Chapter 13

85 7 0
                                    

Author's POV

Pria dingin berhoodie hitam memasuki rumah sakit dengan raut wajahnya yang murung. Hari ini adalah penentuan apakah adiknya selamat atau tidak setelah menjalani operasi dan saat ini keadaanya kritis.

"Ken.." panggil Justin dengan suara yang serak. Kendal yang mengetahui kedatangan Justin dia langsung menghambur memeluk pria itu. Gadis itu menangis, air mata Kendal mengalir begitu deras.

"What happened? Kenapa kau menangis Ken?! Apakah Jazmyn baik-baik saja?!" tanya Justin khawatir dengan adik perempuannya itu. Kendal tak membalas pertanyaan Justin, gadis itu malah tambah terisak membuat Justin frustasi. "Katakan padaku bahwa Jazmyn baik-baik saja Ken!!" bentak Justin melepas pelukannya dari Kendal lalu pria dingin itu masuk keruangan dimana Jazmyn terbaring.

Klek..

"Jazmyn!! " teriak Justin setelah memasuki ruangan itu.

"Maaf tuan Anda tidak diizinkan untuk memasuki ruangan ini terlebih dahulu, pasien sedang diperiksa" ucap suster menahan Justin yang ingin mendekati Jazmyn.

"Apa masalahmu?! Ini adikku aku harus tau keadaannya!" Bantah Justin memberontak setelah beberapa suster menahannya dan berusaha mengeluarkan Justin dari ruangan itu.

"Dengar tuan! Keadaan Jazmyn sudah pulih. Dia berhasil melewati masa kritisnya, kami sudah mengusahakan yang terbaik untuk Jazmyn. Dapat dikatakan bahwa operasinya berjalan dengan lancar dan berhasil" tegas suster itu emosi melihat gelagat Justin yang berusaha mendekati Jazmyn.

"Apa kau tak salah bicara?" Tanya Justin tak percaya setelah mendengarkan penjelasan dari suster itu.

"Tidak, anda sudah tau kan? Sebaiknya anda keluar dulu kami akan memeriksa pasien. Anda bisa masuk lagi melihat Jazmyn setelah kami memberikan izin pada anda."

"Oh ya tuhan terimakasih." Ucap Justin bersujud bersyukur. Dia sangat bahagia, Jazmyn sudah menjalani operasinya dan itu berarti adiknya pasti akan sembuh.

"Terimakasih, maaf aku sudah lancang memasuki ruangan ini tanpa izin" ucap Justin merasa bersalah lalu pria itu keluar dari ruangan Jazmyn.

Kendal menoleh saat Justin keluar. "Aku menangis bahagia Just" ucap Kendal.

Justin menghampiri Kendal lalu memeluk erat sahabatnya itu kembali. "Kau tahu Ken, ini merupakan suatu kebahagiaan yang tak terduga. Akhirnya gadis kecil itu bisa sembuh dan tidak lama lagi dia akan keluar dari rumah sakit ini. Kendal mengeratkan pelukannya dengan Justin. Mereka sangat bahagia karena gadis kecil kesayangan mereka bisa sembuh.

"Bukankah aku pernah bilang, tuhan itu adil" ucap kendal melepas pelukannya dengan Justin. "Kenapa dahimu diperban?" Tanya Kendalnsetelah tersadar melihat wajah pria tampan itu yang penuh luka lebam dan perbanan.

"Aku hanya bertengkar kecil dengan segerombolan tukang palak dijalanan" ucapnya berbohong. Ia tak mau Kendal tahu yang sebenarnya jika yang membuatnya babak belur seperti ini adalah Chris,

"Lalu kau melawannya sendirian begitu?"

"Aku dibantu orang yang kebetulan sedang melintas melewati jalan itu" ucap Justin berusaha untuk tak memperlihatkan kebohongannya itu. Kendal tahu kalau Chris adalah teman dekat Justin.

" Siapa yang mengobati lukamu? Kau sendiri?" Tanya Kendal penasaran.

"Ya"  jawab Justin cepat.

"Aku tidak apa-apa, yang terpenting sekarang adalah aku harus menebus obat Jazmyn.

"Gampang, aku sudah membayar semuanya, Kita tinggal membawa pulang Jazmyn saja. Kira-kira dua hari lagi Jazmyn dirawat, setelah itu dokter memperbolehkan Jazmyn pulang dan aku sudah membayar biaya penginapan selama dua hari itu." Jelas Kendal  membuat Justin melemas. Sungguh Justin beruntung memiliki sahabat seperti Kendal.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now