Chapter 26

43 4 0
                                    

Selena's POV.

"Kendal, apakah rumahmu masih jauh?" aku bertanya setelah mengakhiri percakapanku dengan Jules.

Ia tak menoleh dan menatap fokus jalanan di depan.
"Tidak, rumahku sudah dekat, kita akan sampai"

Aku memandangi setiap bangunakn di sepanjang jalan yang kulalui saat ini. Masih terlihat ramai meskipun haris sudah larut. Tak seperti di area kompleks perumahanku yang selalu terlihat sepi. Mobil yang kami kendarai  menepi di pinggir jalan dan berhenti di depan sebuah bangunan. Kurasa ini rumahnya.

"Ini rumahmu?" tanyaku sebelum mobil kendal berhenti sepenuhnya.

"Bukan, hanya parkir di sini saja. Aku ingin ke minimarket sebentar, ada keperluan yang harus ku beli." Kendal menunjuk ke arah minimarket tepat disebelah bangunan yang kukira adalah rumah Kendal.

"Kau ingin ikut denganku?" Kendal melepas seat belt sebelum ia membuka pintu mobil.

"Aku menunggu di sini saja" ujarku, dia mengangguk setelah itu keluar.

Tak lama Kendal datang dengan dua kantung plastik ditangannya.

"Apa aku lama?"

Aku menggeleng pelan dan melihat salah satu isi kantung plastik itu terbuka.

"Kau suka makanan anak kecil" Aku terkekeh ketika melihat makanan kaleng yang biasa dimakan anak berusia lima tahun ke atas.

Kendal ikut tertawa sebelum ia menyalakan mesin mobilnya. "Adikku yang meminta ini semua"

"Kau punya adik?" tanyaku heran. Kukira ia hanya seorang diri dirumah.

"Ya, dia lucu sekali. Aku sangat menyayanginya. Mereka akan senang melihat kehadiranmu nanti"

Aku tersenyum kepadanya. "Adikmu pasti manis sekali"

"Yeah, tentu. Belum lagi kau melihat kakak dari kedua anak kecil itu. Dia sangat tampan"

Aku menautkan kedua alisku dan berfikir sejenak.

"Mereka bukan adik kandungku. Tapi aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Kakak dari kedua anak kecil itu juga ikut tinggal dirumahku. Kau tak keberatan bukan?"

"Tak masalah, mungkin aku bisa berkenalan dengannya nanti" aku terkekeh begitupun Kendal.

-------

Mobil ini berbelok di salah satu kompleks perumahan tak jauh dari jalan utama. Daerahnya tak terlalu sepi seperti di daerahku. Dan pada akhirnya mobil Kendal berbelok di salah satu perumahan sederhana namun terlihat nyaman.

Tunggu, rumah ini tak asing bagiku. Aku merasa bahwa aku pernah ke rumah ini. Tak terlalu jelas sebenarnya, tapi aku yakin bahwa aku mengenal rumah ini.

"Kita sampai, ayo turun" Kendall membuka mobil dan keluar terlebih dulu. Sedangkan aku, buru-buru melepas seatbelt ku dan ingin menyusul Kendal yang masih membuka pintu dengan kunci.

Justin.

Aku terkesiap ketika otakku mengingat suatu hal. Rumah ini..

"Hey! Jangan melamun terus. Ayo masuk."
Kendal menuntunku memasuki rumah. Dan..
Yeah benar, aku mencoba tenang dan berusaha mengingat sepenuhnya.

"Duduklah, maaf rumahku tak seindah yang kau fikirkan" Kendal menunjuk sofa tepat di depan kami.

"Kau bicara apa, aku tak pernah berfikiran seperti itu asal kau tahu. Aku hanya.. Uhm, Kau tinggal bertiga dirumah ini, apa itu benar?" tanyaku tenang dan setelah itu menjatuhkan bokongku ke sofa.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now