Chapter 9

92 9 0
                                    

*Selena POV

"Kita parkir disini saja Swift" ucapku padanya  kala mobil yg kami kendarai sudah sampai tujuan.

"Ok, lihatlah banyak sekali pengunjung yg datang." Swift menunjuk kearah pinggir danau.

"Pasti disana banyak pria tampan," Ucapku lalu tertawa saat melihat ekspresi Swift yang melongo menatapku.

"Kau baru saja mengatakan apa? Apa aku tak salah dengar? Oh ya tuhan akhirnya sahabatku ini sudah mulai mengenal pria." ucapnya membuatku ingin membekap mulut sialan itu.

"Memang nya aku tak normal? Asal kau tahu, aku juga bisa merasakan jatuh cinta seperti orang lain" Ujarku tak terima.

"Wow sejak kapan kau begini? " tanyanya mengejekku. Rasanya aku ingin mencubitnya.

"Sejak kau pindah ke Canada" bisikku sambil menjulurkan lidahku lalu aku keluar dari mobil.

"Ya ya ya semoga di tempat ini kau menemukan pria tampan dan sejati" celoteh Swift sambil terkirim.

"Ya Semoga tuhan mendengarkan dan mengabulkan doamu Taylor Harry Swift" Ejekku mengganti namanya dan langsung dibalas dengan tatapan tajam dari matanya yg hampir keluar itu.

"Jangan sebut nama Harry lagi. Kau tahu, tidak semudah itu aku menyukainya" Ucapnya dengan pipi sedikit memerah.

"Seriously? Apakah kau tak ada rasa sedikitpun padanya ?"  Tanyaku sengaja menggoda Swift.

Seketika pipi Swift tambah memerah seperti kepiting rebus. Sangat lucu.
"Tidak! Ah sudahlah kita ini akan bersenang- senang jangan bicarakan soal itu lagi" Banyaknya kesal  hingga membuatku tertawa penuh dengan kemenangan.

Tiba-tiba Rooney dan Jules muncul.
"Hei-hei kalian cepat sekali, apa kalian mengebut? "
Tanya Rooney.

"Ah tidak, aku hanya mengambil jalan pintas" Balas Swift.

"Pantas saja kau sampai duluan" sambung Jules.

"Ayo kita kesana sekarang, sebentar lagi acaranya akan dimulai." Ajakku lalu mereka mengikuti ku.

Namun Rooney dan Jules berhenti seperti melupakan sesuatu.
"Sebentar kau duluan saja dengan Swift aku mengambil lampion dulu di dalam mobil." Ucapnya lalu mereka kembali ke mobil untuk mengambil lampion miliknya.

Aku dan Swift merapat bergabung bersama orang-orang yg ada di tepi sungai, sembari menyalakan lampu lampion yg kami bawa. Kami menunggu Jules dan Rooney.

Aku melihat sekeliling dan tak sengaja tatapanku jatuh pada seorang pria yg tak asing di mataku, jaraknya cukup jauh dariku dia juga sedang menatapku. Aku rasa dia sudah lama memandangiku.

"Justin?" gumamku saat aku tau ternyata pria itu adalah Justin. Rasanya aku ingin menghampiri dirinya tapi bagaimana nanti responnya?

Tapi dia tetap berdiri di sana dan... menatapku? Entah mengapa sekarang  aku tidak merasa takut lagi saat ditatap olehnya.

Roney dan Jules muncul sambil membawa lampion mereka. Seperti biasanya mereka selalu mengumbar kemesraan di depanku. membuatku malas untuk melihatnya.

"Sebentar aku harus kesana dulu" ucapku dengan tiba-tiba. Aku tak peduli apa tanggapan Justin nanti.

"Hei sebentar lagi acara akan dimulai Sel !" kudengar Jules berteriak, tapi aku tetap  berjalan menghampiri pria itu.

"Hanya sebentar!" Balasku sambil mempercepat langkahku. Dan kulihat pria itu terus menatapku lekat, barulah ia membuang tatapannya setelah aku sudah dihadapannya.

"Kau disini juga?" tanyaku tersenyum padanya, aku tidak peduli dia akan menjawab pertanyaaanku atau tidak.

"Menurutmu?" tanyanya balik tanpa melihatku yang berada di depannya. Sebuah keajaiban jika dia menjawab pertanyaanku langsung, biasanya butuh beberapa menit dia mengeluarkan suaranya.

My Sweatheart Justin Där berättelser lever. Upptäck nu