Chapter 25

62 6 0
                                    

Gadis itu langsung menarikku menjauhi gang gelap dan sepi menuju ke jalan utama.

"Kau akan membawaku kemana. Arah rumahku bukan ke sini"
Aku merasa gadis ini membawaku pergi menjauhi gang rumahku.

"Maaf untuk saat ini kau jangan kembali kerumah dulu, pria itu tak sendirian."

"Tapi aku harus pu-"

"Masuklah"

Ucapanku terpotong olehnya dan gadis ini menyuruhku untuk masuk ke dalam mobil.
Aku menurut tanpa membantah.

"Siapa kau?" tanyanya lalu aku menoleh kesamping karena ia sudah duduk di kursi kemudi.

"Selena"

"Aku Kendal," balasnya lalu aku mengangguk.

"Oh Selena, apa yang kau lakukan di tempat gelap tadi?" Gadis ini melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Aku dikejar oleh pria gila itu. Aku pikir tempat itu aman untuk bersembunyi."

"Nyatanya tidak kan? Untung aku segera melihatmu, jika tidak bagaimana?"

"Terimakasih Kendal." ujarku lalu ia menoleh ku sekilas sembari tersenyum lalu kembali fokus pada jalan.

"Jika kau kembali kerumah, itu bukanlah ide bagus. Pria itu membawa teman, tapi mereka bersembunyi"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Begini, jadi aku habis berkunjung kerumah temanku. Sebelum aku masuk ke dalam gang, aku tak sengaja melihat tiga orang pria dengan pakaian serba hitam. Mereka berdiri di gang roses, itu nama gang rumahmu bukan?" tanyanya lalu aku mengangguk.

"Aku pikir orang itu hanya sekedar mengobrol biasa, namun mereka mencurigakan. Aku bersembunyi di balik dinding. Mereka bertiga berpencar sedangkan salah satu dari mereka berjalan ke arahku. Aku fikir aku tak aman jika terus mengintainya, jadi aku memutuskan untuk berlari menuju kerumah temanku dan segera mengetuk pintu rumahnya." ujarnya dengan tenang, aku masih mendengarkan dirinya dengan serius.

"Setelah dibukakan pintu, aku masuk dan tak lama aku bertamu disana jadi aku memutuskan untuk segera pulang karena hari sudah larut. Kau tahu saat aku berjalan menuju ke mobil aku melihatmu berjongkok dibalik tong sampah. Aku sempat berfikir mengapa kau di tempat itu, lalu ada seorang pria berjalan mendekat ke arahmu setelah itu kau diseret paksa oleh pria tadi. Aku tak tega dan langsung membantumu."

"Kau sangat berani melakukan hal itu, sekali lagi terima kasih, kau baik." ujarku tersenyum hangat padanya.

"Ah, aku sebenarnya penakut, hanya saja aku berfikir bagaimana cara mengalahkan penjahat, yah kurasa dia penjahat. Kau lihat tadi, aku sudah menemukan kelemahannya"

Aku tertawa puas dan mengingatkan padaku waktu kejadian aku menendang miliknya juga saat aku diculik pria itu. "Kau benar, kelemahan seorang pria ada pada bagian "itunya" ucapku terkekeh dan diapun ikut tertawa kecil.

"Jadi aku akan kemana untuk saat ini?" tanyaku bingung karena aku tak bisa pulang untuk kedua kalinya. Kurasa dad mengkhawatirkanku.

"Bagaimana jika kau menginap dirumahku saja, kau mau?"

Aku sedikit terkejut mendengar ucapannya. Baik sekali gadis ini, ia sudah menyelamatkanku dan kini ia menawarkan aku untuk menginap dirumahnya.

"Tentu aku mau, asal kau tidak keberatan jika aku menginap dirumahmu" balasku kikuk.

Gadis bernama Kendal itu mendelik kearahku. "Hei, aku sama sekali tak merasa keberatan. Aku senang sekali bisa membantumu Selena. Aku senang sekali memiliki teman baru sepertimu."

My Sweatheart Justin Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt