Defense two

264 56 6
                                    

"Apa liat liat!" Aileen berucap judes pada Reynald yang memandangnya saat memasuki kelas.

Reynald menggeleng dan mengedarkan pandangannya ke arah lain.

"Ini novel lo. Ngapain ke perpus," ujar Caca meledek sambil tertawa.

"Bukannya telpon gue dari tadi gitu ke anjrit," Aileen mendengus sebal.

"Hehh kutil Moa, emangnya lo bawa handphone hah?"

"Ohiya lupa hihiii." Karena terlalu terburu- buru, ia sampai lupa membawa handphone ke perpustakaan.

"Bodo amat kambing."

"Kambing ko ngomong kambing," Sahut Feral

"Yess dapet pembelaan." Aileen tersenyum senang membuat Caca memanyunkan bibirnya

"Ada yang ngebela emang?" Tanya Feral dengan wajah yang polos.

Seketika Aileen diam dengan tatapan tajam ke arah Feral. Tawa Reynald pecah seketika melihat perubahan raut wajah Aileen, ya! Dari tadi cowok itu menguping.

"Cemingg. Hahaha malu woiii," kata Reynald masih dengan cekikikannya.

"Diem atau gue cekik leher lo sampe mati." Ancam Aileen dengan tatapan tajamnya dan tangannya diangkat ke udara alih-alih orang menyekik. Bukannya terlihat seram, justru malah terlihat lucu.

"Muka lo kaya venom," alibi Reynald, tentu saja Reynald berbohong.

"Ohhhhhhh," jawab Aileen lalu membenarkan duduknya kembali menghadap depan, karena guru matematika sudah memasuki kelas.

"Mulai dah jurus 'ohhhh' nya," Desis Caca pelan, Aileen terkekeh kecil.

Pelajaran pun dimulai, keadaan kelas hening dengan sebagian anak memperhatikan penerangan dari Bu Ina di depan, sebagian ada yang tidur, sebagian lagi ada yang melamun.

Aileen dan Caca sedang berada di opsi pertama, yaitu memperhatikan.

Saat sedang asik mencatat catatan di papan tulis dari guru, Rambut Aileen ditarik oleh orang yang berada di belakangnya. Aileen diam tidak menanggapi, dan rambutnya malah ditarik lagi membuatnya berdecak.

"Ck!"

"Rey, jangan bangunin macan lagi anteng napahh," kata Caca yang ikutan kesal.

"Ini nih ngartis banget di gangguinnya," jawab Reynald sambil menunjuk cewek di depannya.

"Rey tangan lo pengen gue iket aja dah anjir. Gue sama Caca udah pusing jadi wasit kalian berdua." Ferall ikutan

"Nah beneeer."

"Siapa yang nyuruh kalian jadi wasit coba."

"Ya abisan kal-" ucapan Caca terpotong karena Aileen memotong.

"Bisa tenang gak sih. Gue pusing nihh liat materi di depan," kata Aileen memandang ketiga temannya.

"Sok serius lo," ujar Reynald.

"Bacot." Aileen kembali memfokuskan pandangan ke depan, tetapi tidak lama kemudian rambutnya ditarik lagi oleh anak setan bin gesrek dibelakang.

"Reynald! Tangan lo minta dipotong juga ya lama lama!" Desis Aileen dengan emosi yang ditahan tetapi tetap menimbulkan suara yang nyaring hingga terdengar ke telinga Bu Ina.

"Ada apa ribut ribut disana?" Tegur Bu Ina.

"Si Reynald Bu, kebelet poop," jawab Aileen asal.

"Eh sembarangan amat, siapa juga yang kebelet," balas Reynald tak terima.

DEFENSE✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora