Chapter 22

103 5 0
                                    

Aku tak percaya ini, restaurant terlihat sangat ramai dipenuhi oleh  banyak pengunjung. Aku melangkah mendekat  menuju pintu masuk dan tak lupa menyapa Bill dan Roney terlebih dahulu.

Roney berdeham membuatku menghentikan langkahku. "Bukankah aku sudah menyapa anda Mr.Roney?"

Dia tersenyum jahil, pasti ingin menggodaku.
"Kau beruntung mendapatkan pria sepertinya " ujar Bill terkekeh.

Aku mengernyitkan dahi. "What do you mean brother?" Tanyaku tak mengerti. Mereka masih sibuk menertawaiku.

"Kau keterlaluan Mrs.Gomez, membiarkan pria mu sendirian didalam Cafe. Dia menunggumu sampai kau pulang kerja. Sedangkan kau malah asyik dengan Jules." Roney kembali tersenyum jahil padaku. Oh ayolah.. aku paling tak suka jika ia tidak To The Point dalam mengatakan sesuatu.

"Pria di dalam Cafe? Sendirian? Oh ayolah katakan lebih jelas jangan seperti ini" Protesku menatap kesal pada mereka.

Bill membenarkan topi nya lalu menatapku. "Semalam dia menunggumu di dalam Cafe itu" ujarnya seraya menunjuk Cafe di seberang jalan.

Aku mengikutih arah jari telunjuk Bill.
"Lalu?"

"Dia menunggumu sampai kau benar-benar selesai bekerja. Apa kau tidak tahu?" Tambah Roney.

Aku menggeleng  kecil dan mencerna pembicaraan mereka. "Siapa dia?" Tanyaku memastikan.

"Pria yang kau ajak berkencan tadi malam" ujar Bill mengedipkan satu matanya padaku.

Aku pun tercengang. "Justin maksudmu?" Tanyaku lagi dan mereka mengangguk.

Justin menungguku didalam Cafe? Menungguku sampai aku pulang kerja?

"Apa kau serius?" Tanyaku sekali lagi.

Roney memutar bola matanya jengah. "Ya Mrs.Gomez"

Aku terpaku mendengar penjelasan dari mereka. Pantas saja, Aku tak heran jika ia tiba-tiba muncul dan menyelamatkanku. Ternyata dia diam-diam menungguku. Dasar pembohong, katanya semalam ada urusan.

"Urusan apanya, huh" Celetuk Selena sambil tersenyum sendiri.

Kedua penjaga restauran itu mengernyit bingung.
"Apa maksudnya? Hei jangan tersenyum seperti itu. Kurasa kau sudah gila" Ujar Roney membuyarkan lamunanku. Aku tersadar lalu terkesiap.

"Aku tahu kau sedang bahagia, bahkan kau tak memberitahu pada kami kapan kalian mulai berpacaran"  Roney berujar kembali.

Aku menatap tajam ke arah Roney. "Hey siapa bilang aku berpacaran dengan Justin! Kami hanya berteman" Tegas ku lalu meninggalkan mereka yang sedang tertawa penuh dengan kemenangan.

"Hey baby, kau sudah datang" Jules menghampiriku dan memeluk diriku erat sampai aku kesulitan bernafas. Ada apa dengannya.

"Tentu saja" Aku membalas pelukannya, meskipun aku tak kuat lagi. Akhirnya aku melepas pelukannya.

"Semalam kau baik-baik saja kan, uhm.. maksudku kau pulang ke rumah tanpa ada gangguan kan?"

Aku mengerutkan dahiku bingung. "Ah ya.. aku baik-baik saja memangnya kenapa?" Jawabku sengaja berbohong karena aku tidak mau memberitahu Jules yang sebenarnya.

"Oh..tak apa Sel, ayo ganti bajumu kita harus bekerja" Jules melambaikan tangannya padaku dan pergi menghampiri pelanggan.

Ada yang aneh pada diri Jules, dia seperti menyembunyikan sesuatu. Oh tidak, kuharap dia selalu jujur padaku.

Aku membuka lokerku mengambil baju kerja yang akan aku pakai. Setelah memakainya aku menata sedikit rambutku yang berantakan.

"Selena meja 26!"

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now