Chapter 11

101 8 0
                                    

Selena's POV

 -Malam hari

Hari ini cukup melelahkan, bukan hanya aku saja yang merasakan, pelayan yang lainnya pun juga begitu. Pengunjung Restaurant hari ini sangat ramai membuat kami para pekerja kwalahan melayani mereka.

"Steven apa kau disana?" tanyaku setelah mendengar suara pecahan kaca dari ruang VIP. Dengan ragu dan merasa sedikit takut, aku menghampiri ruangan itu, pasalnya semua rekan kerjanya sudah pulang terlebih dulu terutama Jules dan Alex dan hanya menyisakan aku dan Steven saja diruangan ini, karena bagian kerja kami belum selesai.

"Steven apa kau baik-baik saja" ucapku sekali lagi dan menghentikan langkahku tepat di depan pintu ruang VIP itu. Karena tak ada sahutan sama sekali aku mencoba memberanikan diri untuk masuk kesana. Dengan langkah gemetar aku terus berjalan dan membuka pintu itu.

"Tak ada siapa-siapa" Gumamku bergidik ngeri. Langsung saja aku cepat-cepat keluar meninggalkan tempat itu dan...

"Kyaaaa!!!"

Mataku terpejam kuat saat aku menabrak sesuatu setelah aku keluar dari ruangan itu.

"Ada apa denganmu?" Suara itu...

"Oh my God Stev! Kau membuat jantungku hampir copot" Omelku padanya setelah aku tahu bahwa itu Steven.

"Kenapa kau terlihat ketakutan" ucapnya disertai dengan tawanya yang meledek.

"Aku mendengar suara pecahan kaca dan.. suaranya berasal dari ruangan itu." Jelasku sembari menunjuk ke ruangan VIP.

"kukira itu dirimu makanya aku ingin memastikan apakah kau baik-baik saja dan ternyata tak ada siapapun di sana." Sambung ku lagi sembari gemetaran.

"Aku di dapur sejak tadi, lagipula ruangan ini sudah diambil alih oleh Fany, jadi aku tak mungkin masuk ke sini." Jelas Steven membuat bulu kudukku berdiri.

"Oh ayolah jangan berdiri di depan ruangan ini, aku ingin ke depan." Ucapku meninggalkan Steven.

"Sel tunggu!!" teriak Steven membuatku menoleh.

"Lihat itu" ucapnya sembari menunjuk kearah pintu ruangan itu.

"Kucing?" Tanyaku heran.

"Cuman seekor kucing. Kau tak perlu takut" Ujar Steven tertawa kecil.

"Hah, ternyata kucing" Ucapku lega. Ya Tuhan aku sudah panas dingin karenanya.

"Aku ingin pulang, apa kau sudah selesai?" Tanyaku pada Steven.

"Belum, sedikit lagi. Kalau kau ingin pulang, duluan saja aku harus menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan dimasak besok." Jawab Steven. What dia sangatlah pemberani.

"Kau sendiri tidak apa-apa kan?" tanyaku dan langsung dibalas dengan tawanya.

"Kau pikir aku takut? Di dalam Restaurant sebesar ini sendirian itu tak Masalah bagiku" ucapnya dengan Nanda sombong.

"Lagipula disini masih ada Roney dan Bill" Sambungnya lagi.

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu. Jangan pulang terlalu malam ya" Ujarku sambil menuju ke lokerku.

"Iya sayang" ucapnya membuatku tertawa geli.

Seperti biasanya aku selalu pulang pukul 12 malam. Aku menikmati kesendirianku berjalan sambil melihat indahnya suasana malam di kota Los Angeles.

Dari kejauhan samar-samar aku melihat seseorang seperti tergeletak di trotoar, Dengan langkah cepat aku menghampiri orang itu. Aku ingin memastikannya apakah dia pingsan atau mati.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now