruk. Jika Mr.Jared mengetahui hal ini, dapat dipastikan gajiku akan dipotong.

Disinilah aku sekarang, Cafetaria. Tempat yang ku kunjungi beberapa hari yang lalu bersama Justin. Aku tersenyum tipis lantas masuk ke dalam mencari tempat duduk kosong. Jules? Tentu saja ia membuntutiku sejak tadi.

"Lebih baik duduk di sana!"
Jules menarikku menuju ke kursi paling pojok di dekat kolam ikan kecil.

Aku menarik kursi dan duduk. Seorang pelayan datang menawarkan menu.

"Macchiato" ujarku tanpa sadar. Oh apa yang terjadi pada mulutku. Mengapa Macchiato?  bukan Capuccino kesukaanku?

Jules melihat daftar menu. "Con Panna" ucapnya setelah beberapa menit.

"Macchiato dan Con Panna akan segera disajikan" ujar pelayan dan melenggang pergi.

Aku menikmati suasana di dalam Cafe. Tenang. Itu yang kurasakan. Berbeda dengan restaurant, yang selalu terlihat ramai.

"Malam ini kau harus meminta Justin untuk mengantarmu pulang, mengerti" ujar Jules seakan memberi peringatan.

Aku menautkan kedua alisku. "Mengapa menyuruh Justin agar menemaniku?" Tanyaku bingung.

"Pokoknya harus pulang dengannya. Dengar, bahaya jika kau pulang sendiri" Ujarnya.

"Kau tahu dia tak akan mau. Bukankah aku sudah terbiasa dengan kesendirianku saat pulang larut?" Balasku sedikit curiga.

"Lagipula Justin belum tentu datang menemuiku malam ini," tambahku dan masih menatap raut wajah Jules yang terkesan sangat serius. Ada apa dengannya?

Saat itu juga pelayan Cafe datang membawa Macchiato dan Con Panna. "Selamat menikmati" ujarnya dan kami mengangguk.

"Kau tak aman. Aku hanya takut saja jika terjadi sesuatu padamu. Justin yang bisa menjagamu dengan baik. Dia tak mungkin tidak menemuimu hari ini. Percayalah" Jules menatapku serius. Entahlah. Menurutku ini leluconnya.

"Apa maksudmu aku tak aman? Semalam Justin juga mengatakan hal yang sama sepertimu. Apa kau tahu sesuatu Jules?" Tanyaku penasaran. Kurasa ada sesuatu yang disembunyikan olehnya. Kuharap tidak.

Jules menyeruput Con Panna miliknya dan diam sejenak. "Sudah ku katakan sebelumnya, banyak orang jahat di Los Angeles. Kau tahu, para penjahat tak memandang umur. Apalagi seorang gadis yang selalu pulang larut sendirian. Aku masih ada Rooney. Kau?" Ucapnya berhenti lalu menyeruput kopinya lagi.

 "Aku hanya menyarankan dan em.. Ya, kurasa Justin mampu jika mengantarmu pulang setiap hari setelah pulang kerja" Sambungnya lagi membuatku tersedak.

"Aku bukan anak kecil yang harus dijaga. Dan mengapa harus Justin? Jangan terlalu berharap lebih padanya" Ujarku ketus. Karena membayangkan wajah dingin Justin sudah membuatku tak yakin bahwa ia mau mengantarku pulang setiap hari.

Jules memutar bola matanya kesal. "Ya ya kau bukan anak kecil. Memangnya mereka akan takut jika kau bukan anak kecil? Dasar bodoh" Ujarnya. Kurasa ia kesal.

"Ya terserah kau" Jawabku malas sambil meminum Macchiato. Kopi kesukaan Justin. Rasanya mirip Capuccino kopi kesukaanku. Kurasa aku telah menyukai macchiato mulai hari ini. Setelah meneguknya beberapa kali, aku kembali menatap Jules.

"Bagaimana, setujukah jika Justin mengantarmu setiap kau pulang kerja?" Jules menatapku jahil. Mood nya Cepat sekali berubah ughh.

Aku memutar bola mataku kesal, tak suka melihat wajah Jules yang terlihat menyebalkan. "Mengapa harus Justin? Aku bisa saja meminta Dave untuk menjemputku!" Bantahku.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now